Melawan Kanker
Pengantar
Pendahuluan
Kisah Peperangan
Sebuah 'Kekeliruan Negatif'
Beralih ke Nutrisi
Prinsip Pertama - Kenali Musuh Anda
Apa Kanker Itu?
Apa Penyebab Kanker?
Sistem Kekebalan Anda
Strategi Pengobatan
Prinsip Kedua - Putuskan Jalur Pasokan Musuh
Pembersihan Internal & Detoksifikasi
Enema
Koloniks
Puasa Juice
Prinsip Ketiga - Bangunlah Kembali Sistem Pertahanan Alamiah Anda
Menjadi Vegetarian
Menemukan Alergi Makanan
Lemak
Olah Raga
Prinsip Keempat - Ikutsertakan Balabantuan
Vitamin
Mineral
Pasukan Lainnya
Prinsip Kelima - Pertahankan Semangat
Menolak Berperan Sebagai Korban
Menemukan Humor
Prinsip Keenam - Pilihlah Pertolongan Profesional Anda Secara Seksama
Bidang-Bidang & Filosofi
Menjadi Rekan Seperjuangan
Teman-Teman Tetap Terlibat
Mendukung Orang-Orang Yang Menolong
Apendiks A
Apendiks B

 

 

Melawan Kanker

Anne E. Frahm & David J. Frahm

Bab 4: Prinsip Ketiga -- Bangunlah Kembali Sistem Pertahanan Alamiah Anda

Jendral Manuel Antonio Noriega muncul kelelahan dan kurus dari misi diplomatik Vatikan di Panama City. Orang kuat-diktator Panama itu akan segera berakhir. Itulah waktunya istirahat. Dia sudah berakhir.

Hanya beberapa hari sebelumnya, tentara militer dari Amerika Serikat telah berkumpul di kota kecil Panama, bermaksud untuk menangkap Noriega. Bukti-bukti telah jatuh ke tangan perwira tinggi pemerintah AS.

Sang jendral secara diam-diam telah membantu kartel obat Kolombia dalam lalu lintas produk-produk ilegal ke A.S. Lalu ditentukan bahwa dia harus dihentikan.

Setelah menghindari para tentara selama beberapa hari, si licin Noriega melakukan perjalanannya ke kamp diplomatik Vatikan tempat dia mencari suaka politik dari boronnya. Terasing dan secara diplomatik berada di luar jangkauan Amerika Serikat, sepertinya kebosanan yang berlarut-larut akan terjadi. Sembilan hari berlalu tanpa sebuah gerakan di kedua pihak. Dunia mengamati karena ketegangan memuncak. Bagaimana pemecahan situasi ini? Siapa yang pertama akan mengedipkan mata?

Akhirnya pada hari ke sepuluh, Noriega yang kusut dan letih menyerahkan diri. Sebuah truk penuh tentara dengan cepat membawanya ke basis militer A.S. di Panama City. Di sana secara formal dia ditahan oleh agen-agen Drug Enforcement Administration A.S.

Pada mulanya tidak jelas apa yang menyebabkan Noriega menyerah. Untuk segala maksud dan tujuan, sepertinya dia bisa saja tinggal di kamp itu selama berminggu-minggu, mungkin berbulan-bulan, kebal dari lengan panjang Paman Sam. Di sana dia diberi tempat istirahat, diberi makan, dan dilindungi. Dia tidak bisa meminta situasi yang lebih baik lagi.

Japi apa yang akhirnya membuat jendral itu mengibarkan bendera putih? Apa yang mendorong orang kuat Panama itu bertekuk lutut? Mungkin rahasianya ada pada Monsinyur Jose Sebastian Laboa, duta besar senior yang mengepalai misi. "Dari mulanya," kata Monsinyur saat diwawancara, "Saya punya rencana untuk menciptakan lingkungan psikologis yang akan memastikan Noriega akan pergi." Detil rencananya mencakup menempatkan tamu tak diundang itu di sebuah kamar kecil yang tidak berpendingin udara tanpa akses televisi, minuman, atau senjata. Terputus dari berita dari dunia luar, tanpa senjata untuk melakukan serangan, dan kekurangan alkohol untuk mengisi nafsunya, sang jendral tidak bertahan lama. Monsinyur yang baik itu telah menjalankan rencananya dengan sempurna.

Ada hal paralel menarik di antara skenario konflik ini dan apa artinya bagi perang kanker secara nutrisional. Tepat seperti strategi Monsinyur Laboa yang menciptakan suatu lingkungan di mana tamunya yang tak diundang itu merasa tidak diterima dan tak nyaman, strategi di belakang terapi nutrisional adalah menciptakan lingkungan kimiawi di dalam tubuh di mana kanker akan menemukan dirinya tidak diterima dan tidak mampu bertahan hidup.

Untuk mengingatkan anda, dalam bab sebelumnya saya mengenalkan anda pada konsep memutus jalur pasokan dengan mendetoksifikasi tubuh anda dengan puasa juice dan enema -- langkah pertama menuju penciptaan lingkungan yang "memusuhi kanker."

Pada bab ini dan berikutnya saya bermaksud mengisi anda dengan langkah kedua: membangun kembali dan mempertahankan sistem pertahanan alamiah anda sendiri. Proses yang berkelanjutan ini meliputi tiga langkah: diet, olahraga, dan suplemen. Dalam bab ini saya akan membahas dua yang pertama, dan pada bab berikutnya saya akan membahas suplemen. Anda sedang menunggu jawaban saya bagi pertanyaan, "Jadi apa saja yang bisa saya makan?" Mari kita mulai dengan itu.

Diet "Makanan Hidup"
Dr. Max Gerson menulis di dalam A Cancer Therapy, "Kanker berkembang dalam tubuh yang, kurang lebihnya, telah kehilangan fungsi-fungsi normal metabolisme akibat dari peracunan kronis tiap-hari yang tertimbun terutama di hati." Tes darah saya melukiskan fungsi liver saya yang jelek. Saya sedang akan mempelajari cara makan yang akan menolong liver saya beristirahat dan tubuh saya menyembuhkan diri.

"Sekarang anda sudah melakukan permulaan yang baik dengan mendetoksifikasi tubuh anda," kata nutrisionis saya, "tujuan pada tahap ini adalah mulai kembali membangun sel-sel yang sehat. Walaupun demikian, kunci mendapat sel-sel sehat adalah tidak adanya halangan terhadap aliran nutrien dari makanan yang kita makan. Proses metabolisme bergantung pada seberapa baik kerja hati anda, dan sekarang yang anda perlukan adalah istirahat. Perlu waktu untuk menyembuhkan dan meregenerasi, yang hati dapat kerjakan. Anda harus memakan makanan hidup."

Tidak diragukan anda akan menanyakan pertanyaan yang sama dengan saya: "apakah makanan hidup itu?"

"Mereka adalah makanan dengan enzim-enzim yang hidup," ujarnya.

Andaikan besok pagi anda pergi ke mobil hanya untuk menemukan bahwa seseorang telah mengambil busi mobil anda. Tanpa busi, mobil anda mati, bukan? Ya, enzim-enzim melakukan terhadap tubuh anda apa yang busi-busi itu lakukan bagi mobil anda. Tanpa mereka, tidak ada yang dapat terjadi. Mereka adalah "katalis," tulis nutrisionis Maureen Salaman, "adalah protein-protein, yang seluruhnya terdapatr lebih dari dua ribu macam, yang memainkan peran vital di dalam setiap fungsi fisik manusia." Dr. Mary Swope menganggap mereka sebagai "kekuatan kehidupan ... dalam mempertahankan kesehatan dan kesembuhan."

Enzim-enzim memasok energi untuk semua reaksi biokimia yang membentuk kehidupan, meliputi pencernaan makanan. Tubuh kita memiliki enzim-enzim pencernaan, yang direaktifkan oleh hati. Dampak dari fungsi hati yang buruk terhadap keadaan seluruh tubuh adalah jelas: berkurangnya aktivitas enzim, yang mengarah ke pencernaan yang buruk, yang menyebabkan sel-sel kurang-makanan. Dalam keadaan demikian, sistem kekebalan tubuh goyah, organ-organ mulai menjadi disfungsional, dan terjadilah penyakit.

Untung saja, ada enzim-enzim pencernaan di dalam makanan yang kita makan. Nutrisionis Ann Wigmore menulis, "rencana alamiah memerlukan enzim-enzim makanan untuk membantu pencernaan tetapi bukannya memaksa enzim-enzim pencernaan tubuh itu sendiri untuk memikul semua beban." Jadi yang perlu saya lakukan adalah mengadobsi suatu diet yang akan meringankan beban hati saya. Saya perlu melukiskan jenis makanan apa yang punya banyak enzim.

Sebenarnya, baik produk-produk makanan nabati ataupun hewani memiliki banyak enzim dalam keadaan alamiahnya. Masalah muncul ketika manusia menguasai mereka. Pemasakan dan pemrosesan makanan yang lain mematikan enzim-enzim itu dan menghancurkan banyak nutrien. Ini adalah beberapa fakta untuk pertimbangan:

  • Kerusakan enzim akibat panas dimulai pada 1070 F (420 Celcius) dan menyeluruh pada 1220 F (500 Celcius).

  • Lebih dari 90 persen enzim di dalam susu rusak oleh metode-metode pasteurisasi era-modern.
  • Lebih kurang 65 persen makanan di supermarket telah diproses (refined) dan, karena itu, nyaris tanpa enzim.
  • Dengan kata lain sebagian besar diet khas Amerika adalah makanan mati. Sebenarnya, manusia pada umumnya adalah satu-satunya ciptaan di atas bumi yang bisa melihat persis bahwa mengubah makanan sebelum makanannya, memproses, akan mematikan enzim-enzim dan banyak nutrien. Jika makanan yang kita beli di supermarket sudah tidak lagi mempunyai kehidupan karena telah diproses, kita memastikan "kematiannya" bila kita menyiapkan makanan itu di meja. Kita membakar, memanggang, mengetim, menyeduh, menyetup, menggoreng, memproses dengan micro-wave, menyate atau apa pun mematikan enzim-enzim hidup pada sebagian besar makanan sebelum kita menginventasikannya ke dalam tubuh. Sebaliknya, setelah jangka waktu yang lama, investasi seperti ini akan menyebabkan tabungan kesehatan kita bangkrut. Pastinya, tubuh memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan untuk menyokong hidup meskipun diberi diet yang paling "buruk." Tapi menyokong hidup secara asal-asalan adalah tangisan dari upaya menghasilkan kesehatan yang prima.

    Dr. Norman Walker adalah seorang ilmuwan kesehatan, pengarang, dan dokter praktek. Selama delapanpuluh tahun dia menganjurkan dan membuat model gaya hidup yang ditegakkan atas prinsip nutrisi dan hidup sehat, dan dia memakan "makanan hidup" dari kebunnya sendiri. Pada tahun 1985 dia meninggal pada usia 109. Di salah satu bukunya, dia mengamati bahwa "kalau makanan seperti ini [makanan mati] dapat, dan memang, menyokong kehidupan di dalam sistem manusia, maka makanan itu dapat juga menurunkan kesehatan, energi, dan vitalitas secara progresif."

    Sebaliknya, makanan hidup (makanan yang belum dimasak atau diolah) membantu menguatkan tubuh kita terhadap penyakit. Ann Wigmore mengamati, "Jika enzim-enzim makanan benar-benar melakukan beberapa pekerjaan pada masa prapencernaan, jumlah enzim metabolik (yang ditemukan pada tubuh anda) dapat lebih sedikit beraktivitas terhadap enzim pencernaan, dan karenanya bisa lebih banyak memberi kepada ratusan sistem enzim yang menjalankan tubuh." Apabila enzim-enzim metabolik tubuh kita sendiri "dibebaskan" dari partisipasinya dalam proses mencernakan makanan, mereka mengalihkan perhatiannya untuk menyerang lapisan protein sel-sel kanker yang dijumpai dalam aliran darah kita. Ini membantu sel-sel darah putih kita dalam mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel itu. "Semakin sedikit permintaan kita terhadap enzim-enzim pankreas untuk mencernakan makanan yang kita makan, semakin banyak enzim yang akan berfungsi sebagai bagian pertahanan kekebalan kita."

    Catatan khusus: saat nanti anda memasak beberapa makanan, meskipun sebagian besar diet anda harus mentah. Gunakan hanya alat-alat memasak yang terbuat dari besi stainlis, gelas, atau keramik. Elemen-elemen seperti aluminium atau teflon yang telah populer dipakai pada alat-alat masak lama-kelamaan akan terlepas ke dalam makanan dan tertimbun dalam sistem pencernaan anda. Anda tidak tertarik pada usus berlapis teflon bukan?

    Sekarang anda tengah menggeledah rantai makanan di dalam benak anda, mendaftar makanan-makanan apa yang dapat dimakan mentah. Mari kita lihat: daging mentah, hasil-hasil susu yang tidak dipasteurisasi, buah-buahan dan sayur segar, gandum utuh, biji-bijian dan kacang mentah-hemm. Tidak memakan daging mentah (hiii!) dan hasil-hasil susu mentah sehubungan dengan apa yang kita pelajari tentang konsekuensi kesehatan dan terlalu banyaknya lemak dan protein di dalam diet (ditambah fakta bahwa susu menghasilkan lendir kental yang dapat ditumbuhi kanker), anda dapat melihat makanan-makanan mana yang menjadi diet "makanan hidup." Mereka itu lebih banyak produk-produk nabati daripada produk hewani.

    Menjadi Vegetarian

     

    S i t u s - L a i n :

    Edi Cahyono's Experience
    Nur Rachmi's World
    Semsar Siahaan's Gallery
    Oey's Renaissance
    George Grosz
    Satu Mei
    Yayasan Penebar Page
    Political-Economy Page
    <<Previous  ||  Next>>