Permasalahan belalang ini baru muncul awal tahun 1998 dimana tahun sebelumnya (1997) merupakan musim kemarau panjang dan hujan baru mulai sekitar bulan Desember 1997-Januari 1998.

Perilaku migrasi dan serangan relatif bersamaan di semua lokasi yakni dari arah Barat ke Timur, mulai bulan Mei 1998 sampai Oktober 1998.

Sistem pemantauan dan pengawasan yang lemah, pengetahuan yang kurang tentang bioekologi dan agroekosistem, sarana dan kualitas SDM yang kurang memadai, dan kondisi lingkungan yang menguntungkan belalang merupakan masalah yang kompleks dalam mengantisipasi dan mengendalikan serangan hama belalang saat ini.

Pengendalian yang dilakukan pada umumnya sudah terlambat mengingat belalang sudah pada fase gregaria dan sempat merugikan tanaman tebu secara luas. Pengendalian bisa berhasil apabila strategi pengendalian tepat, persepsi semua pihak sama, dan koordinasi cukup baik.

The first abundant of the locust coinciding with the beginning of rainy season in December 1997 - January 1998 just after the long dry season during 1997 in Indonesia. The migration behaviour as well as mode of attack relatively similar between all location, means from western to eastern part, and start from May to October 1998.

Due to the lack of some aspects such as : (i) monitoring and evaluation system, (ii) information of bioecology of the locust and its agroecosystem, (iii) the quality of human resources, and (iv) some climatic factors, played an important role in the complexity of the problem and the difficulty in antisipating as well as controlling this pest at the previous time.

Based on those problems above resulting the control action seems not effective and eficient. So therefore, evaluation of this problems and the effective control strategy will be disccused in this paper.