|   Sang Manusia   |   Aristoteles  |  Harmoni Alam  |  Masa-Depan   | 

Makna 10.000 tahun peradaban  |    Author   |   

Life Elsewhere ? Adakah bumi yang lain ?

Drama dan orkestra peradaban manusia

 

Drama dan orkestra peradaban manusia setelah berjalan 10.000 tahun tetap menyisakan pertanyaan abadi, siapakah sebenarnya diri kita sendiri di alam semesta ini ?

Apakah yang terjadi sebenarnya pada proses kesadaran di sel-sel syaraf yang jumlahnya sekitar 200 milyar itu ketika berhadapan realitas kosmos yang telah berusia 13.7 milyar tahun yang   silam ?

Apakah makna sesungguhnya dari besarnya kosmos sejauh 13,7 milyar tahun cahaya dibandingkan dengan besarnya memori kesadaran dan warna-warni spesies  kehidupan di bumi dan akhirnya muncul manusia sebagai observer yang mengobservasi kejadian kosmos, evolusi hidup dan kesadaran diri itu sendiri ?

Penari dan pemain akrobat spesies evolusi

 

Sampai saat ini kesadaran semesta yang kita ketahui hanyalah terjadi dalam fikiran manusia, kita belum tahu bahwa kesadaran semesta itu terjadi pada spesies lain diantara kerajaan monera(bakteri), protista(amoeba), jamur, tanaman, dan binatang atau barangkali pada kumpulan virus di suatu media.

Dalam arti lainnya bahwa hanyalah manusia yang dapat berfikir tentang realitas semesta, tetapi makna fisik berfikir itupun sampai saat ini belum difahami sains.

Kita harus lebih dahulu memahami diri sendiri sebelum kita menyatakan probabilitas bumi bumi lain di antara jagad semesta. Kita perlu lebih percaya bahwa kehidupan bumi adalah hasil karya ciptaan yang paling mengagumkan dan permainan ini bermula di bumi.

Paradoks manusia dan kebuntuan kosmologi

 

Drama dan orkestra spesies kehidupan dan peradaban manusia sedang direkonstruksi dan diurut-ulang bit demi bit DNA. Perjalanan DNA yang telah menjadikan ekspresi kehidupan di bumi, kelihatannya hanyalah mekanisme evolusi, tetapi lebih jauh lagi adalah sebenarnya proses pencarian eksistensi diri sejauh 13,7 milyar tahun cahaya sampai mendekati waktu Planck sedekat 10exp(-43) detik.

Kenapa kita harus melihat kekosongan abadi diluar 13.7 milyar tahun cahaya, sementara di bumi lebih indah untuk berlabuh selamanya ?

Paradoks itu bukan terletak pada 10.000 megaton hulu ledak nuklir yang telah siap diluncurkan, tetapi pada misteri siapakah diri kita sebenarnya ?

7 milyar manusia, menatap 10.000 tahun berjalan, kenapa sains cepat berspekulasi ada bumi yang lain. Katakan 70% pertanyaan di bumi belum terjawab kenapa sains harus memlih 30% sisanya untuk mengambil kesimpulan.

Jauh lebih banyak sisi misteri eksistensi manusia di bumi

Bayangkan 100.000 tahun yang silam ketika memulai “hidup baru” sebagai manusia menganalisa kegunaan sebuah batu di dalam kegelapan gua dan menciptakan sebuah api. Dan kita mulai belajar tarian galaksi.

*Siapakah sebenarnya yang datang kepada 200 milyar sel-sel syaraf kesadaran kita ? Lantas kenapa kita selalu menanti kunjungan mahluk asing SETI luar angkasa  sementara maksud kedatangan kesadaran manusia yang tunggal ini belum terjawab ?

       

Kesadaran kosmos adalah semesta, peradaban adalah sandiwara,

bumi panggungnya, inilah panggung sandiwara semesta

v

Shakespeare benar, bumi adalah panggung sandiwara, peradaban adalah sandiwaranya, kesadaran kosmos adalah tema akhirnya untuk menantikan aktor utama drama kosmos, Sang Maha Pencipta.

vSemua adalah penari dan pemain akrobat mengikuti tarian galaksi: elektron, proton, photon, virus, bakteri, amuba, jamur, tanaman, dan binatang sampai kedatangan manusia

Seandainya ternyata probabilitas Drake = 1,apakah kosmos salah hitung?

Seandainya Proxima_Centauri adalah tata surya tetangga terdekat

*Jarak tata surya terdekat kita ini sekitar 268.000 AU  (1 AU = 150.000.000 km), katakan pesawat ruang angkasa berawak terbaru telah dapat mencapai kecepatan 200.000 km/jam , maka waktu tempuh yang diperlukan adalah sekitar 22.945 tahun. Bagaimana bisa manusia hidup di belantara kekosongan meninggalkan peradaban selama itu tanpa bisa melihat keaslian hijau sang bumi, biru sang laut, dan kicau burung bernyanyi.  *Begitu sulit dan pahitnya kita menyatakan adanya kemustahilan di alam semesta, tidak ada yang tidak mungkin tetapi kenyataan adalah kepastian.         

Membayangkan satu tahun cahaya dalam kekosongan

Mencoba mendaki kemustahilan

q Contoh :  Proxima_Centauri adalah tata surya terdekat matahari yang berjarak d =268.000 AU dari bumi. Jika kecepatan pesawat ruang angkasa berawak v =250.000 km/jam berangkat dari bumi, berapakah waktu tempuh yang diperlukan :   

 

Dengan v = 250.000 km/jam, apakah kira-kira fisik manusia cukup tahan, Sebagai acuan apollo 10 meluncur ke bumi berkisar 40,000 km/jam. 

1 AU = 1.500.000 km

d = 268.000 x 1.500.000 = 402.000.000.000.000 km

T = waktu tempuh = d/v = 160.800.000 jam = 18.356 tahun !! (10,000 tahun baru lahir peradaban). 

Seandainya sains menyatakan adanya ukuran kemustahilan bagi sang pengamat sebagai bagian realitas ruang waktu  

 

Jika bumi bisa memberikan gratis oksigen kenapa sains tidak bisa ?

 

Paradoks sains dan manusia
Keinginan
Hambatan
Minimum_Makanan dan obat-obatan bisa menjadi gratis ?
Ada
Luar biasa
Telekomunikasi antar negara/individu gratis ?
Ada
Luar biasa
Minimum konsumsi energi listrik bisa gratis ?
Ada
Luar biasa
Memusnahkan senjata nuklir dan WMD lainnya ?
Ada
Luar biasa

    

100.000 tahun lalu kita tidak tahu kesadaran itu entah berada dimana?

 

 

 

Jika misteri kesadaran itu tiba-tiba hilang dari bumi maka adalah mungkin kesadaran itu telah kembali ke asalnya Sang Pencipta, tetapi jika tiba-tiba kembali kesadaran itu lahir dan manusia mulai belajar lagi dari kegelapan gua awal peradaban, maka jelas bahwa Kesadaran Semesta itu tidak pernah berawal dan juga tidak pernah berakhir, abadi selamanya.         

Note : The bold italic links of the article are Wikipedia  sources as reference readings