From: "Faried Basalamah" <basalamah@hotmail.com>
To: apakabar@radix.net
Subject: Re: Priority List Lebih Penting Dari Pada Fatwa MUI
Date: Fri, 21 Dec 2001 21:45:11 +0700
PRIORITY LIST LEBIH PENTING DARI PADA FATWA MUI
Seorang keponakan penulis yang masih muda berucap : Pak, orang Cina kok
rasanya bijaksana ! Lha penulis menanyakan : Lho kok bisa ? Kemudian
keponakan tersebut berkisah bahwa ia membaca ceritera silat dan banyak isinya
ternyata berupa nasihat-nasihat yang baik. Di rimba persilatan atau kang ouw,
seorang pendekar tua akan berkata : Kalau ada urusan besar, kita bisa kecilkan
dan urusan kecil kita hilangkan. Nah, ini kan bijaksana, dibandingkan dengan kita
umat Islam, banyak urusan tetek bengek dijadikan urusan besar dan banyak urusan
besar dibuatnya memusingkan, dibuatnya frustrasi bagi orang lain. Urusan Tuhan
Allah dijadikan urusan kita, bagaimana kita tahu urusan yang hanya bisa dipecahkan
oleh Tuhan Allah yang Maha Kuasa ? Manusia kan memiliki kemampuan terbatas,
kok segala urusan mau diurusi. Orang mau masuk surga diurusi, orang mau berdoa
diurusi, orang mau menjalankan Syariat Agama diurusi dan segala urusan
sampai-sampai mengeluarkan FATWA macam-macam. Yah kalau benar semua,
kalau berkali-kali salah kan berabe, membuat orang skeptis dan menganggap agama
kok dijadikan alat politik. Agama itu kan percaya atau tidak, jadi nggak perlu
diperdebatkan. Kalau nggak percaya, yah nggak usah beragama dan nggak usah
menafsirkan macam-macam : percaya atau tidak. Kalau mau menanyakan buktinya
mana ? Itu sudah bukan percaya lagi , sekali lagi harus dinyatakan dengan jelas
AGAMA adalah percaya atau tidak : nggak usah ngurusin agama orang lain. Apalagi
mengeluarkan FATWA yang tak bersahabat, bukankah agama untuk kebaikan umat
manusia ? Agama kok dipakai untuk bunuh bunuhan, bakar bakaran dengan alasan
membela ALLAH dan bagaimana mau membela ALLAH kalau kita percaya bahwa
ALLAH Maha Kuasa, Maha Kuat, Maha Tahu dan seribu satu Maha lainnya. Apa
bukan terlalu mengada-ada dan jumawa ?
Pantas saja negara kita melarat , kesulitan ekonomi, krisis moral, salah urus dan
berbagai kasus, tragedi , kerumitan , frustrasi, bunuh membunuh, kritik mengritik,
karena kita tidak memiliki PRIORITAS, kita tak sanggup mendudukan persoalan pada
proporsi yang tepat. Pada waktu Amerika menuduh Osama Bin Laden melakukan
teror dan menghancurkan New York, berbagai organisasi yang menamakan
organisasi Islam langsung secara koor menyatakan : Mana buktinya ? Kemudian
mulailah demo-demo anti Amerika dan menyatakan Amerika mau melawan umat
Islam ? Padahal Amerika menyatakan perang melawan terorisme internasional
didukung oleh beberapa negara Islam terkemuka : Turki, Yordania, Saudi Arabia,
Yaman, Pakistan , negara-negara Teluk dan sebagainya. Jadi organisasi Islam
Indonesia sudah melakukan FITNAH KEJI dengan menganjurkan anti Amerika dan
menyatakan bahwa ada pertentangan Barat lawan Islam. Kalau Yordania, Saudi
Arabia, Pakistan, Turki dan lain-lain mendukung tentara Koalisi menyerang Taliban
bagaimana dikatakan bahwa Koalisi melakukan tindakan anti Islam ? Setelah banyak
bukti bahwa Taliban dan Osama merupakan biang kerok kerusuhan dan terorisme dan
kemudian mereka kabur seperti pengecut yang tidak berani mati atau bahkan
mungkin sudah mati konyol, lha bagaimana dengan MUI, dan organisasi yang
mendemo kedutaan Amerika ? Apa cukup sportip atau bagai pengecut yang
diam-diam saja ? Bagaimana dengan tokoh MUI yang selalu mencari popularitas
untuk mencari kedudukan dengan isu anti Amerika ? Apa tidak tahu malu, kemudian
mengeluarkan segala macam fatwa dan orang tersebut pernah menjadi Dirjen di
Depnaker tetapi sama sekali tidak berprestasi, malah banyak orang menganggap
orang tersebut main duit memeras tenaga kerja yang keluar negeri.
Kesulitan Indonesia saat ini ialah krisis ekonomi berkepanjangan, kaburnya investor,
lenyapnya lapangan kerja, pengangguran yang berjibun, kemelaratan, penderitaan
rakyat: bagaimana mungkin diperbaiki kalau tidak dikenal PRIORITAS ? Demo anti
Amerika merupakan tindakan merusak dan jelas menyebabkan larinya investor dan
akibatnya ialah meningkatnya pengangguran. Tanpa bantuan Amerika dan
negara-negara kaya, kita makin rusak dan makin hancur. Bagaimana kita bisa maju
kalau urusan salam menyalami saja sudah merupakan urusan besar, padahal itu kan
urusan agama yang itu tadi : percaya atau tidak. Kok manusia menganggap dirinya
SERBA PINTAR dan sanggup mengerti apa maunya Tuhan Allah ? Pendalaman
agama itu perlu, peningkatan IMAN itu perlu, tapi jangan menafsirkan yang
tidak-tidak, apalagi menganggap diri sanggup mengetahui kemauan ALLAH, apa
menganggap diri sama pintarnya, sama berkuasanya dengan ALLAH ? Ini bisa
dianggap DOSA, takabur dan angkuh: apa sih hebatnya kau ? Sekali lagi perlu kita
renungkan falsafah sederhana dari ceritera Dunia Kang Ouw : Urusan Besar Kita
Kecilkan, Urusan Kecil Kita Lenyapkan ! Didunia Barat dalam buku-buku literatur
ada disebut falsafah ini : PRIORITY LIST . Ini lebih penting dari pada FATWA-FATWA
tafsiran KUNYUK-KUNYUK MUI !
21 Desember 2001
|