|
|
Pangdam Bantah Ada Sertu Sahara di Yon 733 Ambon, Siwalima (25/01/2001) - Pangdam XVI Pattimura membantah pernyataan dua pelaku pembawa bom di kantor gubernur, Selasa (23/1) yang menyebutkan bom dimaksud akan diserahkan kepada Sertu Sahara, yang berasal dari Yon 733/Kompi C Senapan Waiheru. Menurut Pangdam Made Yasa, setelah mencek Danyon 733 tidak benar ada anggota Yon 733 yang memiliki nama Sertu Sahara. "Tadi malam (Selasa, Red) saya mengikuti berita di TVRI Jakarta. Di situ ada penjelasan Kapolda Maluku, katanya barang itu (bom-Red) pesanan dari oknum TNI. Selesai itu, saya langsung mencek ke Danyon 733, ada anak buahmu yang namanya ini, dia bilang tidak ada nama Sersan Sahara," ujar Pangdam di Makodam Pattimura kemarin. Selain mencek anak buahnya itu, Pangdam pun minta Danyon 733 mencek keberadaan 2 oknum pembawa bom, "Apa dua orang itu tinggal di asrama 733, dan tinggal sama siapa, itu pertanyaan yang saya ajukan pada Dan Yon dan saat ini masih dicek dimana orang itu tinggal yang sebenarnya." Atas pernyataan Kapolda di TVRI yang langsung menyebutkan okum TNI, Pangdam justru mengaku keberatan dengan pernyataan tersebut. Pasalnya, informasi yang disampaikan 2 pelaku pembawa bom tersebut sesungguhnya perlu dipelajari dulu. "Mari kita pelajari dulu secara cermat, yang lalu saja ketika ada orang gila meninggal diduga juga oknum TNI, lalu sekarang ada dua orang yang bawa bom saya berpikir kalau itu pesanan, secara logika apakah itu harus dibawa lewat kantor Gubernur, sementara dia itu tinggal di pasar lama, untuk apa dia lewat kantor Gubernur," ujar Made Yasa bertanya-tanya. Olehnya, Pangdam mengaku sangat menyangsikan kebenaran keterangan kedua pelaku pembawa bom itu, sebab bisa saja ada unsur rekayasa dibaliknya semuanya itu. "Mudah-mudahan orang itu tidak dibayar untuk ngomong begitu. Saya tidak menghendaki hal itu, namun masakan baru satu jam langsung ngomong oknum TNI, kita harus cermati dulu, melihat barulah kita ngomong," tandas Pangdam. Diakuinya, saat ini banyak pihaknya yang berusaha anti TNI. Terbuki saat ini di Jakarta banyak rumor yang berkembang yang memojokkan TNI dengan memberikan laporan-laporan yang memutarbalikkan fakta yang terjadi dari Ambon. Sekalipun demikian, Pangdam Made Yasa menyatarakan, tetap tegar, apalagi menyangkut kebenaran. "Dan dalam persoalan ini kita ikuti saja perkembangannya, jangan tergesa-gesa kita melihat permasalahan ini sehingga jangan salah langka, sehingga saya ingin katakan suatu pepatah mulutmu adalah harimaumu, yang dalam arti jangan sampai pembicaraanmu sendiri akan memakan dirimu sendiri, jadi saya sarankan agar berhati-hati," kata Pangdam mewanti-wanti.(lek)
|