Assalamu'alaikum wr.
wb.
Alhamdulillah
Muhammadiyah telah memasuki usia 92 tahun dalam hitungan tahun
hijriyah atau 90 tahun dalam hitungan tahun miladiyah. Usia yang
mendekati satu abad itu merupakan anugerah Allah SWT., sekaligus
sebagai bukti dari amanah dan kepercayaan masyarakat kepada
Muhammadiyah dalam menjalankan misi dakwah amar ma'ruf nahi
munkar di persada negeri ini.
Banyak hal telah
dirintis dan dikhidmadkan Muhammadiyah untuk umat dan bangsa
melalui amal usaha dan amalan-amalan dakwahnya untuk kemajuan.
Ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan masih
menjadi tantangan Muhammadiyah untuk dilaksanakan melalui misi
dakwahnya. Berbagai rintanganpun telah banyak dilalui oleh
Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Namun harapan
yang paling besar untuk tahun-tahun ke depan ialah bagaimana gar
Muhammadiyah yang sama-sama kita cintai ini dapat terus tumbuh
dan berkembang menjadi lebih maju sehingga dapat membangun
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang
dicita-citakan.
Dalam usia yang
cukup panjang itu, Muhammadiyah memiliki tekad yang tinggi untuk
menjadi ramatan lil alamin di muka bumi ini. Misi Muhammadiyah
tersebut ditorehkan sebagai panggilan mulia untuk senantiasa
mengikuti jejak Nabi Muhammadi saw. yang menjadi rujukan gerakan
Muhammadiyah, sebagaimana firman Allah SWT. :
"Dan
tiadalah Kami mengutus engkau (muhammad) kecuali untuk (menjadi)
rahmat bagi sekalian alam" (QS. Al-Anbiya' : 107).
Di tengah
memperingati Milad ke-92 ini, Muhammadiyah sungguh prihatin
dengan kondisi bangsa saat ini. Selain krisis ekonomi dan
politik yang belum kunjung reda, kita juga dihadapkan pada
berbagai musibah seperti tabrakan kereta api yang beruntun dan
banjir yang yang meluas di Jakarta serta sejumlah daerah.
Musibah demi musibah tersebut tentu tidaklah berdiri sendiri dan
terjadi secara tiba-tiba. Sebagai kaum beriman, setiap musibah
tentu harus kita sikapi dengan sabar dan ikhtiar, seraya tawakal
kepada Allah sesuai pesan agama kita "inna lillahi wa
inna ilaihi raji'un" (QS. Al-Baqarah 155-156).
Tetapi,
musibah-musibah nasional tersebut tentu perlu manjadi bahan
muhasabah atau perenungan dan intropeksi diri. siapa tahu telah
banyak melalukan kelalaian, kekeliruan, dan kesalahan dalam
mengolah kehidupan yang diamanatkan. Siapa tahu bahwa banyak
kesalahan-kesalahan pemikiran, pendekatan, dan cara-cara dalam
mengurus kepentingan-kepentingan bangsa dan tanah air tercinta
ini, sehingga menimbulkan kerusakan demi kerusakan di berbagai
lini kehidupan.
Kita
sebagai bangsa berkaca pada diri sendiri, banyak kemungkinan
bahwa krisis dan musibah ini terkait dengan kesalahan-kesalahan
fatal dalam mengurus kehidupan ini. Dalam hal ini selakuk bangsa
yang beriman, perlu menghayati pesan allah dalam Al-Qur'an yang
berbunyi :
"Telah
tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar kembali (ke jalan yang
benar)"
(QS. Ar-Rum : 41).
Dalam
ayat lain Allah berfirman : "Dan
jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya"
(QS. Al-Isra 16). Namun sayang, banyak orang-orang yang
melakukan kerusakan, seringkali tidak menyadarinya, bahkan
mereka merasa sedang membangun sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur'an yang artinya : "Dan bila dikatakan kepada
mereka, janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka
menjawab : sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan"
(QS. Al-Baqarah 11).
Kita
juga petut prihatin, bahwa di tengah krisis yang melanda bangsa
kita yang sudah berlangsung sekitar lima tahun ini, masih tampak
lemahnya "sense of crisis", rasa prihatin
berada dalam suasana krisis. Pola hidup mewah, tidak
bersungguh-sungguh, kebiasaan bermain-main narkotika, ribut
dalam urusan-urusan yang tidak perlu, sikap mementingkan diri
dan kelompok sendiri, dan kesan tidak prihatin masih tampak
dalam pemandangan sehari-hari baik dimasyarakat maupun para elit
dan pengambilan kebijakan. Padahal, negeri ini laksana kapal
yang tengah oleng, yang memerlukan i'tikad dan kesungguhan luar
biasa dari seluruh komponen bangsa untuk menyelamatkannya.
Kita
juga prihatin dengan makin melemahnya kepercayaan dan
keteladanan dari institusi-institusi dan tokoh-tokoh wibawa,
sehingga umat dan masyarakat luas seakan kehilangan induk dan
penunjuk jalan ke arah yang lebih mencerahkan. Krisis
kepercayaan dan keteladanan itu bukanlah masalah sepele, karena
akar dari runtuhnya bangunan masyarakat biasanya dimulai dari
krisis akhlaq atau moral. Krisis akhlaq akan melahirkan
prilaku-prilaku tidak amanah, dusta, batil, dan menyimpang atau
menyeleweng. Tidak mekar lagi sikap sidiq, amanah, tabligh, dan
fathonahyang menjadi bingkai dan corak perilaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akibatnya, krisis demi
krisis terus datang silih berganti, sehingga yang sudah
terbangun dengan baikpun akan rusak kembali. Sebaik apapun
tatanan yang dibangun, tetapi jika moral manusianya rusak atau
lemah, maka akan runtuh pulalah sistem yang baik itu.
Karena
itu, bersamaan dengan milad Muhammadiyah ke-92 ini, Muhammadiyah
melakukan panggilan moral untuk semua pihak termasuk warga dan
pimpinan Muhammadiayh sendiri.
-
Marilah
kita bangun tekad dan ikatan persaudaraan yang kokoh
disertai upaya-upaya menyatukan kekuatan untuk menyelesaikan
masalah-masalah bangs asecara istiqamah, obyektif, dan
tersistem sehingga ada jalan terang keluar dari krisis.
-
Mari
kita praktikkan pesan amar ma'ruf nahi munkar dalam seluruh
lini kehidupan, termasuk dalam memberantas segala bentuk KKN
dan hal-hal lain yang fasad (rusak) di tubuh bangsa
inisebagai itikad dan usaha bersama dari seluruh komponen
bangsa.
-
Mari
kita melakukan usaha-usaha ishlah (perbaikan) secara
bersungguh-sungguh, termasuk untuk tidak lagi mengulangi
kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang membuat runtuhnya
kehidupan di tubuh bangsa dan negara tercinta ini.
-
Mari
kita memasyarakatkan secara luas pola dan sikap hidup
sederhana, jujur, terpercaya, bertanggung jawab, istiqamah,
kata sejalan dengan tindakan, dan perilaku-perilaku uswah
hasanah sebagai basis kesalihan bermu'amalah dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
-
Mari
kita kembangkan usaha-usaha bersama untuk pendidikan
pencerahan di tubuh bangsa ini, sehingga setiap anak bangsa
memiliki bekal keyakinan, kepribadian, kemampuan-kemampuan
yang kokoh untuk membangun kehidupan yang berkeadaban
sebagaimana cita-cita masyarakat muslim yang
sebenar-benarnya.
-
Mari
kita tingkatkan kualitas kegiatan dan amal usaha majukan
persyarikatan di setiap tingkatan dan lingkungan sehingga
Muhammadiyah yang sama-sama kita cintai ini tumbuh mekar
sebagai Gerakan Islam yang benar-benar memancarkan rahmatan
lil 'alamin.
Marilah
kita berdo'a kepada Allah, agar kita senantiasa diberikan
anugerah keselamatan hidup di dunia dan akhirat, dimasukkan ke
dalam syurga jannatun na'im dan dijauhkan dari siksa api
neraka. Semoga Allah senantiasa melimpahkan ridha dan
karunia-Nya kepada kita. Amin ya rabbal 'alamin.
Nasrun
minallah wa fathun qarib.
Wassalamu'alaikum
wr.wb.
|