The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

PM Mahathir: Jaringan Al-Qaeda Berniat Gulingkan Pemerintah


Sinar Harapan, Selasa, 12 Januari 2002

PM Mahathir: Jaringan Al-Qaeda Berniat Gulingkan Pemerintah

Kuala Lumpur, Sinar Harapan

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhamad menegaskan, tujuan akhir dari aksi-aksi kekerasan yang dilancarkan anggota jaringan teroris Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden di Malaysia adalah menggulingkan pemerintahan yang sah.

Mengutip keterangan polisi, PM Mahathir mengatakan, Sabtu (12/1), di Kuala Lumpur, pembunuhan terhadap anggota parlemen dari daerah Lunas, Dr Joe Fernandez, dan serangan terhadap pos polisi tahun lalu adalah kerja dari kelompok yang punya kaitan dengan Osama bin Laden.

Fakta ini, jelasnya, mengacu kepada hasil interogasi polisi terhadap seorang tahanan yang ditangkap polisi dalam suatu aksi perampokan terhadap Southern Bank di Petailing Jaya tahun lalu.

"Satu dari perampok diinterogasi dan dari sumber ini diketahui bahwa pembunuhan (terhadap Fernandez) dan serangan terhadap pos polisi di Guar Cempedak dilancarkan oleh kelompok yang sama," katanya, sebagaimana dilansir oleh situs milik harian The New Straits Times.

Dia mengatakan, polisi lalu mengidentifikasi anggota lain dari kompok ini dan mereka lalu ditangkap berdasarkan Akta Keamanan Internal (ISA). Mahathir berbicara kepada media setelah menghadiri acara peluncuran Dewan Pengusaha Muda yang bernaung di bawah Kamar Dagang dan Industri Malaysia.

Ditanya apakah para kriminal itu dibawa ke pengadilan, dia mengatakan, jika bukti-bukti kuat, mereka bisa diseret ke pengadilan.

"Mereka terlibat dalam aksi yang benar-benar merupakan kejahatan, seperti pembunuhan terhadap anggota parlemen negara bagian, dan jika kami masih temukan data baru, kami akan mengadili mereka, tetapi ISA, seperti yang anda tahu adalah suatu hukum pencegah," katanya.

Dia menambahkan, sejauh yang diketahuinya, tujuan mereka sangat buruk, yakni menciptakan masalah dan menggulingkan pemerintahan melalui terorisme.

Di Singapura

Sementara itu, dari Singapura dilaporkan, tiga belas dari lima belas orang anggota jaringan Al-Qaeda yang ditangkap pemerintah Singapura bulan lalu, terbukti merencanakan serangan terhadap sejumlah kedutaan besar negara barat, kapal perang AS, dan perusahaan-perusahaan AS di Singapura, demikian keterangan pemerintah Singapura, Jumat (11/1), yang disiarkan oleh situs milik harian The Straits Times.

Fasilitas misi diplomasi asing yang menjadi sasaran serangan teroris itu adalah Kedutaan Besar Inggris, Israel dan Australia. Selain itu, sebuah kendaraan militer AS, yang digunakan untuk mengangkut personel militer, juga menjadi sasaran.

Ketiga belas orang itu ditahan oleh pemerintah Singapura berdasarkan Undang-undang Keamanan Internal, yang memungkinkan penahanan tanpa pengadilan terhadap siapapun yang merupakan ancaman terhadap keamanan nasional.

Dua orang yang lain telah dibebaskan, demikian keterangan dari Kementerian Dalam Negeri Singapura dalam pernyataan pers mengenai hasil investigasi pemerintah mengenai rencana serangan yang disusun oleh jaringan teroris Al-Qaeda itu.

Bukti rencana serangan itu berupa rekaman video dan beberapa catatan tulisan tangan, yang ditulis dalam bahasa Arab. Catatan-catatan yang ditemukan di antara reruntuhan rumah pemimpin Al-Qaeda di Singapura itu, menjelaskan secara terperinci rencana serangan terhadap Kedubes AS di Singapura.

Bukti lain yang dimiliki oleh pemerintah Singapura adalah sebuah rekaman video yang memperlihatkan salah satu tersangka anggota Al-Qaeda–yang kini telah ditangkap–tengah menerangkan sasaran-sasaran serangan teroris di Singapura.

Rekaman video itu ditayangkan pemerintah Singapura melalui televisi, Jumat (11/1) sore. Delapan dari tiga belas orang yang ditahan itu, pernah menjalani pelatihan di kamp Al-Qaeda di Afghanistan.

Kedubes AS di Singapura mengatakan, pemerintah AS sangat menghargai upaya anti-terorisme yang dilakukan pemerintah Singapura dan "tetap percaya pada kemampuan pemerintah Singapura untuk melindungi warga dan institusi-institusi AS di negara itu."

"Singapura tetap merupakan tempat yang aman untuk tinggal atau berbisnis," demikian pernyataan pemerintah AS tersebut.

Indonesia

Jaringan al-Qaeda disebut-sebut juga beroperasi di Indonesia. Tiga diantara para tersangka anggota al-Qaeda yang ditangkap di Malaysia itu adalah WNI. Pejabat tinggi TNI dan Polri, seperti dikutip The Washington Post, melaporkan bahwa Indonesia merupakan satu dari sejumlah tempat pelatihan aksi teror. Secara resmi, pejabat-pejabat Indonesia membantah hal ini. Namun, secara pribadi pejabat intelijen dan pejabat pemerintah mengaku mereka yakin al-Qaeda memiliki kamp pelatihan teroris di seputar daerah konflik di Poso, Sulawesi Tengah. Kamp latihan itu berupa pondok-pondok untuk melatih calon teroris menggunakan senjata otomatis dan membuat bom. "Yang satu ini lain. Kamp ini didirikan oleh orang asing untuk orang asing," kata seorang pejabat seperti dikutip The Washington Post.

Berkaitan dengan dugaan adanya jaringan al-Qaeda di Indonesia, Wapres Hamzah Haz Jumat (11/1) mengatakan, AS tidak boleh melakukan serangan militer secara langsung kepada Indonesia, karena jika hal itu dilakukan, AS akan "menderita banyak kerugian."

"AS memiliki banyak investasi di sini," kata Hamzah Haz.

Pernyataan itu disampaikan wapres sebagai tanggapan terhadap pernyataan Deputi Menhan AS Paul Wolfowitz beberapa saat lalu, bahwa AS tidak akan melakukan tindakan militer secara langsung di Indonesia, karena Indonesia dinilai merupakan negara yang "tidak ramah terhadap terorisme." (ap/washington post/new straits times/straits times/rhu/her)

Copyright © Sinar Harapan 2001
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044