|
|||
Home | Produk | Hobby | Sport | Bisnis | Feature | Kontak | Site Index |
Winch,
Alat Penarik Pesawat Layang Model F3Bsebagai Sarana Utama Pencapai
Ketinggian Terbang Maksimum Oleh
Budi Atmoko
|
||||
Pesawat
layang model merupakan pesawat terbang yang tidak mempergunakan daya
propulsi baik berupa motor listrik ataupun motor
letup untuk penerbangannya. Pesawat jenis ini pada umumnya akan
terbang dengan suatu kecenderungan untuk memanfaatkan gaya grafitasi
sebagai unsur penghasil daya dorongnya. Untuk itu maka pesawat layang
memerlukan suatu ketinggian awal untuk memulai penerbangannya. Salah
satu upaya yang dapat kita laksanakan untuk membawa pesawat layang ke
suatu ketinggian yang cukup adalah dengan cara ditarik dengan tali.
Berbagai cara atau metoda dipergunakan untuk menarik pesawat layang
yakni dengan dibawa lari atau ditarik dengan orang kemudian ditarik
dengan karet atau suatu benang yang memiliki elastisitas yang cukup
fleksibel sehingga bersifat sebagai sistim pelontar atau catapult system atau ditarik dengan suatu penggulung atau winch.
Untuk
pesawat model dari serial F3B atau pesawat layang Radio Control,
sarana penarik yang sangat dianjurkan adalah winch. Winch dalam hal
ini suatu alat penarik yang mempergunakan motor listrik berdaya besar
sebagai penggulung utama dan untuk catu dayanya dipergunakan
baterai atau accu 12 V 60 AH yang biasanya dipergunakan untuk mobil.
Salah satu kriteria yang dipersyaratkan oleh FAI atau Federation
Aeronautique Internationaly yang berkedudukan di Paris sebagai
badan yang mengkoordinir atau membawahi seluruh mata cabang olahraga
dirgantara, motor penggerak utama winch di kelas F-3B ini dibatasi
resistansi dalamnya minimal adalah 15 mili ohm. Dengan batas seperti
ini khususnya diukur dalam kondisi poros yang ditahan atau stall,
maka diharapkan keseluruhan winch yang dipergunakan di arena memiliki
daya input berupa energi listrik yang masuk ke dalamnya adalah
terbatas pada pusaran yang sama atau dengan kata lain, energi maksimal
yang diberikan ke dalam motor berupa energi listrik dibatasi dengan
suatu angka yang sama. Dengan
tersedianya berbagai jenis motor penggerak, khususnya yang
dipergunakan untuk melakukan starting mobil-mobil, baik buatan Asia,
Jepang maupun Amerika, maka kita tentunya bisa memilih motor mana yang
dapat memberikan daya yang terbesar dengan batasan resistansi dalam
yang tidak kurang dari 15 mili ohm tadi. Dengan berbagai
alternatif yang
disodorkan, khususnya jika melihat ke dalam motor yang disesuaikan
dengan putaran gulungan nantinya, khususnya saat kita menarik pesawat
layang model maka kita
dapat melakukan pemilihan apakah penggulung akan mempu digulungkan
dengan motor atau akan dihubungkan dengan suatu sistim transmisi. Sebenarnya
kita dapat melakukan suatu modifikasi dari penggulung yang dalam hal
ini adalah penggulung dari logam almunium dengan mengubah diameternya,
khususnya jika kita ingin melakukan perubahan kecepatan penarikan dan hal ini tentunya
seringkali dilaksanakan untuk motor-motor yang melakukan kopling
langsung dengan gulungannya atau tidak melalui suatu sistim reduksi. Kebanyakan
winch yang dipergunakan untuk menarik pesawat F3B menggunakan pulley
di sisi lain sebagai return pulley yang memiliki beberapa pelengkapan yang tujuannya
memberikan kehandalan selama penarikan, khususnya jika dilihat bahwa
pesawat yang ditarik akan berada di berbagai sisi, sisi kiri ataupun
kanan, tergantung dari arah angin yang tertiup saat itu. Sebagai
tali penarik, kebanyakan penerbang F3B andalan di seluruh dunia
menggunakan tali nylon
yang dalam hal ini berupa senar yang mungkin di Indonesia lebih
dikenal sebagai senar pancing dengan ukuran diameter
1,4 mm. Beberapa tali nylon dengan ukuran yang lebih kecil
yakni 1,3 mm dapat juga dipergunakan sebagai alternatif jika angin
bertiup tidak terlalu kencang. Kebanyakan tali dijual dalam suatu
gulungan besar dengan panjang 400 m, dan hal ini berarti mencukupi untuk penarikan di arena
yang panjangnya 200 m seperti yang dipersyaratkan oleh FAI. Di
ujungnya diberikan suatu perangkat berupa parasit kecil yang
dipergunakan sebagai sarana pelepas tali penarik terhadap pesawat.
Memang dengan melihat bahwa talinya sendiri nantinya akan sanggup
menahan beban hingga 50 kg khususnya jika menggunakan tali nylon
berdiameter 1,4 mm, maka dapat dipastikan bahwa penarikan pesawat
model yang kebanyakan terbuat dari komposit,
khususnya F3B dan F3J, dapat bekerja secara efektif dan kita
tentunya dapat berharap bahwa sistim penarikan ini akan dapat membawa
pesawat ke suatu ketinggian yang optimal. Perlu
diketahui bahwa selama penarikan sering terjadi suatu gejala overstress,
artinya pesawat ditarik dengan tegangan penarikan yang maksimal.
Khususnya jika para atlit F-3B senior dan atau atlit-atlit
internasional ingin memaksakan
pencapaian ketinggian yang maksimal. Dengan putusnya tali penarik,
maka kita tentunya dapat melakukan persiapan dengan membawa tali nylon
cadangan. Keahlian menarik dalam hal ini sebagai suatu keahlian yang
tersendiri memerlukan suatu latihan yang seringkali dapat membawa kita
ke suatu prestasi yang
tidak begitu mudah dicapai dengan beberapa kali berlatih khusus jika
kita mendapatkan angin yang arahnya tidak sesuai, khususnya jika kita
menerima angin samping atau side wind. Beberapa
teknik peluncuran atau zooming saat ini diperkenalkan oleh beberapa atlit dunia dan dari
hasil kejuaraan dunia di 1st World Air Games di Golbasi – Ankara Turki tahun 1997 yang lalu, kita bisa melihat bahwa zooming atau peluncuran dengan winch yang panjang
talinya kurang lebih 200 m akan dapat
menghasilkan ketinggian awal pesawat di 250 m atau
bahkan lebih tinggi lagi. Kebanyakan
para atlit menggunakan lebih dari satu winch, hal ini memang bertujuan
untuk menyiapkan kondisi peluncuran kembali atau relaunching,
khususnya jika dirasakan bahwa peluncuran pertama tidak menghasilkan
ketinggian yang diharapkan maka pesawat dapat segera diturunkan dengan
menggunakan sistim pengereman
atau driving sistim dengan spoiler yang berkonfigurasi butterfly
sehingga mendarat dalam waktu beberapa detik dan siap diluncurkan
kembali. Peluncuran kembali seringkali memang dilaksanakan oleh
atlit-atlit tingkat dunia, khususnya jika pesawat F3B melakukan
penerbangan untuk kecepatan ataupun speed,
dalam hal ini dimana diperlukan suatu ketinggian awal untuk mencapai
energi potensial yang maksimal. Tujuannya adalah membawa pesawat ini
ke suatu kecepatan yang setinggi mungkin dalam memasuki arena
pengaturan waktu.
|
Copyright ©
2003 Bandung Aeromodeling All right reserved, designed by GDP