|
|
|
|
Pada jaman
dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut
sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia
memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut
berubah menjadi seorang putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu
larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang
menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya.
Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya yang
berasal dari ikan. Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami
istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah
kenyang. Ia makan semua makanan yang ada. Pada
suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata :
"dasar anak keturunan ikan !". Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari isterinya. Dengan
demikian janji mereka telah dilanggar. Istri
dan anaknya menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang
mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas.
Danau itu kini bernama Danau Toba. (Diadaptasi
bebas dari Ny. S.D.B. Aman, "How Lake Toba Came into Existence", Folk Tales From Indonesia, Jakarta :
Djambatan, 1976, hal. 43-48). |