004
Pentingnya Ilmu dalam Beramal
Post By : Martias Oyonk
Pentingnya Ilmu Dalam Beramal “Rasulullah Saw
pernah menginggatkan perihal prilaku tercela melalui
hadisnya yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari.
Beliau Saw bertanya pada para sahabat tahukah kalian
siapa yang disebut dengan Muflis atau orang
bangkrut itu ?. Para sahabat menjawab, mereka
adalah yang tidak berharta. Rasulullah Saw
meluruskan jawaban itu dan bersabda. “Orang-orang
yang bangrut dari umatku adalah mereka yang datang pada
hari kiamat dengan membawa pahala seperti pahala
shalat, puasa,zakat dsb, tetapi ia juga datang dengan
membawa dosa-dosa karena ia menyimpan berbagai macam
sifat dan perilaku tercela, menghina orang lain,memakan
harta orang lain secara bathil, menuduh negatif orang
lain,mengalirkan darah dan perilaku negatif lainya.
Lantas segala pahala kebaikan yang ia miliki akan
dialihkan pada mereka yang pernah ia sakiti. Bila
pahalanya telah habis dan kesalahannnya masih
menumpuk,maka dosa orang-orang yang ia salahi akan di
bebankan padanya.Hingga akhirnya ia di lemparkan kedalam
neraka jahanam”. ( HR Muslim).
Jelas akan sia-sia sekali kita beramal ibadah, sementara sifat dan
perilaku tercela masih juga di pelihara dalam diri,dan
hal ini disebabkan oleh kurangnya ilmu dalam
beramal khususnya ilmu yang berhubungan dengan
apa yang sedang kita lakukan dalam proses ibadah tsb.
Ilmu dan amal adalah dua komponen yang harus
berlandaskan pada keingginan untuk merealisasikan
amaliah,ilmu dan amal tidak bisa di
pisahkan,kehilangan salah satu dari keduanya akan
menimbulkan kesalahan demi kesalahan bahkan kesesatan.
Tentang urgentnya ilmu ini Rasulullah pernah
bersabda “ Siapa yang menghendaki kebahagiaan hidup
dunia,harus dengan ilmu,dan siapa yang
menghendaki kebahagian akhirat harus dengan ilmu
dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia&akhirat)
juga harus dengan ilmu”. (HR Tabrani).
Dari uraian hadis Rasulullah Saw diatas tidak
bisa di bantah lagi kalau setiap diri menginginkan
kebahagiaan,kesenangan,keharmonisan dsb jalan
satu-satunya yang harus di tempuh adalah dengan
mempelajari,memahami akan ilmunya. Karena ilmu
pengetahuan duniawi maupun ukhrawi memiliki peranan yang
sangat penting didalam mewujudkan kedua keinginan
tersebut di atas. Bahkan Allah Swt pun menempatkan orang
yang berilmu beriman dan beramal saleh sesuai
dengan ilmunya pada derajad yang paling tinggi.
Jelasnya, Allah yang memiliki segala sesuatu dan maha
pemberi pasti memuliakan derajat orang-orang yang
didalam dirinya terdapat tiga hal yaitu keimanan
yang kokoh, ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan
selalu melakukan amal shaleh,sabar,ikhlas dan selalu
bertawakal pada-Nya. Ilmu adalah landasan iman,
hakekat pencarian ilmu pengetahuan pada diri manusia
sesungguhnya adalah dalam rangka mengenal Allah Swt
dengan segala konsekuensinya (tauhidullah)
Beramal tampa ilmu jelas sangat tidak rasional bagaikan
kapal yang di ombang-ambingkan gelombang di tengah
samudra luas sementara keinginan untuk cepat sampai ke
daratan sangatlah tinggi,maka hanya mukzizat Allahlah
yang paling berperan ketika itu. Begitu juga di dalam
kehidupan ini,ibadah bukan hanya sekedar berdiri,rukuk
ataupun sujud dalam shalat saja. Namun,setiap diri akan
dituntut untuk melaksanakan apa sesungguhnya hikmah di
balik perintah shalat itu,begitu juga ibadah-ibadah
lainya selain menunaikanya dengan ikhlas perealisasian
dari hikmah yang terkandung di dalamya harus menjadi
prioritas utama dan tidak bisa di kesampingkan sama
sekali. Jelasnya,raihlah keingginan dunia dan akhirat
itu sebanyak-banyaknya dan imbangi ilmu itu
dengan amaliah ikhlas dan penuh kekhusyukkan. Intinya
manusia dapat menilai dan melakukan sesuatu dengan
cermat dan hati-hati dan tidak ada kebajikan dalam
ibadah kecuali diiringi dengan tafakur,tawakal,maupun
perbuatan makruf lainya. Demikian pula didalam
menunaikan ibadah-ibadah yang di wajibkan oleh
agama,semuanya harus diiringi dengan ilmu dan
pemikiran,yaitu memperhatikan dengan cermat dan
penuh kehati-hatian segala tingkah laku kita dari awal
hingga akhir ibadah tsb.
Orang yang selalu mengunakan ilmu dan pemikiran akan
menghasilkan ladang amal dan akan selalu menjaga
amalanya itu dari perbuatan-perbuatan tercela dalam
hidup bersosialisasi dengan masyrakatnya. Sedangkan
seseorang yang beramal tanpa di landasi ilmu dan
pemikiran,jelas akan di ombang-ambingkan oleh hawa nafsu
sehingga akan melahirkan kerugian dan kesia-siaan dalam
amaliah tersebut. Amal tampa ilmu akan rapuh
ibarat orang yang perutnya kosong dari bacaan Al Quran,
karena itu bentengilah amal ibadah kita dengan lebih
memperkaya laki ilmu pengetahuan khususnya tentang
keagamaan dari berbagai sumber seperti sering membaca
buku masalah akhirat,mendengarkan ceramah para ustad,dai
dan membuang segala hal yang akan membuat amal ibadah
kita tadi tidak bernilai di mata Allah Swt. Islam adalah
agama yang menjungjung tinggi nilai-nilai sosial
kemasyarakatan, menganjurkan setiap pemeluknya untuk
saling beriteraksi,kasi-mengasihi,menjaga persatuan dan
kesatuan di antara masyarakat tampa melihat
perbedaan,selagi perbedaan tersebut tidak merendahkan
atau menghina nilai-nilai keislaman itu sendiri.
Begitu
juga di dalam menunaikan perintah yang telah di tetapkan
syariat islam baik secara umum maupun khusus,sangat
perlu sekali kita ketahui tentang rongrongan yang terus
dilakukan Iblis dan Syaitan laknatulah. Dua makhluk
laknatullah ini akan terus bekerja keras atas perintah
hawa nafsu, masuk secepat kilat kedalam pikiran dan hati
manusia agar menjadi sesat dan selalu menimbulkan
perbuatan-perbuatan tercela yang akan mengugurkan amal
ibadah kita.
Sifat tercela yang di latar belakangi oleh prilaku iblis dan
syaitan,selain hasad,iri dan dengki adalah perbuatan
ghibah atau sering kita istilahkan dengan menggunjing
adalah suatu perangai yang sangat di benci oleh
Allah,karena orang yang suka menggunjing suka
membicarakan aib atau cela,keburukan orang lain dan
diceritakan pula kepada orang lain. Hukum perbuatan
ghibah/menggunjing ini termasuk dosa besar karena itu
sangat di larang keras dalam islam,hal ini sesuai dengan
firman Allah Swt dalan Qs Al Hujarat-12 “ Hai
orang-orang yang beiman jauhilah kebanyakan dari
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain,dan janganlah
sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya sendiri yang sudah mati ?. Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah pada Allah
sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha
penyayang”. Ayat Al Quran di atas juga di dukung
sepenuhnya oleh hadis Rasulullah Saw “ Dari Abu Darda
nabi Muhammad Saw bersabda barang siapa mencemarkan
kehormatan saudaranya,maka Allah akan mencampakan
kehormatan dirinya,maka Allah akan mencampakan api
neraka melalui mukanya nanti pada hari kiamat’. (
HR Tarmuzi).
Dua petunjuk yang di turunkan Allah di
atas seharusnya/hendaknya menjadikan diri kita lebih
berhati-hati lagi dalam berkata-kata dan berbuat dengan
terus mengevaluasi/mengintrospeksi diri agar apa yang
kita berikan untuk Allah melalui amal ibadah yang murni
jauh dari sifat ria tidak ternoda oleh prilaku-prilaku
tercela lainya seperti menggunjing,mengadu
domba,menyebar fitnah,hasad,iri,dengki,suka merendahkan
orang lain dsb yang kesemuanya itu akan mengurangi
bahkan menghilangkan nilai abadah kita.
Mari,mulai hari ini kita sama-sama mencoba lagi mempertanyakan
diri kita sendiri secara jujur masih melekatkah perilaku
tercela di dalam diri kita ?. Menjawabnya tentu
memerlukan ilmu khususnya ilmu agama yang harus selalu
di jalankan dengan sebaik-baiknya didalam mengarungi
liki-liku kehidupan ini,itulah yang dituntut sepenuhnya
oleh islam. Banyak sudah kita perhatikan apa jadinya
seseorang yang beramal tampa memiliki ilmu
tentang amalan tsb.
Shalat yang pelaksanaannya yang
terkesan asal-asalan,krasak-krusuk bahkan suka
malalaikan waktunya,bersedekah yang sering di
sebut-sebut atau ria,ibadat taat gunjing,gibah,adu domba
jalan terus,doa makin meningkat,mengupat,mencaci-maki
tidak juga bisa dihentikan dsb. Kata Nabi Saw itulah
salah satu gambaran dari orang-orang yang tidak
memiliki ilmu dalam beramal,sehingga fungsi agama
yang sesungguhnya yaitu sebagai pengendali jasmani dan
rohani agar tidak kacau dan amburadul, tidak melekat
sedikitpun dalam keseharianya. Pada hakekatnya
kehancuran islam bukan disebabkan kuatnya musuh-musuh
islam,tapi lebih disebabkan lemahnya ketahanan internal
umat islam itu sendiri.
Jika, umat islam memiliki
pemahaman ilmu pengetahuan yang tinggi baik dunia
maupun akhirat,memiliki benteng iman yang kokoh.
Maka serangan dalam bentuk apapun dan sedasyat apapun
tidak akan mudah menjungkirbalikan posisi umat. Jadi,
sudah seharusnya kita sebagai umat islam agar terus
memperkokoh benteng keimanan kita dengan akidah
dan pemahaman ilmu tentang islam dengan benar,&sungguh-sungguh
kembali pada Al Quran dan Sunah Saw. Semoga yang maha
kuasa melimpahkan ilmu yang bermanfaat didalam
usaha menambah khazanah keimanan kita pada-Nya.
Berbagai Sumber.
<<<
Kembali <<<
<<< Saran,
Tanggapan, Komentar Klik Disini >>>
Penulis :
Pengamat Sosial keagamaan Sumatera Barat |