From: "Joshua Latupatti" <"joshualatu@hotmail.com>
Date: Wed, 22 Nov 2000 13:15:31
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Kali ini saya ketemu dengan "kambing bule" dari Australia, yang juga jadi latah ikut
"mengembik", setelah berada di tengah-tengah kumpulan kambing Maluku Utara!!! Hal ini
terasa 'amat eneh'!!!
Saya lalu bertanya-tanya, apa sebenarnya keinginan kambing bule bernama "Leslie
Rowe" dengan embikan-embikan bodoh, dan penuh hasutan seperti ini?? Tindakan yang
berbau 'menjilat' seperti ini pasti ada maunya, entah dari dia pribadi atau memang
maunya Australia???
LESLIE R:
GATRA.com - WAKIL Duta Besar Australia untuk Indonesia, Leslie Rowe, menyatakan,
Australia tidak mendukung gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di
Propinsi Maluku yang diduga ikut mengambil peran dalam konflik di Maluku.
JOSHUA:
Sebenarnya "embik"an si kambing bule ini ada benarnya, yaitu bahwa "tidak mungkin
mendukung sesuatu gerakan yang TIDAK ada"! Hanya saja, si kambing bule ini sedikit
berputar-lidah, sehingga menimbulkan kesan bahwa "gerakan itu ada", dan "menjadi
biang kerusuhan Ambon/Maluku"!!!
LESLIE R:
"Saya pikir seluruh negara di dunia termasuk Australia tidak mendukung
manuver-manuver yang dilakukan RMS di Propinsi Maluku," katanya, di Ternate, Kamis.
JOSHUA:
Nah!!! Inilah akibatnya kalau "kambing berpikir"!!! Setelah menggunakan istilah "diduga",
yang berarti belum pasti ada, atau mungkin tidak ada, si bule bego ini kemudian
menggunakan istilah "manuver-manuver yang dilakukan RMS di Propinsi Maluku",
seperti yakin bahwa "gerakan itu ada"!!! Bukankah ini yang namanya memutar lidah
untuk mendiskreditkan pihak tertentu???
LESLIE R:
Menurut Leslie, ada kekhawatiran dari warga Muslim di Maluku dan Ambon khususnya
tentang kehendak kelompok tertentu untuk memisahkan Maluku dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan konspirasi Kristen untuk menghancurkan semua orang
Muslim di propinsi penghasil rempah-rempah itu. "Saya melihatkekhawatiran itu, setelah
di Ambon saya bertemu dengan pemuka agama Islam dan tokoh masyarakat lainnya,"
katanya.
JOSHUA:
Ada dua hal yang kelihatan di sini!!! Pertama, si kambing bule, yg. kebetulan bernasib
baik menjadi wakil Dubes Australia ini, TIDAK TAHU, atau "pura-pura TIDAK TAHU"
bahwa RMS milik KRISTEN-ISLAM AMBON/MALUKU. Hal yang bisa dengan jelas
dilihat dari nama "R.M.S." LATUCONSINA" yang adalah seorang Muslim desa
Pelau/Haruku, yang!!! Yang terlihat berikutnya adalah sikap "muka dua" dari para
pemuka Islam Al Fatah, Ambon, di dalam menanggapi upaya dialog antar Salam-Sarani
di Ambon!!
Mereka beralasan bahwa pihak Kristen yang sebenarnya tidak bersedia berdialog,
menggunakan tuntutan "harus diusirnya laskar jihad" (istilah mereka) dari
Ambon/Maluku, untuk menutupi ketidak-inginan berdialog tersebut. Sementara itu,
diam-diam para pentolan Al Fatah ini menggunakan "setiap kesempatan" dan "segala
cara" untuk tetap "mempertahankan keberadaan laskar perusuh/penjarah dan pezinah
kelaparan" itu, detersebut, dgn. mendiskreditkan warga Kristen Ambon/Maluku melalui
"kekuatiran rekayasa" mereka di dalam isu-isu "separatis RMS" yang pada dasarnya
"ciptaan Al Fatah" sendiri!!!
Jika saja para pemuka Islam Ambon/Maluku itu "berhati bersih" dan "berniat tulus"
terhadap rekonsilisasi maka tokoh-tokoh seperti "Dullah Soulisa", ketua Yayasan Al
Fatah, seharusnya tampil dengan pernyataan "Saya ini bekas Sekretaris organisasi
RMS di Maluku", sebab "RMS itu milik Islam-Kristen Ambon/Maluku"!!! Sayang, "mental"
para tokoh Al Fatah itu "belum sampai ke situ"!!!
LESLIE R:
Ia mengambahkan, kedatangannya keMaluku Utara juga ingin mendapatkan informasi
secara langsung dari pejabat pemerintah dan militer mengenai keterlibatan orang luar
Maluku bahkan orang asing, serta ada tidaknya keterlibatan aparat keamanan di Maluku
Utara dalam menangani konflik antarwarga.
"Setelah tiba di Maluku Utara, saya melihat adanya perbedaan yang jauh antara Maluku
dan Maluku Utara. Kalau di Maluku saya harus dikawal dengan ketat, sedangkan di
Maluku Utara saya bisa berjalan dengan bebas tanpa pengawalan," katanya.
JOSHUA:
Saya bisa pastikan bahwa si kambing bule ini selalu "disuguhi dengan cerita-cerita
sempurna penuh dusta, sehingga dia tidak akan sempat mendengar jeritan :" KRISTEN
BACAN TERANCAM PUNAH" di dekat daun kuping merahnya itu!!! Masakan orang
pandai tidak tahu bahwa "kalau masuk padang yang semuanya adalah kawanan
kambing, maka anda tinggal 'mengembik' dan anda akan selamat"!!! Tetapi masuk
daerah yang ada kambing dan anjingnya, kita mesti berhati-hati, sebab mengembik bisa
membangunkan sang anjing, dan sebaliknya!!! Mau memuji atau menjilat nih Leslie?????
Karena yang dibawah ini bukan ucapan si bule lagi, saya ambil saja GATRA sebagai
lawan diskusi bayangan saya. Sebelumnya, saya jadi bertanya, "Apakah pernyataan
berikut ini bukan ulah GATRA, yang seperti mendapatkan angin dari si kambing bule ini
untuk menyisipkan lagi "isu-isu RMS" untuk menyudutkan warga Kristen
Ambon/Maluku???
GATRA:
Data yang diperoleh ANTARA menyebutkan, sinyalemen keterlibatan RMS dalam
konflik di Maluku pernah diungkapkan antara lain oleh Mantan Kasdam Trikora, Brigjen
(Pur) Rustam Kastor, Mantan Kepala BAIS Jenderal Tyasno Sudarto dan Mantan Menko
Polkam Jenderal Faisal Tanjung.
JOSHUA:
Aneh bin mencurigakan!!! Source-nya ditulis GATRA, tetapi isinya ANTARA????? Tapi
baiklah kita tinggalkan saja itu untuk sementara!! Orang Ambon bilang: "Rustam Kastor
itu ibarat seekor Anjing kudis betina, yang beranak saja tidak becus, tetapi menggaruk
dan menebar kudisnya kemana-mana untuk merusak kulit agama dan rasa kebangsaan
orang banyak"!!! Bukunya yang berkualitas "roman porno stensilan" itu seharusnya
sudah sejak lama dicabut dari peredarannya, sebab dimana buku setan itu berada, di
situ terjadi konflik SARA!!! Sama saja dengan BAIS yang "mandul" dibawah impotensi
"Tyasno Sudarto", dan TNI yang keropos dibawah "si kodok hijau", Feisal teluk, eh?
tanjung"!!! Jika kasus Ambon/Maluku diangkat ke dalam peradilan HAM seperti Timor
Lorosae, maka ke-3 'kopral bebek' ini juga harus diseret batang lehernya!!!!!
GATRA:
Fakta di lapangan juga ditemukan dokumen-dokumen yang berisi kepengurusan RMS di
rantau (Belanda-red) dan di dalam negeri (Maluku-red) serta program-program gerakan
RMS ke depan. Dalam beberapa konflik di Ambon juga disertai adanya pengibaran
bendera RMS.
JOSHUA:
Rasanya "gaya bahasa" seperti ini saya kenal benar!!! Bahasa morat-marit seperti ini
biasanya hanya milik "tukang sebar dusta" seperti kelompok perusuh/penjarah kelaparan
itu!!! Apakah GATRA atau ANTARA sudah membelok ke sana, ataukah gerombolan itu
yang berkamuflase dengan nama GATRA dan ANTARA????
Seluruh dunia sudah tahu, bahwa RMS "masih hidup" dan akan "tetap hidup" di Negeri
Belanda, dan di hati setiap "anak Ambon/Maluku"!!! Masakan kami melupakan sejarah
kami sendiri??? Itulah sebabnya "Raja Tulehu - Ohorella" yang Muslim, menentang
konflik Ambon/Maluku dengan "hijrah ke Desa Kristen Waai, lalu ke Negeri Belanda"!!!
Pada masa "Danrem Pattimura, Kol. Inf. K. A. Ralahalu", dan ketika Pangdam VII
Wirabuana, "Suaidi Marasabessy" merajalela di Ambon/Maluku, masalah "Dokumen dan
Bendera RMS" membubung ke angkasa!!!
Tetapi isu-isu itu kemudian "jatuh ke tanah dan diinjak serta dilupakan"!!! Mengapa???
Karena baik "dokumen" maupun "bendera" tidak dapat digunakan untuk mendiskreditkan
umat Kristen Ambon/Maluku!!! "Desa asal" dan "nama-nama" yang tercantum di dalam
"dokumen RMS" tsb. tidak bisa diumumkan sesuai rencana jahat, karena mencatat baik
pihak "Kristen" maupun "Islam" Ambon/Maluku!!!
Isu "bendera RMS" juga lenyap bersama sekitar "50 lembar bendera RMS" hasil
sweeping Kol. K.A. Ralahalu "di Al Fatah"!!! Suaidi Marasabessy sendiri "bisu" sejak
saat itu!!!
Walaupun di Ambon/Maluku, isu-isu RMS tidak lagi merupakan alat kampanye untuk
menyudutkan warga Kristen, saya percaya bahwa masih ada oknum atau kelompok
tertentu yang masih mencoba menggunakan "hanya sebagian cerita tentang RMS" di
luaran untuk menghasut bangsa ini!!! Satu "indikator" yang bisa menyatakan bahwa
"para pengguna isu-isu RMS" itu "berniat buruk", adalah bahwa mereka sebenarnya
"takut pada kebenaran tentang RMS" itu sendiri!!! Karena itu, mereka "tidak berani"
meminta penjelasan dari tokoh-tokoh seperti "Saleh Latuconsina" - Gubernur Maluku,
atau para anggota DPR/MPR asal Ambon/Maluku!!! Mengapa para wartawan yang "jujur"
dan mau mengungkap sejarah RMS "tidak berani" menggali sendiri dari sumber utama
yang mereka selalu sebutkan, di "Negeri Belanda"??? Karena mereka "takut pada
kenyataan sebenarnya" tentang RMS yang adalah "kepunyaan SALAM-SARANI
Ambon/Maluku!!!
Saya berharap, para pencermat masih bisa memahami keadaan di mbon/Maluku, yang
memaksa saya untuk mengatasi rasa muak aya di dalam menanggapi setiap upaya
kotor yang bertujuan mengeruhkan suasana baik di Ambon/Maluku, maupun di seluruh
tanah air, dan mengalihkan perhatian bangsa dari "yang sebenarnya" terjadi di
Ambon/Maluku!!!
Salam Sejahtera!
JL. |