KAWASAN

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

 

Teknologi pembelajaran memiliki lima kawasan yang menjadi bidang garapnya, baik sebagai objek formal maupun objek materinya, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengolahan, evalusi sumber dan proses belajar. Oleh karenanya aplikasi teknologi pembelajaran juga tidak terlepas dari lima kawasan tersebut. Seels dan Richey (1994: 122) menjelaskan bahwa demi menjaga keutuhan definisi (teknologi pembelajaran. pen.) kegiatan-kegiatan dalam setiap kawasan teknologi pembelajaran dapat dikaitkan baik kepada proses maupun sumber pembelajaran.

Masih menurut Seels dan Richey (1994: 103), dalam Teknologi Pembelajaran praktik sangat berpengaruh terhadap evolusi bidang tersebut, bahkan lebih besar daripada teorinya. Mempraktikkan Teknologi pembelajaran akan berhadapan dengan elemen-elemen yang memudahkan atau menyulitkan praktik itu sendiri. Elemen-elemen tersebut yaitu: 1) jenis materi pembelajaran; 2) sifat atau karakteristik pebelajar; 3) organisasi di mana  pembelajaran berlangsung; 4) kemampuan sarana yang tersedia; dan 5) keahlian para praktisi.

Dimensi praktik teknologi pembelajaran sejalan dengan perkembangan teknologi. Pada tahun 30-an ketika komputer elektronik pertama berhasil diciptakan, teknologi pembelajaran berkembangan pesat sejalan dengan teknologi tersebut. Teknologi ini melahirkan berbagai alat yang merubah dunia dalam berbagai aspeknya, mulai dari bom atom dalam mengakhiri Perang Dunia II hingga Internet sebagai jaringan informasi publik global yang mampu menghubungkan jutaan orang di seluruh penjuru dunia hanya melalui komputer yang terhubung dengan jaringan. Fenomena yang juga banyak disebut sebagai revolusi digital inilah yang mampu meyakinkan banyak orang bahwa peradaban umat manusia akan segera memasuki sebuah era baru yang diintrodusir sebagai era informasi.

Seiring dengan perkembangan pesat Teknologi Pembelajaran tersebut, berkembang pula tempat kerja para teknolog pembelajaran. Hal ini juga mempunyai dampak terhadap keyakinan, nilai-nilai dan prioritas dalam bidang teknologi pembelajaran. Dampak ini pada akhirnya juga mempengaruhi perkembangan pola dan ragam praktik teknologi pendidikan, namun hal ini tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap struktur dasar bidang studi. Kelima kawasan umum dalam Teknologi Pembelajaran masih tetap sesuai dengan konteks masing-masing kerja. Dampak kecil tersebut umumnya dapat diamati pada sumber yang digunakan, isi yang digarap, dan kadang-kadang proses yang dilaksanakan. Teknologi Pembelajaran telah berkembang dari ‘sekedar keterampilan’ menjadi profesi dan kemudian menjadi bidang kajian.

Perlu diperhatikan dalam perkembangan pesat teknologi pembelajaran ini, salah satunya adalah praktik teknologi pembelajaran harus tetap memperhatikan kawasan dan memegang konsep utama yang membatasinya serta memanfaatkan dukungan dari pelbagai ilmu lain yang relevan (Atwi Suparman dalam Budningsih, 2000). Miarso (2004: 198) menambahkan bahwa teknologi, termasuk teknologi pendidikan harus memililiki ciri: 1) proses untuk meningkatkan nilai tambah (added values); 2)  menghasilkan dan memanfaatkan produk yang bervariasi dan semakin canggih; dan 3) interaksi proses dan produk tersebut sebagai suatu sistem dengan lingkungannya sebagai suatu sistem yang lebih luas.