Jl. Pasteur 12A
Bandung 40131
Telp: (022) 2030027  FAX: (022) 2038230

 

 

 

 

 

 

Sejarah GKI Pasteur

 

Bangsa Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun 1492 memimpin armadanya datang ke India Timur (Indonesia). Kemudian bangsa Belanda membentuk VOC (1601-1799) yakni semacam serikat dagang yang berkembang menjadi kekuasaan kolonial/imperialis. Dalam memenuhi kebutuhan untuk merawat para opsir dan perajurit itulah maka dihadirkan adanya ‘perawat rohani’ yang berkembang tak hanya seperti ditugaskan semula, melainkan memberitakan Injil kepada orang-orang pribumi. Jumlah para perawat rohani itu bertambah banyak dan mulailah diperlukan pengaturan wilayah perawatan yakni wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur dilayani oleh gereja Hervormd, sedang wilayah Jawa Tengah, Sumba dan Toraja dilayani oleh gereja Gereformeerd.

Mengingat pembagian wilayah gereja-gereja Belanda oleh pimpinan VOC dan kemudian oleh Pemerintah kolonial Belanda, orang-orang ‘aliran Gereformeerd’ (yang di negeri Belanda berbeda, bahkan bertentangan dengan ‘aliran Hervormd’) membentuk jemaat dewasa pada tanggal 1 Februari 1916 di Naripanweg 11, Bandoeng. Agaknya jemaat ini bersifat eksklusif dan begitu eksklusifnya sampai-sampai pemberitaan Injilnya pun amat terbatas. Hal ini ditandai dengan kenyataan bahwa selama belasan tahun belum mempunyai sebuah jemaat pun yang didewasakannya.

Akibat perkembangan politis pada tahun-tahun perang revolusi Indonesia, jemaat di Bandoeng dan di kota-kota lain dalam ikatan klasis Batavia seperti Medan, Batavia (berubah menjadi gereja Gereformeerd Melayu, dewasa tahun 1929), Semarang (Kalisari) dan Surabaya (Pregolan Bunder), tidak lagi dapat menjadi satu dalam Generale Synode Gereformeerde Kerken in Nederland. Itulah sebabnya pada tanggal 18 Juli 1958 Gereformeerde Kerk van Bandoeng menyatakan diri dan diterima dalam lingkungan Sinode GKI Jawa Tengah kemudian berganti nama menjadi ‘Gereja Kristen Indonesia Bandung’ dan dikenal dengan nama resminya sampai hari ini: ‘Gereja Kristen Indonesia Taman Cibunut, Bandung’. (Sejak kapan sebutan ‘Taman Cibunut’ itu ditambahkan, hingga kini tak terlacak.) Perkembangan ini tak dapat dilepaskan dari proses estafet kependataan jemaat tersebut dari Ds E. Pijlman kepada Pdt Go Hian Sing (Sam Gosana).

Kebutuhan adanya kebaktian di wilayah utara telah mendorong Majelis Jemaat untuk menyelenggarakannya di Ciumbuleuit dengan mengambil tempat di Sekolah Hidup Baru. Namun karena jaraknya dirasakan terlalu jauh dipindahkan ke Wisma Dana Mulia, Jl. Pasteur 12, Bandung, pada tahun 1974 (?). Tahap demi tahap, kebaktian itu mendapat perhatian dari anggota-anggota jemaat yang tinggal di wilayah utara, sehingga makin berkembang dan meningkat. Kenyataan itulah yang mendorong peningkatan status dari pos menjadi bakal jemaat dan dari bakal jemaat menjadi dewasa pada tanggal 1 Desember 1987 dengan nama ‘Gereja Kristen Indonesia Pasteur Bandung’. Pada saat pendewasaannya jumlah anggota jemaat adalah 123 orang, pindahan dari GKI Taman Cibunut.

(Dari tulisan Pdt Budhiadi Henoch "Selintas Sejarah Gereja sampai GKI Pasteur")