Melawan Kanker
Pengantar
Pendahuluan
Kisah Peperangan
Sebuah 'Kekeliruan Negatif'
Beralih ke Nutrisi
Prinsip Pertama - Kenali Musuh Anda
Apa Kanker Itu?
Apa Penyebab Kanker?
Sistem Kekebalan Anda
Strategi Pengobatan
Prinsip Kedua - Putuskan Jalur Pasokan Musuh
Pembersihan Internal & Detoksifikasi
Enema
Koloniks
Puasa Juice
Prinsip Ketiga - Bangunlah Kembali Sistem Pertahanan Alamiah Anda
Menjadi Vegetarian
Menemukan Alergi Makanan
Lemak
Olah Raga
Prinsip Keempat - Ikutsertakan Balabantuan
Vitamin
Mineral
Pasukan Lainnya
Prinsip Kelima - Pertahankan Semangat
Menolak Berperan Sebagai Korban
Menemukan Humor
Prinsip Keenam - Pilihlah Pertolongan Profesional Anda Secara Seksama
Bidang-Bidang & Filosofi
Menjadi Rekan Seperjuangan
Teman-Teman Tetap Terlibat
Mendukung Orang-Orang Yang Menolong
Apendiks A
Apendiks B

 

 

Melawan Kanker

Anne E. Frahm & David J. Frahm

Mendukung Orang-orang Yang Menolong (Kontribusi Dave)

Sampai sejauh ini fokus bab ini adalah bagaimana anda dapat menemani pejuang kanker untuk memberi pertolongan dan semangat di dalam peperangan. Biarlah saya mengalihkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan suami/istri ketika kanker menyerang pasangan yang sudah menikah.

Sebagai pasangan hidup seorang pejuang kanker, saya yang pertama kali belajar stres dan frustrasi karena terpaksa berperan sebagai pengambil alih. Itu adalah peran yang sukar dimainkan. Anda berlakon sebagai "silent partner," orang di belakang layar yang ditugasi mengatur kebersamaan semua pihak dan agar berjalan mulis. Sementara pasangan anda mendapatkan perhatian terbanyak dari orang-orang yang perduli (dan sebaiknya demikian), anda sering menjadi lelah karena mencoba mempertahankan tanggungjawab yang semakin meningkat, tekanan permintaan, dan rangkaian tagihan yang tidak habis-habisnya. Tekanan untuk mempertahankan "one man show," yang tadinya merupakan upaya sebuah tim, dapat menenggelamkan. Semua ini terbentuk, tentu saja, oleh ketakutan akan kehilangan pasangan anda.

Jadi bagaimana anda secara efektif menolong dan memberi semangat seorang teman atau anggota keluarga yang merawat pasangannya yang menderita kanker? Berdasarkan pengalaman saya pribadi, pikiran-pikiran berikut ini terbersit dalam benak saya

Biarkan Penolong itu Tahu bahwa Anda Perduli
Ada dua orang yangterluka saat salah seorang pasangan menderita sakit yang serius. Kadang-kadang pasangannya yang sehat itu menjadi terabaikan, tersingkirkan. Membiarkan orang itu tahu bahwa anda perduli dan secara khusus berdoa untuknya akan membangkitkan semangat dan meringankan beban.

Ketika pertama kali belajar bahwa istri saya menderita kanker yang "tak ada harapan," saya merasa sangat kesepian. Saya pulang ke rumah dari rumah sakit pada malam hari dengan tenggorokan yang terasa penuh, bertanya-tanya apa jadinya hidup ini tanpa pasangan di sisi saya. Saya melihat-lihat ke sekeliling rumah, membayangkan kekosongan nantinya tanpa kehadiran teman terbaik saya. Hati saya sakit melihat anak-anak saya, begitu muda untuk menghadapi kepergian ibunya, dan kesepian yang mengerikan yang harus mereka rasakan.

Panggilan telpon dari berbagai anggota keluarga dan teman-teman membantu saya merasakan sepertinya orang-orang lain itu tahu penderitaan saya. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana kabar Anne. Mereka menanyakan bagaimana perasaan saya dan bagaimana mereka dapat menolong saya. Saya tidak selalu tahu apa yang harus saya katakan pada mereka, namun telpon-telpon dari mereka membuat saya tahu bahwa mereka ada bersama-sama dengan saya selama dan melalui krisis itu.

Saya sangat menghargai ketika mendengar bahwa orang-orang berdoa untuk kami. Saya ingat sebuah malam yang istimewa ketika saya sedang bersama dengan sekelompok teman dan mereka secara khusus bersama-sama mendoakan saya. Saya telah begitu ditenggelamkan oleh semua hal yang harus saya hadapi ketika mereka menanyakan apa yang dapat mereka doakan, yang dapat saya lakukan hanyalah menangis. Mendengarkan teman-teman ini berdoa membuat saya sadar, bahwa saya tidak sendirian di dalam peperangan.

Ketahuilah Apa yang Akan Paling Banyak Membantu
Ketika istri saya pulang ke rumah dari rumah sakit, tugas menjadi perawat dan pemelihara rumah jatuh ke pundak saya, bersama dengan semua hal lain yang menjadi tanggung jawab saya dalam kehidupan. Akan mudah bagi orang lain untuk menyalahartikan pertolongan macam apa yang paling saya butuhkan. Misalnya, saya seorang laki-laki, orang lain dapat dengan mudah mengasumsikan bahwa saya akan senang bila ada orang lain yang membersihkan rumah. Yang sebenarnya adalah, saya suka membersihkan rumah, mencuci peralatan makan, dan mencuci pakaian. Melakukan pekerjaan-pekerjaan itu membuat saya merasa seperti dapat mengendalikan keadaan. Melibatkan hal-hal itu dalam rutinitas pemeliharaan sehari-hari memberi saya suatu rasa keseimbangan emosi dalam menghadapi situasi yang tak tentu. Saya lebih suka kalau seseorang mengajak anak-anak saya ke luar untuk berenang atau menonton film lucu atau jalan-jalan ke kebun binatang.

Setiap orang yang berperan sebagai penolong adalah unik. Setiap penolong merasakan kebutuhan-kebutuhan itu berbeda. Pertolongan yang anda tawarkan mungkin tidak cocok dengan keinginan dan kemauan orang itu yang sebenarnya. Mintalah orang itu untuk membuat sebuah daftar, satu daftar keinginan, terhadap bermacam-macam hal yang paling disyukurinya bila dikerjakan. Suruhlah dia memperbaruinya setiap minggu. Dengan kata lain, beri batasan waktu terhadap daftar itu. Setiap minggu yang baru adalah sebuah kesempatan untuk membuat sebuah daftar baru berdasarkan pada perubahan emosi dan keadaan rumah.

Jika pertolongan yang dibutuhkan teman anda bukan sesuatu yang mampu anda sediakan, mungkin anda bisa menjadi mediator untuk menemukan orang lain yang dapat melakukannya. Dengan melakukan hal demikian, anda bisa menemukan diri anda sendiri melakukan pertolongan dalam suatu cara tidak terbatas yang tidak pernah anda bayangkan.

Biarkan Orang itu Bebas Menjadi Dirinya Sendiri
Beberapa orang mengatakan bahwa setiap orang punya kebutuhan universal untuk berbicara mengenai masalah pribadi dengan orang lain. Mungkin itu benar. Jika demikian, itu pasti benar. Saya telah bertemu orang-orang yang pasangannya sakit yang membutuhkan dan menghargai berbagai interaksi dengan orang lain. Contohnya saya, saya membutuhkan lebih banyak waktu sendirian untuk merefleksikan dan menuliskan pikiran-pikiran saya di dalam sebuah jurnal. Berpikir dan menulis adalah cara saya memilah emosi saya. Saya kadang-kadang kasihan akan 'maksud baik' orang-orang yang mati-matian berusaha memberi semangat dengan mencoba mengisi waktu saya dengan kehadiran mereka. Mereka bahkan tidak membiarkan pikiran saya beristirahat sebentar (mungkin mereka kuatir pikiran saya tidak bangun-bangun lagi)!

Ada satu pasangan, yang mengetahui tentang saya, yang menanyai saya apakah waktu saya menyendiri sudah cukup untuk mengisi kembali "baterai" saya. Mereka sering mengatur waktu di dalam jadwal mereka sendiri untuk melakukan tanggung jawab di rumah sehingga saya dapat menjauh dan sendirian untuk sementara waktu. Sensitivitas mereka terhadap kebutuhan dan keunikan pribadi saya memang memuaskan. Itu membuat saya merasa sepertinya kebutuhan saya akan waktu menyendiri adalah sah -- bukan saja sah, tetapi perlu.

Akhirnya, ada satu prinsip yang seyogyanya menjadi pedoman untuk semua upaya yang berguna bagi seseorang yang merawat pasangannya yang menderita sakit serius: perhatian dan keterlibatan pribadi. Kita semua perlu tahu bahwa orang lain mau mengambil inisiatif untuk menjadi sadar akan apa yang kita rasakan dan kita jalani. Kita masing-masing perlu tahu bahwa orang lain akan mulai menemani untuk menolong dalam setiap cara yang benar-benar diinginkan.

Melalui pengalaman kami dan orang-orang lainnya sebelum dan sesudah kami, terbukti kanker tidak perlu menyombongkan dirinya sebagai lonceng tanda kematian bagi setiap orang yang terkena. Kanker bisa menjadi peperangan yang terhebat untuk mencapai indahnya kehidupan baru bagi pasien kanker dan setiap orang yang mengasihi penderita. Kiranya anda menggabungkan kekuatan dengan keberanian serta harapan -- dan memenangkan peperangan juga!

Apendiks A

 

S i t u s - L a i n :

Edi Cahyono's Experience
Nur Rachmi's World
Semsar Siahaan's Gallery
Oey's Renaissance
George Grosz
Satu Mei
Yayasan Penebar Page
Political-Economy Page
<<Previous  ||  Next>>