|
|
Saragih, Nurdin Cs Serang Yon-Gab Jakarta, Siwalima (28/01/01) - Mayor TNI Nurdin N disebut-sebut terlibat melakukan penembakan ke arah Yon-Gab TNI. Bersama mayor Nurdin malah terlibat lebih banyak jumlah personil polisi termasuk di dalamnya beberapa Pamen Polisi. Publik Ambon sekarang lagi hangat-hangatnya menyebut dengan kasus Saragih Cs. Alhasil. serangan Nurdin dan Saragih Cs secara tiba-tiba ketika terjadi penyergapan harus dibalas oleh Yon-Gab. Ketika dikonfirmasi mengenai kronologis ini, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Endriartono Sutarto mengakui dirinya menerima laporan bahwa ada seorang perwira TNI AD (Mayor Nurdin N) memang terlibat melakukan penembakan ke arah Yon-Gab TNI. "Itu laporan yang saya terima, namun Mabes TNI telah mengirimkan tim klarifikasi ke Ambon untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya," jelas Kasad kepada wartawan seusai mengadakan pertemuan tertutup dengan para perwira Kodam Jaya di Jakarta, kemarin. Lebih jauh Kasad mengatakan, laporan yang diterimanya menunjukkan bahwa tindakan Batalyon Gabungan (Yongab) di Ambon dalam kasus Hotel Wijaya adalah untuk membela diri. Ia juga mengatakan bahwa setiap prajurit TNI AD di Ambon yang melakukan pemihakan dan melanggar hukum pasti akan ditindak tegas. Namun Kasad mengingatkan semua komponen bangsa bahwa masalah Ambon bukan hanya masalah keamanan saja karena ada masalah lainnya yang lebih fundamental untuk diselesaikan. "Kalau permasalahan mendasar itu tidak segera diselesaikan, apa jadinya kalau aparat keamanan ditarik dan sampai berapa lama akan dipertahankan di sana? Masalah keamanan hanya masalah semu, masalah yang lebih fundamental yang harus segera diselesaikan," kata Ka-sad. (lai/tin)
Ambon, Siwalima (28/01/01) - Sukses Batalyon Gabungan TNI dalam manuver penyergapan jaringan kerja oknum TNI-Polri yang membangun markas komando liar di hotel Wijaya II, Senin (22/1),patut mendapat perhatian serius dari Mabes TNI dan Polri, guna mengambil langkah strategis penyelesaian kasus tersebut, sekaligus klarifikasi positif kepada segenap masyarakat Ambon, Maluku. Penegasan ini, disampaikan praktisi hukum Semmy Waileruny, SH kepada Siwalima, Kamis (25/1) di Ambon. "Saya kira seperti itu ya? Bahwa Mabes TNI dan Polri perlu memberikan tekanan khusus. Satu hal positif yang dilakukan Pangdam Made Yasa, adalah berani merekomendasikan agar anak buahnya yang bernama Mayor Inf Nurdin dipecat, tanpa tedeng aling-aling dengan kata dugaan segala. Saya amati ternyata Pangdam sangat paham dengan ulah pelaku yang tertangkap tangan," tandas Waileruny. Lantaran itu, dia menyatakan keheranannya terhadap jargon dugaan yang selalu dipakai Kapolda Firman Gani, terhadap ulah Ajun Kombes Saragih Cs. Apalagi, soal sikap keras yang ditunjukan Firman Gani, yang tetap mempertahankan Komisaris Abdi Darman Sitepu, sebagai bakal Dansat Brimob Polda Maluku. "Kapolda jangan lagi memutarbalikkan fakta sebab Sitepu itu kan sudah beberapa hari berada di hotel Wijaya II. Saya kira komando liar itu sudah berlangsung lama. Artinya, sudah ada proses sehingga Sitepu pasti sudah tahu," ujar Waileruny. Menurut Waileruny, kasus Sitepu tersebut sesungguhnya bisa dibuat pertanyaan, apakah dia sudah membuat laporan ataukah tidak? Jangan sampai terjadi seakan-akan Kapolda mau menyembunyikan kesalahan. Karena itu Mabes Polri perlu pertimbangkan Sitepu di Maluku," tegasnya. Masih menurut Waileruny, selama ini dia menilai sosok Firman Gani begitu diterima masyarakat Ambon, Maluku baik Islam maupun Kristen. "Saya menilai Firman Gani pada awal-awalnya begitu baik, tapi akhir-akhir ini telah menunjukkan sikap yang tidak jujur. Anda (Siwalima-Red) masih ingat keterlibatan 20 anggota Brimob di Gemba? Itu, sampai sekarang tidak diketahui proses hukumnya. Padahal, mereka itu ditugaskan di tempat lain. Kok mereka ikut melakukan penyerangan di Gemba, kemudian Kapolda membuat komentar bahwa mereka menjaga daerah sekitar itu. Saya menilai hal itu tidak benar," kecam Waileruny. Lebih lanjut, Waileruny mengatakan, ulah Perwira Menengah (Pamen) Jati Waramas Saragih Cs, yang telah menohok institusi Polda Maluku dan Polri secarakeseluruhan, tidak perlu "diselamatkan". Sebab jika itu terjadi maka sebagai Kapolda, tentunya Firman Gani harus diajukan untuk ikut diperiksa. "Jangan-jangan Kapolda Firman Gani, punya kaitan keterlibatan dalam konflik ini. Itu bisa terjadi jika Komisaris Abdi Darman Si-tepu, tetap dilantik jadi Dansat Brimob Polda Maluku," tandas Waileruny. (das/tin)
|