PAK AMIEN  
Home | Depan 

Manhaj Tarjih Muhammadiyah

 
 

sumber : www.e-amienrais.com  

Tauhid Sosial

Istilah “tauhid sosial” merupakan istilah baru yang diperkenalkannya dalam wacana ilmu-ilmu sosial. Tauhid  sosial dimaksudkan sebagai dimensi sosial dari pengakuan kita bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad itu adalah Rasul-Nya. Sebagai muslim, tidaklah cukup kalimat tauhid tersebut hanya dinyatakan dalam bentuk ucapan (lisan) dan diyakini dalam hati, tetapi harus dilanjutkan dalam bentuk perbuatan. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, berarti semua ibadah murni (mahdhah) seperti salat, puasa, haji, dan seterusnya memiliki dimensi sosial. Kualitas ibadah seseorang sangat tergantung pada sejauh mana ibadah tersebut mempengaruhi perilaku sosialnya.

Menurut Amien Rais, tauhid sesungguhnya menurunkan atau mengisyaratkan adanya lima pengertian. Pertama, unity of Godhead, yaitu kesatuan ketuhanan. Kedua, unity of creation, yaitu kesatuan penciptaan. Seluruh makhluk di alam semesta ini, baik yang kelihatan maupun yang tidak, yang lahir maupun yang gaib, merupakan bagian dari ciptaan Allah. Ketiga, unity of man­kind, yaitu kesatuan kemanusiaan. Jadi, perbedaan warna kulit, bahasa, geo­grafi, sejarah, dan segala perbedaan yang melatarbelakangi keragaman umat manusia tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi. Keempat, unity of guidance, yaitu kesatuan pedoman hidup. Bagi orang yang beriman, hanya ada satu pedoman hidup, yakni yang datangnya dari Allah yang berupa wahyu. Karena Allah yang menciptakan manusia, maka Allah pula yang paling tahu apa yang baik atau buruk bagi manusia, sehingga kita betul-betul dapat mencapai kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Kelima, unity of the purpose of life, yaitu kesatuan tujuan hidup. Bagi orang yang beriman, satu-satunya tujuan hidup adalah untuk mencapai rida Allah.

Konsep “tauhid sosial” ini tampaknya muncul dari Amien Rais sebagai respon terhadap meluasnya per­soal­an ketidakadilan yang ia lihat. Hal ini bisa dirujuk pada pernyataannya yang retoris:

“Benang merah dari ajaran Islam adalah keadilan. Karena Islam itu merupakan religion of justice, maka secara potensial setiap orang Islam bisa menjadi truble maker bagi kemapanan yang tidak adil.”

Dengan merujuk sosiolog Prof. Gelner, Amien mengatakan bahwa di muka bumi ini, setiap orang Islam bisa menjadi masalah bagi rezim yang mapan yang mempertahankan ketidakadilan, karena orang Islam selalu resah, gelisah, dan selalu ingin mengejawantahkan nilai-nilai keadilan dalam berbagai dimensi kehidupannya.

Dengan mengutip Ibn Hazim , ia juga mengatakan, bila di tengah masyarakat ada kelompok kaya dan miskin, adalah kewajiban si kaya untuk melakukan proses pemerataan sosial ekonomi ke seluruh masyarakat. Dan, menjadi hak dari si papa untuk mengambil ba­giannya dari si kaya. Jadi, secara sederhana, konsep tauhid sosial Amien Rais dapat disimpulkan sebagai tuntutan terwujudnya masyarakat yang adil, sekaligus memperoleh rida Allah.

 

 

 
     

 

Copyright©Tarjih Muhammadiyah 2001

E-mail : Webmaster@tarjikh.zzn.com