From: "Joshua Latupatti" <"joshualatu@hotmail.com>
Date: Fri, 24 Nov 2000 11:10:45
Surat Joshua yang lain : Kambing Mengembik di Maluku Utara (2)
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa, Ambon/Maluku yang sudah mulai tenang dan diwarnai
dengan usaha-usaha serta persiapan ke arah "dialog Salam - Sarani", kini tegang lagi.
Kegiatan warga yang sudah mulai marak, kini lumpuh lagi, di bawah atmosfir yang sarat
dengan 'rasa curiga' dan 'sikap siaga'!!! Pasalnya adalah "tindakan" dan "ucapan" dari
beberapa tokoh yang mirip dengan "embikan kambing dungu"!!! Ada beberapa pihak yang
masih menginginkan agar konflik ini jangan lekas berlalu, selama kepentingan mereka
masih terlayani dan keuntungan masih bisa diraih.
Agar tidak terlalu jauh ke belakang, saya hanya akan mengambil beberapa peristiwa
terakhir, mulai dari "kecurigaan terhadap KM. Danasetra", hingga saat ini!!! Di dalamnya
akan kita temukan beberapa "ekor kambing", atau "yang berlagak seperti kambing",
sebagai 'penyumbang' bagi terciptanya ketegangan baru di Ambon/Maluku!!!
KM Dansetra yang dicurigai membawa sejumlah amunisi dan gas radioaktif milik PT
Krakatau Steel yang "hilang" itu, menyinggahi pelabuhan "Amahai", "Tehoru" dan "Bula",
sebelum akhirnya merapat ke pelabuhan "Wahai". Tgl. 11/11, Kapolda Maluku, Firman
Gani "baru akan mengecek lagi", dan "memanggil Pertamina" untuk ditanyai tentang
massud kedatangan kapal tersebut ke Wahai. Coba bayangkan bagaimana "kumal"nya
cara kerja seperti ini!!! Kapal sudah menyinggahi 3-pelabuhan, barulah Firman Gani mau
pergi "melongok ke ruang palka"!!! Apa bukan kambing ini?
Lain halnya dengan "Pangdam Pattimura", I Made Yasa, yang mengaku "BELUM TAHU"
soal tersebut karena "BELUM DAPAT LAPORAN"!!! Padahal, setelah menyinggahi
3-pelabuhan pertama, barulah di Wahai, kunci palka KM Danasetra disita "Komandan
Kompi Yon 623"!!! Apa bukan kerjanya kambing ini???
Sekarang kelanjutannya, 16/11! Kata Saleh Latuconsina, yang diaminkan Firman Gani:
"Yang dibawa KM Danasetra ke Wahai adalah barang-barang Pertamina" Lalu yang di
bawa ke Amahai, Tehoru dan Bula itu apa??? Kata Friman Gani pula: "Kami sudah
mengadakan penyelidikan secara "intelijen" dan "di lapangan" !!!
Padahal, kambing juga tahu bahwa "intelijen" itu "impoten" selama konflik di
Ambon/Maluku!!! Persiapan dan penyerangan laskar perusuh/penjarah lapar itu sudah
berlangsung, "intelijen" tidak kelihatan batang hidungnya!!! Atau, "intelijan" itu ada hanya
jika "Firman Gani" menginginkan!!! Selain itu, kalau "intelijen" memang tidak impoten,
mengapa I Made Yasa "TIDAK TAHU"??
Lain halnya dengan "penyelidikan di lapangan"!!! Kapal sudah di tujuan akhir dan
"kosong", barulah penelitian lapangan dilakukan!!! Saya tidak suka menuduh, tetapi kerja
tiga ekor kambing ini benar-benar "mencurigakan dan meresahkan"!!! Mari kita cermati
"kemungkinan keterkaitannya"!!!
Tgl. 15/11, Siwalima memberitakan "masuknya tambahan 415 laskar perusuh/penjarah
ke Ambon dengan menumpang KM. Bukit Siguntang!!! Berita itu diperoleh dari website
laskar tersebut, lengkap dengan pernyatan "abdullah" yang "menjinjing gergaji" dan
mantri "Ibnu Fatahilah alias Slamet Widodo"!!!
Anehnya, Saleh Latuconsina, Gubernur Maluku mengaku "TIDAK TAHU"!!! Lebih aneh
lagi, kedua rekan Saleh, Firman Gani dan I Made Yasa "tidak mengembik" seperti
biasanya!!! Pertanyaannya adalah : "Di mana 'intelijen' yang diandalkan tiga setanduk
ini???
Yang berikut : "Apakah senjata dan amunisi mereka itulah yang diangkut oleh KM.
Danasetra???" Paling tidak, "amis" nya tindakan dan embikan di seputar kedua kasus
ini "semakin meresahkan"!!!
Setelah itu, muncul "kambing MUI", "malik selang" yang dengan berapi-api menolak
berita tentang adanya tambahan 415 laskar perusuh/penjarah/pezinah kelaparan tsb!!!
Kata si malik selang pada tgl. 17/11: "Saya katakan kepada anda, sekarang ini tidak ada
penambahan anggota jihad seperti yang diberitakan itu". "Berita itu sama sekali tidak
benar, itu hanya isu," bantah Malik Selang.
Tetapi, "kambing MUI" yang lain. "si munir" kemudian berkata : "Memang ada
mereka-mereka yang datang ke Ambon tetapi tidak dalam jumlah yang besar, biasanya
satu atau dua orang saja. Tapi pada dasarnya mereka itu adalah Jama,ah Taqbil, yang
datang untuk memberikan penyuluhan rohani dari rumah ke rumah," aku Munir.
Saya jadi bertanya: "Apa hubungan "penyuluhan rohani" dengan "gergaji" dan "kotak
obat"??? Semakin sering kawanan kambing ini mengembik, semakin rumit artinya, dan
semakin resah keadaan sekitar!!! Inilah akibatnya kalau namanya saja disebut sebagai
"orang beriman", tetapi "isinya" seperti "septic tank"!!
Sekali buka mulut, yang keluar adalah "bau busuk" bersama "kecoak" dan segala
macam "cacing kotoran" di dalam dusta" dan "hasutan". Sejak awal kerusuhan,
MUI-Maluku itu sendiri yang menjadi "perancang dan biang racun" bagi semua pihak!!!
Sementara itu, pada tgl. 16/11, jam 17.10, sebuah "speedboat" dari desa "Tulehu"
(Muslim) menembak 3 warga Kristen Noloth - Itawaka, motor penangkap ikan, di lepas
pantai Pulau Nusa Laut!! Satu meninggal, satu luka berat, dan satu selamat karena
dikira sudah meninggal!!!
Pada tgl. 17/11, jam 17.45, salah satu speedboat dari desa Tulehu menuju desa Sirisori
Islam, kembali dan menembak dengan senapan organik ke arah Desa Haria (Kristen)
dan ke arah 'sero', tempat mengurung ikan. Kali ini tidak ada korban manusia, tetapi
seluruh Saparua tegang di dalam suasana siaga-1 !!!
Tg;. 15/11, jam 14.00, terjadi penembakan dari Ruko Batumerah (Muslim) terhadap
speedboat dari Gudang Arang ke Galala(Kristen), dan Perumahan Pemda Karang
Panjang dihujani 'mortir' dari arah Galunggung (Muslim) pada jam 03.00 pagi. Sementara
itu, sebuah mobil penumpang (Kristen) dicegat dan dilempar dengan batu hingga pecah
kaca-kacanya oleh Muslim Laha, tetapi tidak ada korban manusia!!!
Kemudian keluar laporan, bahwa dua orang yang meninggal adalah Yahya Taluta(31)
akibat tembakan di kawasan Batugantung, sedangkan Alex Sitanala dihadang bersama
salah seorang temannya di kawasan Galunggung, kini dalam kondisi kritis di Rumah
Sakit Tentara Dr Latumeten.
Lima orang terluka lainnya adalah Etha Thenu(43), Ely Sapulette(45) dan Dominggus
Persunai(45), akibat terkena tembakan saat pelayaran dengan speedboat Passo-Kairatu
di sekitar perairan Batu Kapal, oleh oknum tertentu dari speedboat berwarna merah
kuning, Senin pagi, sekitar pukul 08.00 WIT. Ny Decy Beruat(30) dan Pieter Matatula(20)
ditembak di dalam pelayaran speedboat di teluk dalam Ambon, Senin siang, sekitar
pukul 13.00 WIT. Kelima orang ini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Dr
Haulussy Ambon.
Kemudian 6 orang korban jiwa lagi berjatuhan (1. Lolo Gilao 2. Paskalius 3. Yakub Waas
4. Ny. Payer 5. Oktovianus Ingratubun 6. nn) Mengapa sampai sekarang ketiga
serangkai bertanduk kambing di Ambon/Maluku masih tetap bermain teka-teki dengan
embikan : "teridentifikasi ada keompok yang masih menginginkan langgengnya
kerusuhan Ambon/Maluku", tanpa berani "menunjuk batang hidung" dari kelompok
kambing tersebut???
Karena ketidak pastian dan maju-mundurnya para pecundang DS ini, akibatnya para
pentolan Al Fatah tidak segan untuk bikin ulah dengan embikan-embikan dungu mereka
yang penuh hasutan!!! MUI merajalela dengan bermuka manis di depan publik
seakan-akan sebuah badan Keagamaan yang terhormat, padahal tidak lebih dari "sarang
ular beludak" yang bersekongkol dengan "laskar jahanam tak punya makanan di rumah
sendiri" itu untuk memaksakan "Islam atau Mati" terhadap warga Kristen di sepanjang
Pulau Seram!!!
Pikir mereka, Allah itu "kepala rampok dan diktator gila agama", sehingga berkenan dan
senyum-senyum melihat kebiadaban bereka!!! Melihat betapa "agamaNya" TIDAK LAKU,
sehingga harus DIPAKSAKAN!!! Apa benar begitu??? Biarlah "ular -MUI- beludak" itu
yang menjawabnya!!!
Arkian, Sabtu 18/11, sebuah speedboat Muslim dari Tulehu menuju Sirisori Islam,
"hilang" di tengah siang bolong, jam 13.00 wit!! 13 penumpang dan 3 awak speedboat
belum diketemukan ketika beberapa barang seperti karton super-mie ditemukan di pantai
Desa Oma, Pulau Haruku (Kristen). Di sinilah si kambing MUI "malik selang" atau
"maling pipa" itu mulai dengan hasutan iblisnya, "Malik Selang menuturkan sangat
disesali kejadian tersebut," "Ditengah kondisi saat ini tentunya hal ini menjadi
penyesalan yang dalam dari kami, "tutur Malik" Bandot ini membuat pernyataan,
seakan-akan sudah terbukti bahwa "pihak Kristen"lah penyebab kejadian ini!!!
Jikapun benar begitu, dan dia memang memiliki komitmen terhadap usaha rekonsiliasi,
mengapa peristiwa-peristiwa penembakan warga Kristen di atas "tidak disesalinya"!!!
Dasar kambing munafik berjubah agama!!! Setelah itu "sekumpulan kambing-kambing
bodoh" lalu berdemo ke Kantor Gubernur dengan tuntutan yang amat dungu, dan
menunjukkan sifat anggap remeh serta penuh ancaman!!!
"Aksi brutal yang dipimpin kambing "husein toisuta,SH", itu menuntut supaya Penguasa
Darurat Sipil Saleh Latuconsina dan Dewan Pembantunya segera mengembalikan 16
orang tersebut dalam waktu 2x24 jam, seperti yang dibacakan dibacakan kambing lain,
"rivai polhepessy,SH!!! "Apabila tidak, maka pihaknya menyatakan jihad dengan
melakukan penyerangan secara menyeluruh. Media massa pun hendaknya
menginformasikan peristiwa tersebut sampai ke-16 orang itu ditemukan," tambah si rivai,
mereka diduga hilang di sekitar perairan Desa Oma, Wassu dan Aboru, Pulau Haruku
(Maluku Tengah).
Bukan main!!! Kambing-kambing dungu ini sudah menganggap diri mereka begitu "tinggi"
dan "terhormat" serta "berkuasa", sehingga mereka "boleh saja menanduk mati setiap
warga Kristen" sambil "menikmati pucuk pagar dan kebunnya", tetapi "pantang
ditendang" atau "diusir"!! Kelompok biadab yang "bersetubuh" dengan "tentara" di dalam
"Gereja" ini, merasa diri mereka "paling manusia", sehingga tergorespun tidak boleh.
Para wanita Sirisori Islam yang baru "meneteskan lendir mereka bersama sperma 403"
di dalam bekas gedung Gereja, kini berpupur dan bercadar "alim" di pertigaan "pos Kota"
sambil menuntut keadilan atas hilangnya beberapa "rekan pelayan seks tentara" dan
"nafsu laskar perusuh/penjarah/pezinah kelaparan"!!!
Semua ini adalah "pameran kemunafikan", "kedunguan", "kebebalan", "kebrutalan" dan
"tidak tahu malu"!! Belum apa-apa, orang lain sudah dituduh dan ancaman sudah
dilayangkan!!!
Sekarang, setelah dua mayat sudah ditemukan di pantai Desa Kristen Waai yang tinggal
puing, beberapa ekor "kambing pengecut" dan "munafik" itu mulai mengembik lagi. Salah
satunya adalah "jagoan penyelidik" kita Kapolda Firman Gani, yang dengan lantang
ber-embik: "Hasil otopsi menunjukkan keduanya tenggelam dan adanya tindakan
kekerasan sehingga perlu diproses sebagai tindak pidana kriminal. "Kami pun minta
saksi yang menemukan kedua korban dan penjelasan personil Polsek Saparua yang
melihat adanya pengejaran speedboat naas itu di sekitar perairan Haruku dan Saparua,"
tandas Kapolda"
Saya amat kuatir, "kualitas penyelidik" kita ini cukup tinggi untuk membedakan mana
"kekerasan akibat tindakan manusia", "kekerasan akibat serangan ikan", "kekerasan
akibat benturan karang" (pantai Desa Oma, misalnya, adalah pantai berbatu karang), dan
apakah "kekerasan itu terjadi sebelum atau setelah tenggelam"!!!!
Saya tidak melihat urgensinya memanggil saksi "yang menemukan mayat", karena
sudah ada fotonya, tetapi saya "meragukan sangat" saksi personel Polsek Saparua!!!
Pulau Haruku berada diantara Tulehu (Ambon) dan Saparua!!! Desa Oma berada pada
sisi pulah Haruku yang menghadap ke Tulehu (Ambon). Jika mayat ditemukan di pantai
desa Oma, berarti "kejadian" (tidak tahu penyerangan atau kecelakaan) itu berlangsung
antara Tulehu - Haruku!!! Bagaimana personil Polsek Saparua bisa melihat kejadian
'pengejaran'???
Jika kejadian berlangsung antara Haruku dan Saparua, ada beberapa kejanggalan.
Mengapa mayat hanyut "memutari pulau Haruku"??? Jika menggunakan teropong,
masakan kegiatan anggota Polsek ini tidak menarik perhatian yang lain, untuk ikut
melihat??? Jika peristiwa itu terlihat dengan mata biasa, berarti tujuan mereka, Sirisori
Islam, "sudah dekat" (malah desa Kulur - Islam tepat di samping Kota Saparua).
Mengapa tidak ada reaksi??? Saya sendiri amat heran, speedboat Muslim yang selalu
bersenjata otomatis, dan suka me mamerkan kelebihan "ketentaraan" mereka dengan
menembaki warga dan desa-desa Kristen, kok bisa begitu saja disergap, tanpa ada
"bunyi tembakan" barang sekali saja???
Semakin banyak saja yang aneh-aneh, terutama 'embikan-embikan bodoh dari segelintir
orang munafik dan pengecut'!!! Satu hal yang perlu saya kemukakan adalah bahwa
"keanehan" ini sudah dimulai, paling tidak semenjak kasus "KM Danasetra"!! Walaupun
mungkin bukan disengaja, seperti layaknya tindakan Muslim dukungan laskar
perusuh/penjarah/pezinah itu, untuk mencari-cari alasan.
Saya kuatir, kasus speedboat Tulehu-Sirisori-Islam ini akan digunakan untuk memulai
"babak kerusuhan yang baru"!!! Masuknya KM Danasetra yang berbareng dengan KM.
Bukit Siguntang, seperti "memperbesar vokal" para pentolan Al-Fatah!!! Seperti
mendatangkan kekuatan baru!!! Ancaman para kambing dungu di depan Kantor Gubernur
itu membuktikan betapa mereka semakin kuat dan DS semakin loyo dan plin-plan!!!!!!
Ancaman para kambing dungu itu membuktikan bahwa "sweeping senjata" yang
digembar-gemborkan di Ambon/Maluku itu, tidak lebih dari sekedar "embik"an
kambing-kambing DS yang pengecut untuk sekedar berpura-pura menjadi pendekar
kebenaran! Ungkapan-ungkapan "hentikan bunyi lonceng natal" dan "padam kan lilin
natal" yang disablon di kaos, adalah bukti "penghargaan laskar biadab" itu terhadap
kesatriaan para pecundang DS, sekaligus "pernyataan" mereka sebagai "kelompok yang
menghendaki kelangsungan kerusuhan di Ambon/Maluku", tetapi yang tidak berani
disebutkan oleh tiga setanduk pencundang DS di sini!!!!!!!
Kapan segala macam penembakan di teluk Ambon dan di darat dibicarakan Kapolda
sebagai "perlu diselidiki", sebagai layaknya sebuah "kasus kriminal"??? Si Made Yasa
malah berkilah dan membantah "tindakan rendah" anak buahnya di Buru!!! Semua ikut
menjadi kambing bego yang terseret arus munafik para pendemo, yang berperilaku
seakan-akan mereka itu tidak bersalah, dan berada pada pihak yang tertindas!!!
Mengapa setelah begitu banyak penembakan terhadap speedboat warga Kristen,
sehingga menimbulkan korban jiwa puluhan orang, orang tidak boleh melakukan hal yang
sama terhadap mereka??? Lagipula, masih juga kabur, apakah hilangnya speedboat
Tulehu-Sirisori Islam itu karena serangan pihak Kristen atau tenggelam sendiri karena
"kualat"???
Asrama Den Zipur 5 di Rumahtiga malah jadi sarang perusuh/penyamun kelaparan itu,
dan menembak speedboat Kristen yang lewat, dan Pangdam tutup mulut terus!!!
Permainan biadab macam apa ini??? Semua mengalas lidah dengan istilah "aman" dan
"kondusif", padahal setiap hari "warga Kristen dibunuh di depan hidung mereka, dan
"disunat-paksakan" bagi Allah mereka yang seperti bencong lemah tak punya kuasa !!!!!
Kapan "segala yang berpredikat DS" ini mampu membekuk dan mengusir "anjing-anjing
jihad kurap kelaparan" itu pulang ke kandang bobrok mereka??? Ataukah kita warga
Kristen dan Islam yg. mau damai (walau saya menjadi amat pesimis dengan yang
terakhir ini), harus melakukannya sendiri??? Tetapi bagaimana itu bisa dilakukan,
sementara "sweeping senjata" hanya berlaku terhadap warga Kristen, sampaipun bambu
runcing juga ikut disita!!!!
Saya kuatir, dan amat kuatir, kedatangan KM. Danasetra dengan muatan "misterius",
KM. Bukit Siguntang dengan "muatan kambing-kambing", "hilangnya speedboat Muslim
Tulehu-Sirisori Islam" dan "demo serta ancaman serangan masal", adalah rangkaian
program di dalam satu paket "kerusuhan babak baru" untuk meramaikan Ambon/Maluku
yang berhari raya!!!!!
Begitupun, saya berharap semoga saya salah menilai!!!
Salam Sejahtera!
JL. |