008
Fitrah Manusia Beragama Tauhid
Post By : Martias Oyonk
Fitrah Manusia Beragama Tuhid. Manusia adalah makhluk
paling mulia di antara makhluk-makhluk ciptaan Allah
lainya, bahkan hal ini dinyatakan sendiri oleh Allah Swt
dalam Qs Al Isra-70 “ Dan sesungguhnya telah kami
muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka didaratan
dan dilautan,kami beri mereka riski dari yang baik-baik
dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan “.
Tidak ada yang lebih mulia yang diciptakan Allah selain
manusia, kemuliaan maupun kelebihan manusia itu
terletak pada akal, tentu bagi yang mau mempergunakan
akalnya menurut semestinya, memiliki hati nurani
ditambah dengan kelebihan nafsu yang harus bisa
dikendalikanya. Jelasnya manusia itu harus mampu
mempergunakan akalnya sebagai penimbang,hati nurani
sebagai pengarah dan nafsu sebagai pendorong untuk
berbuat kebaikan dan menaburkan amal shaleh.
Namun, diayat lain Allah menyatakan pula bahwa manusia itu
akan selalu berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh yang selalu
mengisi waktu dan hari-harinya dengan banyak melakukan
amar makruf nahi mungkar. “Demi masa sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
sehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran “. ( Qs Al Ashr
1-3 ).
Jelas sudah, sepotong firman Allah di atas memberikan
petunjuk nyata kepada setiap pribadi muslim kalau ingin
meraih kesuksesan dan keselamatan hidup didunia dan
diakhirat pertama sekali harus beriman (Islam), dan
tidak pernah jenuh dan bosan untuk melakukan amal
shaleh, tawaduk, ikhlas dan sabar, serta selalu
menumbuhkan konsekuen dan rasa percaya diri yang tinggi.
Beriman dalam artian mengaku bahwa tiada tuhan yang di
sembah selain Allah dan mengaku bahwa Nabi Muhammad
adalah Rasul Allah. Hal ini sangat begitu penting sekali
untuk diikrarkan dalam diri ( Syahadad ), untuk
seterusnya di realisasikan melalui amal ibadah.
Sedangkan amal ibadah itu sendiri merupakan implementasi
dari pada akidah yang dapat dijadikan ukuran kualitas
iman seseorang. Begitu juga halnya iman harus terkait
dengan keyakinan, ucapan dan perbuatan atau tingkah laku
sehari-hari. Malah, yang membedakan antara satu
individu dengan individu lainya terletak pada masalah
ibadah, sampai sejauh mana dalam menjalankan
ketaatan kepada perintah Allah dan Rasulnya, plus
keikhlasan dan kerelaan dalam menerima cobaan dan ujian.
Bahkan malaikat dan iblispun bedanya terletak pada
masalah ibadah ini, adapun keyakinan mereka pada
dasarnya adalah sama.
Sedangkan syahadad mengandung dua persaksian atau
pengakuan syahadad Illahiah dan syahadad Kerasulan.
Syahadad Illahiah mengandung pegertian bahwa Allah
itu nyata adanya maha pencipta dan maha esa, maha kuasa,
tidak melahirkan dan tidak dilahirkan serta tidak ada
sekutu atau yang sanggup menandinginya.
Untuk lebih
jelasnya simak kembali Qs Al Ikhlas ayat 1-4 “
Katakanlah dialah Allah yang maha esa. Allah adalah
tuhan yang bergantung padanya segala sesuatu. Dia tidak
beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan dia “. Begitu juga
halnya dengan syahadad kerasulan Muhammad Saw sebagai
Rasul atau utusan Allah untuk umat manusia secara umum
dan untuk semua golongan,ras maupun suku di dunia ini
sebagai pengusung pesan Allah yang abadi.
Berfirman Allah dalam Qs Al Fath-29 “ Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,tetapi
berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk
dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya,tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil,yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadai besarlah dia
dan tegak lurus diatas pokoknya tanaman itu menyenangkan
hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
diantara mereka ampunan dan pahala yang besar “.
Penutup surat Al Fath di atas menerangkan pada setiap
diri bagaimana Islam di bawah pimpinan Rasulullah Saw
yang keras dan tegas terhadap orang-orang kafir dalam
artian luas, tidak menyakiti kalau tidak disakiti, tidak
akan pernah menganggu kalau tidak diganggu. Namun
dibalik karakter Islam tersebut juga tersimpan dengan
baik sikap toleransi,saling menghargai harkat dan
martabat manusia dan akan selalu kasih-mengasihi antar
sesama makhluk Allah lainya.
Pada dasarnya syahadad seperti yang di sebutkan di atas
merupakan dasar terpenting untuk tegaknya totalitas
Islam. Islam tidak akan tegak kalau rukun-rukunya tidak
ditegakan,dan rukun-rukun yang empat sebagai
pengiringnya tidak akan tegak kalau kalimat syahadad
tidak tegak secara sempurna bahkan tidak ada Islam
sebelum kalimat syahadad diucapkan.
Kedua kalimat syahadad diatas satu sama lain adalah saling
berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan. Syahadad
Muhammad Rasulullah merupakan kelengkapan dari syahadad
Laillahailallah. Pengakuan tidak ada tuhan selain
Allah dalam mempraktekan dan merefleksikanya memerlukan
cara-cara tertentu dan mengandung makna-makna tertentu
pula. Jelasnya, sudah pasti kalimat Laillahailallah
tidak akan dapat di tegakan kecuali terlebih dahulu
harus mengenal dan mengetahui perihal Rasulnya.
Karena Rasulullahlah orangnya yang telah menunjukan jalan
untuk mengamalkan dan merefleksikan pengertian Syahadad
itu sendiri. Tanpa kehadiran Beliau Saw ketengah-tengah
umat sebagai utusan Allah,manusia jelas akan menemui
jalan buntu dan kesulitan untuk mengesakan dan
mentauhidkan Allah Aza Wajalla,bahkan akan terbenam jauh
dalam kesesatan karena tidak berpijak diatas dasar-dasar
yang benar (Islam).
Dengan mempertebal keimanan dan selalu memurnikan ketaatan
hanya pada Allah semata, ikhlas serta penuh keyakinan
dan kesabaran, dengan sendirinya akan membawa
manusia itu kepada ujud jati diri yang tinggi selaku
makhluk yang dasarnya sudah mulia juga. Sebab hanya
dengan ketaatan yang murni dan penyerahan diri seutuhnya
pada kekuasaan-Nya yang mengambarkan karakter muslim
sejati. Hal seperti inilah yang dinamakan bahwa fitrah
manusia itu beragama tauhid, yaitu sebuah ajaran
atau anjuran untuk menghambakan diri semata-mata hanya
kepada Allah dengan ketentuan-ketentuan yang sudah di
atur melalui Al Quran dan Hadis Rasulullah Saw. Ajaran
tauhid ini juga merupakan ajaran yang
moderen,dinamis,luwes yang bersifat optimistik.
Didalam ajaran agama tauhid manusia dilahirkan dalam
keadaan bersih dan suci (fitrah) dan sangat diharapkan
didalam menjalani berbagai macam perjuangan hidup dimuka
bumi ini, pasti akan dihadapkan kembali kehadirat Allah
Swt yang harus dalam keadaan suci pula.
Berfirman Allah dalam Qs Ar Rumm-30 “ Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu,tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah
agama yang lurus tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui “.
Yang dimaksud dengan fitrah Allah adalah segala sesuatu
yang diciptakan Allah. Manusia diciptakan Allah memiliki
naluri beragama yaitu agama tauhid (Islam). Kalau ada
manusia yang tidak beragama tauhid atau beragama Islam
namun, tidak menerapkan sifat-sifat tauhid malah
mengingkarinya maka menurut pandangan Allah nerakalah
yang cocok untuknya. Hal ini biasanya sangat
dipengaruhi oleh lingkunan terdekat kita sebagai contoh
tidak mungkin seorang anak akan taat beribadah kalau
seandainya kedua orang tuanya jauh dari ajaran agama
tauhid ini ( tidak akan jauh buah jatuh dari
batangnya ) begitulah kebanyakan orang awam memberi
istilah.
Jadi,setiap diri yang mengharapkan ketentraman,kenyamanan
hati dan pikiran serta mengharapkan pertemuan yang mulus
dan baik dengan Allah. Setiap pribadi harus membuang
jauh-jauh keragu-raguan didalam menjalankan agama yang
lurus ini (Islam),mengantinya dengan ketaatan yang
semurni-murninya hanya pada Allah,menjadikan kitab suci
Al Quran sebagai pedoman dalam menemukan arti hidup yang
sebenarnya,serta selalu bercermin pada kepribadian
Rasulullah Saw sebagai pengusung seperangkat risalah
kebenaran. Karena dalam pandangan Allah manusia menurut
fitrah adalah hanya berkeyakinan atau beragama
tauhid,selain itu termasuk golongan orang-orang yang
ingkar pada ketentuan-Nya. Walla Hu A’llam.
<<<
Kembali <<<
<<< Saran,
Tanggapan, Komentar Klik Disini >>>
Penulis :
Pengamat Sosial keagamaan Sumatera Barat |