Kabupaten Bangka adalah salah satu daerah di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang secara geografis terletak diantara 1.30 – 1.37 LS dan 10.45 – 107 BT, memanjang dari Barat ke Tenggara sepanjang 180 km dengan luas wilayah 1.153.114 Ha yang berbatasan dengan: Sebelah Utara Laut Natuna, Sebelah Barat: Laut Natuna dan Selat Bangka, Sebelah Timur: Laut Natuna dan Selat Gaspar, Sebelah Selatan: Selat Bangka. Kabupaten Bangka memiliki 13 Kecamatan, 9 Kecamatan pembantu, 150 desa / kelurahan, 127 dusun. Jumlah penduduk rata-rata 534.497 jiwa dengan 108.548 Kepala Keluarga. Kepadatan penduduk terjadi selain karena proses alam, juga terjadi karena kehadiran transmigrasi umum dan spontan utamanya dari Pulau Jawa dan Pulau Bali. Kabupaten Bangka memiliki ciri utama antara lain, memiliki potensi perairan laut sebagai sumber perikanan, daerah pantai dan lintas perhubungan laut yang potensiil dan strategis. Pantai-pantai yang mengelilingi Pulau Bangka merupakan aset wisata pantai yang tidak ternilai serta aset wisata lainnya. Daerah cadangan dan penghasil timah potensial, disamping lahan galian golongan C seperti pasir kuarsa, kaolin, pasir bangunan, batu granit, bijih besi, tanah liat, diabas. Penghasil komoditi lada, disamping hasil perkebunan lainnya seperti karet, kelapa sawit. Sarana dan prasarana perhubungan udara, laut dan darat yang sebagian sudah baik termasuk sarana penunjang seperti perhotelan, terminal-terminal dan sarana telpon. Pelabuhan udara. Pelabuhan laut yang potensial.

Menurut sejarahnya, nama Pulau Bangka berasal dari kata Wangka, yang berarti Timah. Kata ini tertoreh pada prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang bertarikh 686 Masehi, yang ditemukan dekat Kota Kapur, Bangka Barat. Peninggalan itu, saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Di abad VII, Pulau Bangka mulai dikunjungi orang-orang Hindu dari Siantan, Johore, Malaysia dan Mataram. Kehadiran para pendatang itu, kemudian disusul oleh bangsa Belanda lalu Inggeris dan Jepang saat perang dunia II berkecamuk. Selain sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia, pulau ini juga kaya akan Lada Putihnya yang terkenal hingga ke mancanegara. Secara geografis, pulau Bangka berada di sebelah Timur Daratan Sumatera Selatan. Ia diapit oleh Laut Cina Selatan dan Laut Jawa.Luas pulau yang lautnya terkenal indah ini mencapai 11.615 km persegi. Pulau yang dikelilingi oleh pasir pantainya yang putih dan laut yang jernih ini, terdiri dari daratan rendah berbukit dan rawa-rawa dengan hutan tropisnya.

Penduduk Pulau ini mencapai lebih dari 825.236 orang dengan beragam etnik yang ada di Indonesia. Sebagian besar penduduk pulau ini, beragama Islam dan 66% penduduknya hidup dari sektor pertanian.Jiwa gotong-royong masyarakat Bangka, cukup tinggi. Warga masyarakat akan mengulurkan tangannya membantu jika ada anggota warganya yang memerlukannya. Semua ini berjalan dengan dilandasi jiwa Sepintu Sedulang. Jiwa ini bisa disaksikan saat usai panen lada misalnya. Para warga berlomba menyajikan hidangan untuk dinikmati bersama warga lainnya. Di acara ini, juga ditampilkan tari-tarian adat, dengan kostum tradisional berwarna-warni. Salah satu adat istiadat peninggalan jaman Sriwijaya yang masih dapat disaksikan pada masyarakat Bangka adalah acara adat perkawinan. Acara ini diadakan pada hari-hari baik sesuai kepercayaan masyarakat. Hal ini dinamakan musim kawin. Musim kawin adalah sebuah pesta kawin massal, setelah panen lada. Di Toboali, acara ini amat populer. Biasanya, 15-20 pasang pengantin, dinikahkan dalam sehari.


kembali ke atas

 
Google Search

Nilai situs ini
   
Copyright © 2002, by Yovie
surat@yovie.cjb.net
Last update :
Best experienced with browser version 4+

<xmp><script language=javascript>