|
|||
Home | Produk | Hobby | Sport | Bisnis | Feature | Kontak | Site Index |
|
||||
|
ANALISIS
GETARAN PADA HELIKOPTER R/C Di
beberapa kesempatan, saya telah menjabarkan bagaimana menyeimbangkan
rotor utama dan rotor ekor. Saya juga sempat mendiskusikan bagaimana
menyeimbangkan poros rotor utama, tapi saya belum sempat mengemukakan
bagaimana cara kita memutuskan dan apa yang harus kita kerjakan jika
helikopter terlihat bergetar. Kebanyakan para pemula yang menyatakan
bahwa helikopternya tidak mengalami getaran dapat mengalami apa yang
saya katakan justru sebenarnya berputar ketika helikopternya mulai
terbang. Kebanyakan rotor belakang dan rotor utama yang saya jumpai
terlihat tidak balance walaupun helikopternya tidak terlihat bergetar. Memang
untuk segera mengerti dan memperbaiki kondisi-kondisi ketidak-seimbangan
perlu belajar dari pengalaman. Untuk itulah maka para penerbang
berpengalaman terlihat memiliki helikopter yang jauh lebih bagus dari
pada helikopter para pemula. Mereka telah menggunakan dan mengoperasikan
helikopter ini secara lebih lama dalam jangka waktu yang panjang dan
mereka telah menerbangkan kemampuan mereka untuk mendeteksi, menganalisa
dan menyeimbangkan bagian-bagian yang tidak seimbang. Memang
dari pengalaman yang saya peroleh beberapa penerbang helikopter pemula,
sering menghubungi saya mendiskusikan mengenai masalahnya. Mereka
mengatakan bahwa helikopter miliknya tidak seimbang dan bergetar hebat
apabila akan dipaksa untuk melakukan hovering. Saya menyarankan agar
anda membawa helikopternya ke tempat saya di Bandung Aeromodeling Club
dan saya dapat segera menganalisa dan mencek apakah terjadi
ketidak-seimbangan. Apa
yang saya lakukan sebenarnya adalah mencek kembali mengenai kondisi
keseimbangan dari rotor utama. Saya menyeimbangkan berat dan titik berat
kedua bilah rotornya yang saya harapkan bisa seimbang secara sempurna.
Apabila hal itu memanag terbuksi merupakan penyebab dari getarannya,
maka solusinya sudah dapat diselesaikan atau ditemukan. Mereka yang
mengalami getaran hebat seperti yang saya temui di beberapa kasus,
merupakan suatu gejala yang justru mereka jadikan pengalaman yang sulit
mereka lupakan. Mereka mendapatkan guru yang terbaik selama ini yakni
pengalaman. Ketika
para penerbang ini mengangkat helikopter ke posisi hover, maka kita
dapat segera melihat beberapa indikasi dari kondisi ketidak-seimbangan.
Ekor dapat saja bergetar ke atas dan bawah. Tangkai roda pendarat atau
skid-nya juga dapat berputar. Ekor vertikal atau horizontal dapat saja
bergetar. Canopy bergerak ke kiri dan kanan atau mungkin bagian belakang
dari canopynya yang bergetar. Kabel antena seringkali juga ikut bergetar
apabila memang ditemui suatu gejala ketidak-seimbangan. Demikian juga
dari adanya gelembung-gelembung pada bahan bakar atau mungkin merupakan
kombinasi dari bagian-bagian bergetar yang telah saya sebutkan tadi. Tail
boom yang bergerak ke atas dan bawah merupakan indikasi yang
nyata,mungkin saya bisa memulainya dari sini. Jika rotor utama tidak
seimbang, maka tail boom akan bergoncang, hal ini merupakan salah satu
dari analisa vibrasi yang mutlak. Sayangnya, beberapa pernyataan tidak
memberikan kondisi yang sama dengan apa yang saya nyatakan disini, bahwa
jika tail boom bergetar maka rotor utama tidak seimbang karena adanya
engine yang berputar kasar akan menyebabkan tail boom bergoncang. Jika
tail boomnya bergetar, anda sebaiknya mencek rotor utama. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah meyakinkan bilah-bilah rotor utama ini
berada dalam track yang sama ketika diputar. Saya mengatakan kedua sisi
karena memang seringkali kita memperoleh bilah-bilah yang berada di luar
track kepada satu sisi. Jika hanya satu bilah yang berada di luar track,
maka padel untuk fly bar-nya tidak berada dalam sudut yang tepat. Kita
harus segera mengatur bilah-bilah ini dengan prosedur berikut ini. Perhatikan
lintasan bilah-bilah ini dengan melihat leading edge dari bilah-bilah
tersebut dan anda perlu mengatur sudutnya sebagaimana diperlukan. Di
dalam helikopter, leading edge adalah berada di kanan ketika kita
melihat helikopter dari posisi hovering tail in. Dengan blade lintasan
bilah pada sisi kanan, katakanlah bahwa bilah hitam berada di bawah dari
sisi kiri maka rubahlah sudut pasang fly bar untuk meningkatkan sudut
serangnya pada bagian belakang padel bilah putar. Dengan membuat padel
di belakang bilah utama sedikit menanjakan akan memberikan bilah hitam
ke sisi kiri dan lebih rendah daripada sisi kanan. Hal ini akan membuat
bilah hitam berad di sisi bawah dari kedua belah sisi sehingga
pengaturan tracking yang normal akan membawanya ke dalam track di kedua
sisi. Atur fly bar dan bilah-bilah seperlunya untuk membuat lintasan
keduanya sama. Sekarang
anda sudah mempunyai lintasan bilah-bilah pada posisi yang sama, namun
tail boom masih saja bergetar. Proses selanjutnya adalah melakukan
pengecekan, apakah engine berada dalam posisi idle secara tiba-tiba dari
suatu kondisi hover atau kondisi yang lain. Mungkin saja pengaturan
daripada low speed needle terlalu kurus pada bagian bawah sehingga
menghasilkan enginenya berputar kasar. Hal ini seringkali membuat
getaran pada tail boom memang. Dengan anda mengatur komposisi jarum
pengatur sedemikain rupa sehingga dapat berjalan secara normal, maka
seringkali tail boom menjadi lebih diam. Jika anda merasakan bahwa tail
boom masih juga bergetar, maka anda segera saja melepaskan kepala
helikopter dan membalansnya. Saya juga sempat membicarakan mengenai
penyeimbangkan rotor utama, apakah anda sempat mencoba membalance kepala
helikopter tanpa bilah-bilah rotor utama. Mudah-mudahan hal ini tidak
perlu. Kebanyakan
ketidak-seimbangan kepala rotor diantaranya adalah karena adanya pushrod
yang tidak simetris. Ada kemungkinannya fly bar sudah bengkok dan di
beberapa gejala atau kondisi, saya melihat baud-baud yang sudah tidak
lurus lagi karena adanya beban setripugar. Mungkin fly bar tidak
dipasang pada posisi sama panjang terhadap kepala rotor. Hal-hal seperti
ini akan sering membawa tail boom bergetar. Satu
hal yang dapat menyebabkan tail boom untuk mulai bergetar setelah suatu
penerbangan sebelumnya yang mulus adalah kehilangan tongkat pendukung
tail boom. Jika memperkuat pemegang tail boom tidak memecahkan masalah,
maka hal yang paling mungkin adalah dengan menggerakkan kolar-kolar fly
bar sedemikian sehingga fly bar dapat bergerak lebih jauh dari titik
tengah. Mungkin
anda sudah bisa menghilangkan getaran pada titik berat namun ekor
horizontal masih juga bergetar. Getaran pada ekor horizontal merupakan
hasil dari ketidak-seimbangan rotor belakang. Saya mendiskusikan metoda
untuk menyeimbangkan rotor belakang beberapa saat yang lalu dan saya
juga sempat mendiskusikan hal ini dengan beberapa aeromodeler. Jika ekor
belakang masih bergetar, anda memang perlu untuk membalance rotor
belakang. Mungkin diperlukan satu atau lebih kesempatan untuk membalance
rotor belakang, namun anda perlu yakin bahwa konfigurasi rotor belakang
harus seimbang, baik secara lateral maupun longitudinal, untuk
mengeleminasi getaran dari ekor vertikal. Sepanjang pengalaman saya,
getaran pada ekor vertikal merupakan suatu indikasi bahwa sesuatu tidak
beres dan mungkn saja ini merupakan suatu indikasi adanya beberapa hal
yang tidak seimbang, bukan satu komponen namun beberapa. Jika
segala sesuatunya berjalan dengan baik, maka ekor vertikal akan
menjadi mulus dan jika ternyata ekor vertikal masih belum dapat tenang,
anda harus melihat indiksi lain dari suatu getaran untuk memutuskan apa
yang harus kita lakukan. Mungkin
saja helikopter hanya bergetar pada kondisi-kondisi putaran rpm tertentu.
Memang ada 2 kemungkinan dalam kondisi ini. Pada suatu putaran mesin
memang kita melihat bahwa engine tidak berjalan demikian mulus namun
pada kondisi penerbangan terlihat kondisinya menjadi lebih baik. Ada
saja kemungkinannya bahwa kita melihat sesuatu yang tidak seimbang yang
secara nyata menggetarkan helikopter pada frekuensi tertentu. Namun pada
frekuensi penerbangan yakni pada putaran-putaran tertentu kita tidak
melihat adanya gejala getaran seperti ini. Dengan kondisi seperti ini,
kita harusnya segera mengantisipasi, mengingat bahwa getaran pada suatu
kondisi penerbangan akan tetap saja mengganggu radio, gyro, helikopter
secara keseluruhan. Bagaimana
kita dapat mengatakan apakah suatu getaran bisa diakibatkan dari putaran
engine atau akibat dari ketidak-seimbangan dari pembalance tentunya.
Dengan melihat apakah bagian lain dari helikopter juga bergetar dengan
mengacu dari putaran needle valve, kita bisa mengetahui apakah
getarannya berubah? Adanya
suatu busa pada bahan bakar merupakan indikasi yang lain dari engine
yang terlalu kurus. Kebanyakan dari timbulnya busa pada bahan bakar
disebabkan ketidak- seimbangan dari fan atau ketidak-tepatan pemasangan
kopling dan sebagainya. Bagaimanapun
hal ini merupakan suatu masalah mekanik dan
timbulnya busa pada bahan bakar metoda indikasi bahwa engine
mengalami masalah. Indikasi
lain dari pada suatu engine yang tidak diatur dari tidak berada dalam
kondisi yang tidak baik adalah bergetarnya tangkai roda pendarat atau
skid. Getaran daripada tangkai roda pendarat diakibatkan oleh engine.
Biasanya disebabkan oleh ketidak- seimbangan fan atau dari
ketidak-sentrisan poros utamanya. Jika anda menggunakan antena batang
yang dihubungkan dengan suatu perekat, anda dapat menemui suatu kondisi
yang lentur. Antena cenderung dapat berputar selama penerbangan sebagai
hasil dari getaran engine. Saya dapat mengetahui antena bergetar
meskipun kondisi antena yang sangat mulus. Saya melihat bahwa getaran
seperti ini disebabkan oleh vibrasi dari engine dan tidak bersifat
merusak. Jika antena berputar dalam helikopter selama penerbangan,
mungkin kita segera melihat dan mengetahui barangkali terjadi ketidak-
seimbangan. Jika
bagian depan dari canopy bergetar, maka masalahnya adalah dari rotor
utama. Dalam hal ini porsi dari kelengkungan canopy di sekitar poros
yang bergetar. Problema ini biasanya diaikibatkan ketidak-tepatan
pemasangan
poros untuk stater dan adanya ketidak-seimbangan dari rotor
belakang seringkali menyebabkan gejala seperti ini. Ada
suatu metoda yang seringkali dicoba oleh beberapa aeromodeler, yakni
dengan mengikat helikopternya ke suatu dudukan kemudian menjalankan dan
melihat apa yang terjadi. Saya tidak menyarakan hal ini anda lakukan dan
janganlah helikopter diikat seperti ini. Kondisinya akan membuat sesuatu
yang justru tidak diinginkan dan tidak memecahkan masalah. Alasan yang
lain untuk mencegah hal ini adalah dengan mengikat helikopter ke suatu
dudukan, maka anda tidak dapat mempelajari sesuatu. Needle valve tidak
dapat diset karena
sudut serang daripada bilah-bilah berbeda ketika helikopter
mengudara dan ketika helikopter dites dalam kondisi terikat seperti ini. |
|||
Copyright © 2003 Bandung Aeromodeling All right Reserved, designed by GDP |