TEsTIMONY (1)
sumber : AllonGOD
Saya
besar dalam sebuah keluarga dengan dua orangtua yang baik, walaupun ke dua
orangtua saya percaya akan Tuhan, mempunyai kehidupan yang bersih dan selalu
bersikap baik kepada yang lain, tapi tidak salah satu dari mereka percaya
Kristus.
Ketika
saya berumur sekitar 7-8 tahun, saya pernah mendengar seorang laki-laki tua
memberitakan Injil (kabar baik) tentang Yesus Kristus di pantai. Setiap hari
selama musim panas, dia selalu membawa Alkitab, buku puji-pujian dan sebuah
tenda, berjalan dari pusat kota menuju pantai, dimana ia bisa melaksanakan
“his one man mission”. Setelah dia selesai menjelaskan segala sesuatu
tentang cinta Kristus, dia mengundang kami untuk mengucapkan sebuah doa
dengannya, dan memberikan hidup kami untuk Tuhan, dan saya pun melakukannya.
Walau tidak merasakan perbedaan yang begitu berarti, tapi saya cukup bersemangat
untuk memberitahukan hal itu setiba saya di rumah untuk makan siang.
Tapi,
orangtua malah menyuruh saya untuk berhenti berbuat konyol and segera mencuci
tangan saya karena makanannya mulai dingin. Saya melakukan apa yang
diperintahkan kepada saya. Dan melupakan hal tersebut bertahun-bertahun lamanya.
Keluarga
kami sangat menyukai musik, terutama bernyanyi, dan saya tergabung dalam sebuah
paduan suara gereja ketika saya berumur 9 atau 10 tahun. Saya sangat menyukai
pelayanan tersebut karena merupakan kesempatan bagi saya untuk bernyanyi, saya
bisa berbincang diam-diam dengan teman-teman saya selama ibadah, dan kalau
sedang ibadah malam, saya bisa melihat deretan-deretan lilin yang membentuk
sebuah salib. Dan yang paling menyenangkan adalah...kami dibayar untuk menyanyi!
Waktu
berlalu. Dan saya tumbuh dengan sisi liar dari kehidupan saya dan menikah pada
umur 23 tahun. Dia adalah wanita yang sangat menyenangkan – semua yang bisa
didapat dari seorang istri ideal bisa ditemukan dalam dirinya, jauh dari apa
yang saya bisa gambarkan. Setelah 12 tahun, kami memiliki 3 anak, semuanya
laki-laki. Yang pertama berumur 8 tahun, kedua 6 tahun, dan yang paling kecil 18
bulan.
Lalu
semuanya terasa hambar, warna-warni dan nyanyian kehidupan mulai hilang. Istri
saya didiagnosa mengidap penyakit kanker kronis.
Ini
tak mungkin terjadi. Tidak pada kami. Dia sangat baik, sangat penyayang dan saya
membutuhkan dia! Tidak, ini semua pasti suatu kesalahan. But in fact, diagnosa
itu benar dan kami sudah menemui dokter-dokter dan perawatan yang terbaik di
Inggris, kami melakukan segalanya untuk memperpanjang hidupnya. Selama 2 tahun
sampai tahun 1980 ketika dia sakit, Lyn biasa pergi ke Pelayanan Minggu Pagi di
gereja dan Pendalaman Alkitab ke vicar’s house setiap minggu
malam. Dia biasa mendapat kekuatan yang besar dari pertemuan-pertemuan itu dan
sebagai suami yang menyayangi dia, saya membantunya sebisa mungkin, walaupun itu
berarti harus menggendong dia karena fisiknya terlalu lemah untuk berjalan. Saya
tidak mengetahui bagaimana semua itu bisa menjadi berkat tapi mereka selalu bisa
menghibur dirinya.
Awal
Februari 1980, dia dalam keadaan sangat buruk, sehingga dia harus dirawat di
rumah sakit. Kami berdua tahu dia tidak akan bisa kembali ke rumah lagi.
Tiba-tiba, tanpa suatu alasan, saya tahu bahwa saya harus ke rumah sakit
secepatnya. Kami meraih sepatu kami dan menuju ke London. Jarak rumah sakit
sekitar 40 mil, dan kami pergi saat makan siang pada hari sabtu di London.
Jalanan penuh sesak dengan orang, mobil dan angkutan.
Kami
tiba di rumah sakit dan langsung bergegas ke kamar Lyn. Dan di sanalah ia dalam
keadaan koma, dan berusaha untuk bernafas, dan berjuang untuk bertahan. Saya
menuju ke sisinya dan berbicara, tanpa tahu apakah dia bisa mendengar atau
tidak. Nafasnya mulai meningkat setiap saya berbicara, seolah-olah dia ingin
menjawab, tetapi tidak bisa. Tiba-tiba saya melihat sebuah tangan mendekat
kepadanya dan saya percaya bahwa itu bukanlah sesuatu yang buruk. “Lyn”,
kataku, “kalau kamu melihat tangan yang sedang meraih kamu, peganglah.” Dia
memberikan pandangan yang lembut dan meninggal di tanganku. Bagaimana hal itu
tidak membuat suatu pengaruh yang luar biasa bagi saya yang belum percaya.
Dalam
bulan-bulan berikutnya, saya mencari tujuan untuk hidup, mencari suatu masukan
spiritual. Saya tertarik dengan religi timur, sebelum memutuskan bahwa semua itu
tidak cocok dengan saya. Sepanjang waktu putus asa saya makin bertambah,
sebagian besar karena begitu banyak beban dalam diri saya, dan saya tidak bisa
mengeluarkannya. Kemanakah saya dapat berpaling??
Sekitar
6 bulan setelah Lyn meninggal. Saya pun mengidap kanker. Banyak teman saya yang
menyuruh untuk pergi ke dokter, dan menjalani perawatan. Tidak akan!! Saya telah
melihat bagaimana pengaruh radioterapi dan kemoterapi itu terhadap diri Lyn. Dan
semua hasilnya sama buruknya dengan penyakit itu. Lupakan saja!!
Dan
saya masih belum menemui seorang dokter pun. Saya hanya ingin duduk di pojokan
dan mati saja. Di tengah ini semua saya berusaha keras mencari sebuah pemuasan
bagi kehidupan spiritual saya. Semua agama dan budaya terasa sangat kosong dan
aya ingat kepada Lyn yang begitu banyak mendapat kekuatan dari kekristenannya.
Dia selalu bisa menilai segala sesuatunya dengan baik.
Dan
mulailah saya mulai membaca buku-buku kekristenan, pergi ke
persekutuan-persekutuan dan yang lainnya. Sya bisa merasakan sesuatu meraih saya
tapi saya masih menahan diri. Saya belum siap, itu yang saya katakan pada
konselor, saya belum cukup baik. Beri saya waktu untuk dapat lebih diterima oleh
Tuhan. Lalu dia menjelaskan tentang salib, bagaimana Anak tunggal-NYA
disalibkan, berdarah, semata-mata mati untuk aku dan dosa-dosaku. Dan bagaimana
lewat kebangkitan-Nya Dia mengalahkan maut dan dosa. Dan bagaimana saya dapat
menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, hanya dengan mengaku
dosa-dosa saya, menerima pengampunan, dan menerima-Nya sebgai Tuhan dalam
hidup saya.
Well,
saya melakukannya, dan saya tidak dapat menjelaskan perubahan drastis yang
terjadi. Yang saya tahu, saya adalah manusia dan saya membuat kesalahan, sebelum
saya mencari dan mengikuti Kristus, hari demi hari, tapi saya masih tetap
diterima Tuhan melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. PRAISE THE LORD!