HOME | EMAIL | LINK | ABOUT ME

 

 

 

 


 
:: ISLAM MENJAWAB ::

Pengantar Editor

 

Gerakan Dakwah dan Missi
Dalam keberagaman agama dan kepentingan agama, kerukunan hidup antarumat beragama yang harmonis adalah syarat mutlak yang diperlukan untuk tercapainya masyarakat madani yang adil makmur sentosa, gemah ripah loh jinawi kerto tentrem raharjo

Tetapi, menciptakan iklim kerukunan hidup antarumat beragama tidak semudah menyusun teori toleransi dalam sebuah seminar atau di atas mimbar ceramah.

Dibandingkan agama-agama lainnya, Islam dan Kristen memiliki potensi paling kuat untuk melahirkan konflik antaragama. Konflik ini terjadi karena adanya gesekan Dakwah Islamiyah dan Missi Kristenisasi. Untuk mengatasi gesekan kedua agama tersebut, bukan Dakwah dan Missi yang harus dilarang dan dihilangkan. Sebab membela dan menyebarkan keyakinan agama adalah hak asasi manusia.

Di sini, kedua agama dituntut untuk berbesar jiwa dan berlapang dada untuk sama-sama tidak mengganggu hak agama orang lain. Nampaknya, pihak Kristen tidak bisa menyepakati statemen ini. Mereka lebih suka menempuh teori Machiavelli, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Teori Machiavelli sangat berbahaya. Karena untuk tujuan kesejahteraan ekonomi caranya boleh merampok, untuk kemakmuran boleh menipu, untuk hidup boleh membunuh, untuk membenarkan keyakinan boleh mencaci maki, mencela dan melecehkan keyakinan agama lain.

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa cara inilah yang sering kali dipakai para missionaris untuk menyebarkan Injil dan kekristenan.

Di desa Langensari, Lembang, Bandung , Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos meyebarkan Kristen dengan cara merusak moral terlebih dahulu. Di sana , para pemuda usia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obat terlarang sampai kecanduan berat. Setelah kecanduan. para pemuda harapan bangsa itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan sambil dicekoki Injil supaya murtad dari Islam. (Republika, 10 dan 12 April 1999).

Sementara di Jakarta, Drs. H. Amos, seorang murtadin, menulis buku berwajah Islam, "Upacara Ibadah Haji" yang isinya memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits, untuk mendangkalkan akidah dan penginjilan. Dipermainkannya ayat-ayat ilahi untuk melecehkan Islam demi untuk menjunjung tinggi kekristenan.

Membaca buku-buku tersebut, umat Islam pasti akan terpancing emosinya. Sebab dikatakan bahwa Tuhan yang disembah setiap hari adalah berhala batu hitam, Islam adalah agama Bangsa Arab, Nabi Muhammad pernah memperkosa Siti Aisyah dan lain-lain penghujatan yang pedas.

Apabila dibiarkan tanpa ada tindakan antisipasi, maka peredaran buku-buku tersebut bisa menganggu hubungan Islam dan Kristen, bahkan bisa memicu tindak kekerasan dari pihak Islam yang imannya diserang terlebih dahulu. Secara otomatis, Drs. H. Amos telah merusak kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia .

Buku yang ada di tangan pembaca ini disusun oleh H. Insan L.S. Mokoginta (muhtadin mantan Katolik), bukan untuk menghasut, memprovokasi atau mengagitasi umat Islam agar bangkit melakukan perlawanan fisik dalam melampiaskan reaksi atas kekurangajaran H. Amos. Sebaliknya, buku ini disajikan untuk meluruskan dan meralat semua hujatan Kristen, dalam rangka meredam amarah dan mengobati luka-luka umat Islam.

Semoga melalui buku ini pembaca dapat memperolah hidayah Allah. Amien.


Sumber: H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) , PENDETA MENGHUJAT MUALLAF MERALAT . Penerbit: Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) .Cetakan 1, Juni 1999

 
<< sebelumnya :: | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7| 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | :: selanjutnya >>