The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024
& 1367286044


Ambon Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" <joshualatu@hotmail.com>
Date: Thu, 25 Jan 2001 14:46:09

Laskar Plastik
LASKAR PLASTIK vs LASKAR PLASTIK
download artikel     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya  

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,
Komentar-komentar saya sebelumnya, mengupas 'kebohongan-kebohongan' pemberitaan "laskar plastik" tentang Ambon/Maluku, dengan membandingkan berita bohong tersebut dengan berbagai hal seperti, "berita dari media lain", "apa yang saya saksikan sendiri", atau "yang saya dengar dari kesaksian orang lain"!!!

Begitupun, "banyak tidak mau percaya" dan menganggap saya melakukan semua itu atas dasar kebencian. Kali ini, saya tidak akan memakai referensi lain, tetapi menggunakan "berita laskar plastik" untuk mengungkapkan "kebohongan berita laskar plastik" itu sendiri!!!

Karena itu, tulisan ini saya beri judul, "laskar plastik vs "laskar plastik"!!! Saya ingin memperlihatkan bahwa "kebohongan laskar plastik" hanyalah "kebohongan murahan" yang bisa setiap orang telanjangi, tanpa harus melihat 'berita lain'!!! Tetapi jika anda kurang puas juga, silahkan dapatkan sendiri bandingan beritanya pada, http://www.maluku.org/hain

Satu hal yang masih harus saya gunakan, walaupun cukup minim, adalah "diskripsi geografis TKP"!!! Jika anda berjalan dari Mardika ke arah "Ruko Mardika", maka jalan tersebut akan berpotongan dengan jalan di dalam Kompleks Ruko Mardika, dua kali, pada sisi Ruko sebelah Mardika, dan sisi ruko sebelah Pantai. Sekitar 100m sebelum simpang pertama, sebelah kiri, terdapat Hotel Ambon Manise (Amans), dimana terdapat Pos "Pertahanan" Yongab! Sekitar 100m di sebelah kanan simpang pertama, terdapat Hotel Wijaya II. Sekitar 200m lebih ke kanan dari Hotel Wijaya II, terdapat "Kali Batu Merah" dan Jembatan yang menghubungkan Ruko Mardika dengan Ruko Batu Merah. Sekitar 150m ke hilir Kali tersebut, di dekat Pantai, ada satu jembatan lagi dengan fungsi yang sama, selain menghubungkan kedua Ruko dengan daerah Kapaha atau Kapahaha, Tantui, Galala, dst! Sekitar 700m dari 'simpang kedua' di dekat pantai, ke sebelah kiri, terdapat Kantor Cabang BCA. Kancab BCA ini hanya terpisah satu lebar jalan dengan 'Kali Mardika', dimana terdapat Jembatan untuk kendaraan dari arah Al Fatah, Pasar Lama dan Amplas, serta Belakang Kota, yang dikuasai Muslim.

Sekarang mari kita pecahkan "teka-teki plastik" ini!!!

LASKAR PLASTIK:
Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia Phone/Fax: +62-0274-895790 Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia Phone/Fax: +62-021-4246417 Kronologis Kebrutalan Batalyon Gabungan di Ambon Jum'at, 19 Januari 2001; Pukul 23.00 WIT

Batalyon Gabungan (Yon Gab) yang berasal dari kesatuar Marinir, Kopasus dan Paskhas melakukan sweeping dengan brutal di Jl. Mardika Bawah, tepatnya di Pos Penjagaan Marinir, samping kantor bank BCA.

JOSHUA:
Perhatikan istilah "brutal", lalu kita lihat, apa yang dimasudkan dengan istilah tersebut!!!

LASKAR PLASTIK:
Saat menggelar sweeping itu, Persorul Yon Gab tidak ada yang berdiri ditengah jalan tetapi hanya berdiri disekitar pos. Ketika ada motor dan mobil yang lewat mereka berteriak sambil mengarahkan moncong senjata ke arah pengguna jalan.

JOSHUA:
Ternyata, sebagian arti dari "brutal" itu adalah bahwa "YonGab tidak melakukan sweeping sambil berdiri di tengah jalan, tetapi di pinggir jalan, sambil meneriaki pengemudi kendaraan bermotor atau pejalan kaki, dengan moncong senapan terarah ke para pengguna jalan tersebut!!!

Dalam keadaan rusuh seperti ini, anda harus yakin bahwa yang dilakukan YonGab bukanlah "sweeping SIM atau KTP", dan anda "tahu pasti" sweeping apa itu!!!

Apakah YonGab mau menerima risiko di-"tabrak-lari"??? Sebuah mobil dari Belakang Kota, akan dengan mudah menggilas aparat yang mencoba berdiri di tengah jalan, lalu "selamat" melarikan diri, masuk ke Ruko Batu Merah, ke desa Batu Merah, atau malah terus ke Kapaha dan Tantui, atau sebaliknya, dari Ruko Batu Merah, terus ke Belakang Kota dan akhirnya Al Fatah!!! Kini anda mengerti mengapa YonGab memilih berdiri di tepi jalan kan???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 23.00 WIT
Sambil melakukan razia itu, Yon Gab melepaskan tembakan beruntun ke sentua arah. Serempak warga keluar dari tempat pengungsiannya (Ruko Batu Merah adalah lokasi pengungsian). Semua kendaraan dari arah pasar Batu Merah terhenti. Jalan hanya dilalui oleh sejumlah kendaran dari arah kota.

JOSHUA:
Ini juga sebagian arti dari kata "brutal" itu!!! Pertanyaannya adalah "siapa yang melakukan razia dan siapa yang 'menembak ke segala arah', dan bagaimana posisi mereka?" "Tembak ke segala arah" itu mengandung risiko "menembak sesama aparatkan"???

Dihadapkan dengan pernyataan "serempak warga keluar", tetapi "tidak ada" korban dari "tembak ke segala arah", apakah berita seperti ini "bisa dipercaya"??? Gambaran bahwa "sweeping", "meneriaki pengguna jalan", "tembak ke segala arah", dan "serempak warga keluar", terjadi pada "saat yang sama", yaitu pada pukul 23.00 WIT, adalah hal yang "amat janggal"!!! Bisa terjadi, tembakan dilakukan di dekat Kancab BCA, sedangkan "warga keluar" di Ruko Batu Merah yang terpaut sejauh lebih dari 1km!!! Jika demikian, "untuk apa YonGab menembak angin"???

LASKAR PLASTIK:
Melihat warga sudah ke luar, Yon Gab semakin rnenggila dalam melepaskan tembakan. Dari tembakan beruntun itu, 2 warga muslim tewas. Mereka adalah Hasan Cambrana (49 tahun) dan Lamderso (42) tewas tertembak. Hasan, karyawan PT. Tanto (kapal ekspedisi barang) ditembak saat diatas speedboat yang meluncur dari pelabuhan Ferry menuju Batu Merah. Sedangkan Lamderso, ditembak saat berdiri di depan pintu ruko.

JOSHUA:
Kita masih dalam keadaan dimana YonGab "menembak ke segala arah"!!! Begitu melihat warga yang "serempak keluar", "YonGab semakin menggila", tetapi entah mengapa "hanya dua yang kena tembakan"!!!?? Bisa jadi, YonGab 'tidak' menembak ke arah Ruko Batu Merah, atau menembak juga, tetapi tidak efektif karena jarak yang terlalu jauh. Salah satu korban malah "bukan dari warga yang serempak keluar" tadi, menunjukkan kepada kita bahwa YonGab menembak ke arah Pantai (ke laut). Jika tidak karena ingin membuang-buang amunisi atau 'menggila' seperti yang dituduhkan, berarti ada "alasan khusus" mengapa YonGab menembak ke arah pantai/Laut!!!

LASKAR PLASTIK:
Sabtu, 20 Januari 2001 Pukul 00.00 WIB
Yon Gab menghentikan 4 orang pengendara motor dari arah kota. Selanjutnya, mereka digiring ke pos penjagaan selanjutnya disiksa. Salah satu dari empat orang yang disiksa itu adalah anggota DPRD I Maluku dari partai PPP, Darul Quthni Tuhepalle (somber kronolagis ini). Walaupun dirinya sudah menjelaskan kalau anggota Dewan, tetapi Quthi tetap dihajar hingga babak belur. Selain Quthi, korban yang disekap dan disiksa adalah Zainudin Voth (23), Johan Etendi (22) dan Hasan (34). Selama disekap, 4 orang tadi menjalani siksaan yang beruntun dan bertubi-tubi, mulai dari tendangan, pukulan, poporan senjata bahkan mulut Zainuddin Voth dimasuki moncong senjata dan diancam akan ditembak

JOSHUA:
Yang jadi pertanyaan pertama adalah "Siapa sumber berita dari kejadian sebelumnya??" Pertanyaan kedua, "Apakah penghentian para pengendara motor itu masih dalam rangka sweeping, atau sekedar 'menggila'??? Ketiga, "Apakah kesaksian seorang Anggota DPRD hanya berisikan "akibat" tanpa ada "sebab"-nya??? Membayangkan "seregu tentara" menyiksa saya seperti di atas ini, saya yakin, saya "tidak akan dapat berbicara selama beberapa hari"!!!

Untuk mengetahui dengan pasti "sampai seberapa babak Anggota DPRD ini babak-belur, anda bisa langsung ke sumber yang saya sebutkan di atas!!! Kemungkinan lain adalah bahwa Anggota DPRD ini menjadi sumber berita, "hanya" atas kejadian ini!!! Coba kita pegang kemungkinan yang satu ini untuk sementara!!!

LASKAR PLASTIK:
Pukul 00.15 WIT
Yon Gab menembak mati dua pengendara motor dari arah kota. korban penembakan itu adalah Ruslan dan Yudi, warga Silale.

JOSHUA:
Jika kita menggunakan Anggota DPRD di atas sebagai sumber dari bagian ini, kita terbentur dengan kenyataan bahwa ke-4 orang yang malang itu lagi "disekap"!!! Atau ada arti lain dari kata "sekap"??? Jika tidak menggunakan Anggota DPRD tersebut sebagai sumber, "orang mati tak mungkin bercerita"!!! Tersesat sekarang?

LASKAR PLASTIK:
Pukul 00.30 WIT
Dua buah panser mendekati korban penembakan itu, selanjutnya mereka diikat di belakang Panser, hingga hari ini kedua jenazah itu belum ditemukan. Yon Gab sengaja menghilangkan jejak.

JOSHUA:
Bagian ini mengatakan bahwa "mayat kedua pengendara motor itu tergeletak di sana selama '15 menit', yang artinya, menjadi barang tontonan orang banyak!!! Dengan cara seperti inikah, YonGab mencoba "menghilangkan jejak"??? Jika memang berniat "menghilangkan jejak" mengapa kedua mayat "diikat di belakang Panser, seakan-akan hendak dijadikan "tontonan gratis bagi orang banyak"??? Yang terakhir, Bagaimana dengan motor mereka"???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 03.00 WIT
Korban penyanderaan dan penyiksaan dibawa ke markas komandan sektor (Dan Sektor) Pemulihan Keamanan. Disitu mereka diterima oleh Kapten Eko dari Kopasus.

JOSHUA:
Jika kita mendengar istilah "sandera", maka kita akan berpikir kearah "tebusan" atau "barter"!!! Mengapa istilah ini disalah-gunakan??? Anda sudah bisa menjawabnya!!! Ada kemungkinan, ketika Panser datang, ke-4 tersiksa ini pas dilepas dari "sekapan", sehingga "sempat menjadi saksi atas pengikatan dan 'penghapusan jejak' tersebut"!!! Masalahnya adalah, "Apakah mereka juga menyaksikan 'penembakan kedua pengendara motor' itu??? Berikutnya, dengan membayangkan bagaimana "keadaan penahanan ke-4 orang ini", menurut yang diberitakan, "apakah mungkin mereka diizinkan mendekat untuk mengenali wajah (nama) kedua korban"??? Jika mungkin, "Apakah kondisi mereka cukup baik setelah penyiksan terebut, untuk melakukan indentifikasi???"

LASKAR PLASTIK:
Pukul 06.00 WIT
Lettu Miswan diperintahkan Dan Sektor membawa korban penyanderaan ke Mapolres Ambon. Korban diterima Kapolres, Letkol Hasanuddin sudah dipenuhi luka lebam dan bengkak di wajah dan dadanya.

JOSHUA:
Enam jam setelah penangkapan, penyiksaan, dan penyekapan, dimulai, tanpa perawatan khusus, "Apakah ke-4 orang ini masih bisa 'siuman'??? Pertanyaan yang paling krusial di sini adalah, "Siapa itu Letkol Hasanuddin ?????" Kalau "Zainudin" disalah-ejakan menjadi "Hasanuddin" dapat diterima, bagaimana dengan "Letkol"-nya??? Berita penyiksaan di atas "tidak" menyebutkan adanya acara "buka baju"!!! Lalu, dari mana si "sumber", bisa tahu bahwa "dada" dari 'Letkol misterius' ini 'lebam'??? Jika kemejanya 'robek', berarti "penyiksaan memang luar biasa"!!! Tetapi, masalah "kondisi pasca penyiksan" kembali menghadang!!!!

LASKAR PLASTIK:
Pukul 10.00 WIT
Rombongan MUI dan sejumlah tokoh mendatangi Markas Dan Sektor di Jl. .AY, Patty untuk mencari jenazah Ruslan dan Yudi, Pihak sektor mengaku tidak bertanggungjawab terhadap langkah Yon Gab, karena komando Yon Gab langsung dari Pangdam XVI Pattirnura, Brigjen I Made Yasa.

JOSHUA:
Saya tidak merasa terlalu penting mempermasalahkan hal ini, tetapi "tak yakin" bahwa jawaban "saya tidak bertanggung jawab", bisa diberikan oleh seorang Dan Sektor, atas peristiwa yang terjadi "di dalam sektor"-nya!!! Yang tidak saya ketahui adalah "siapa sumber berita" ini, karena ke-4 orang tersiksa, termasuk Anggota DPRD tadi, sudah berada di Mapolres. Berikutnya, apakah anda bisa terima bahwa setelah kejadian yang "cukup dahsyat" semenjak tengah malam hingga menjelang subuh, baru pada pukul 10.00 Markas Dan Sektor didatangi "rombongan MUI cs." dari Al Fatah yang bisa dipandang dari Markas tersebut???

LASKAR PLASTIK:
Senin, 22 Januari 2001 ; Pukul 08.30 WIT
Marinir di Pos Jaga Jl. Mardika Bawah kembali menghamburkan tembakan ke arah laut dan arah Ruko Batu Merah. Warga membalas dengan bom rakitan. Marinir menghentikan aksinya.

JOSHUA:
Keanehan pertama di sini adalah, "bagaimana Marinir bisa menembak ke arah "laut" dan ke arah "Ruko Batu Merah", dari Jln. Mardika Bawah, tanpa mengenai Ruko Mardika?? !!! Mungkin saja, penembakan dilakukan dari Jalan dan Lorong!!! Pertanyaannya, "Mengapa mereka menembaki 'jalan dan lorong yang tak ada siapa-siapa'??? Jika Marinir tetap mempertahankan posisi di samping Kancab BCA dan menembak ke arah Ruko Batu Merah yang 1 km jauhnya, mungkinkan "ada apa-apa" di antara BCA dengan Ruko Batu Merah??? Coba pikirkan jawabannya dengan lebih dahulu menjawab pertanyaan, "Mungkinkah seseorang melempar "bom rakitan" sejauh 1 km???

Yang kedua, "Marinir dinyatakan seperti 'perusuh' yang suka sekali membuat keributan dengan "menembak tanpa alasan"!!! Apakah hal ini wajar??? Yang ketiga, "Bagaimana para pengungsi, seperti yang mati-matian di tekankan di atas sebagai 'yang menempati Ruko Batu -Merah', bisa memiliki bom??" Jika Marinir memang bertujuan untuk "memancing keributan", mengapa mereka lantas diam setelah "keributan itu datang"???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 22.00 WIT
Pos Penjagaan diganti dengan personil Yon Gab. Gabungan ini kembali menghamburkan tembakan ke arah pemukiman pengungsi di Ruko Batu Merah mendapat tembakan yang tidak jelas alasannya itu, warga membalas dengan lemparan born rakitan. Mendapat perlawanan Yon Gab menghentikan aksinya.

JOSHUA:
Saya rasa, keadaannya sama dengan yang di atas, hanya Marinir yang diganti dengan YonGab!!!

LASKAR PLASTIK:
Pukul 00.00 WIT Yon Gab kembali menghujani tembakan Ruko Batu Merah. Kali ini tembakannya lebih brutal karena menggunakan senjata berat. Rentetan ini dilakukan Yon Gab dari tiga arah, Perairan. Pos Jaga Mardika dan hotel Aman. Bahkan panser ikut dimainkan. Saat itu terlibat ribuan peluru api menghujani ruko, bahkan salah satu dinding Ruko di blok G ternboknya jebol di terjang peluru panser. Berondongan itu berhenti sekitar pukul 01.00 WIT.

JOSHUA:
Anda kembali melihat situasi geografis di atas dan putuskan sendiri, apakah "tembakan dari Hotrel Amans, mengarah ke Ruko Batu Merah" itu, harus "melalui Hotel Wijaya II" atau tidak!!! Saya percaya bahwa dari "bunyi" tembakan, kita bisa " secara kasar" memperkirakan "ringan - berat"-nya senjata yang digunakan, tetapi, "Siapakah yang bisa 'menghitung' jumlah peluru yang menghujani Ruko???" Ini kalau istilah si atas memang "terlibat", sebab kalau itu "terlihat" yang salah diketik, keadaan semakin runyam !!!! Kemudian, coba bayangkan bahwa "YonGab bisa menembak tanpa sebab, dengan menggunakan ribuan peluru senjata berat dan Panser, selama satu jam, tanpa menggores seorangpun!!!???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 02.00 WIT
Yon Gab kembali rnenghajar Ruko. Dan kali ini jenis senjata yang digunakan Yon Gab adalah kategori. senjata berat, seperti SMR, Minimi, SMB, 12,7. Tabung Pelontar (TP) dan panser. Bahkan AL juga ikut menembaki Ruko dari lautan dengan menggunakan kapal perang. Tembakan terus dilancarkan dari jarak jauh bingga memasuki waktu subub.

JOSHUA:
Jika masih dalam batas "senjata berat", saya kira bisa diterima!!!! Tetapi jika sudah masuk ke "spesifikasi senjata berat", pertanyaannya adalah "Siapakah saksinya???" Jika ternyata "spesifikasi" itu masih bisa dipasikan hanya dari "bunyi"-nya, maka hanya dua kemungkinan yang ada!! Yang membuat spesifikasi itu "sudah biasa dengan bunyi tertentu", alias anggota atau bekas anggota TNI/Polri, atau 'yang memiliki sendiri jenis-jenis senjata berat tersebut"!!! Anda bisa bayangkan, senjata apa yang digunakan "Kapal Perang" untuk "menembak dari jauh", selain Rudal??? Walaupun demikian, setelah menembak dari pukul 02.00 - (kira-kira) 04.30, tetap "tidak ada korban yang jatuh"!!!???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 05.30 WIT
Yon Gab serang Hotel Wijaya II, 4 perwira Polda Maluku yang saat itu menginap di hotel itu di sergap dan disiksa. Ketika mereka mengaku perwira dari Brimob, Yon Gab justru menghajar keempat perwira itu. Mereka adalah, Letkol Saragib, Dan Sat Brimob Polda Maluku, Letkol Abdi Dharrna Sitepu, Mayor Ricky Pays, Dan Ton Brimob, Letda Saifudin Anshari.

JOSHUA:
Pertama, apakah wajar bahwa 4 Perwira Polisi, tinggal dengan damai di dalam "gasis tembak-menembak", selama 2 hari??? Sebagai Perwira, dan di dalam keadaan yang rusuh seperti itu, masakan tidak ada "kontak" antara mereka dengan Komando setempat, sehinga mereka perlu diserang??? Siapakah "sumber berita" ini, karena setelah 'gempuran maha dahsyat, tetapi yang tidak membawa korban itu, tentu tidak ada "warga Ruko Batu Merah di sekitar Hotel Wijaya II !!! Petugah Hotel??? Coba lihat daftar saksi di bawah!

LASKAR PLASTIK:
Pukul 06.00 WIT
Dengan kekuatan 2 kompi yang disertai 2 panser don 2 tank bertuliskan Marinir, Yon Gab menyerbu Ruko Batu Merah dan melepaskan tembakan yang membabi buta. Saat itu, warga panik dan berlarian mencari lokasi persembunyian. Bahkan ada yang mengungsi ke desa Galunggung dan Kapahaha.

JOSHUA:
Di sini, saya ingin sekali menanyakan "Siapa sumbernya"!!! Kemudian, "Apakah YonGab "masuk ke Ruko Batu Merah" atau tidak???? Ujung Ruko Batu Merah terletak sekitar 100 m dari sisi Kali Batu Merah yang berbatasan dengan Mardika!!! Selebihnya, tolong ingat-ingat komposisi TKP menurut bagian ini!!!!

LASKAR PLASTIK:
Berondongan Tembakan Yon Gab tadi, menewaskan 9 prang penghuni Ruko dan melukai 23 orang. Korban tewas setelah peluru mengenai sasaran yang mernatikan, yakni dada dan kepala. Semuanya dilakukan dari jarak dekat.

JOSHUA:
Istilah "setelah" memberikan gambaran bahwa "korban" tadinya tidak harus meninggal, karena peluru "hanya" mengenai bagian-bagian yang tidak mematikan!!! Kasarnya, "korban meninggal, setelah tertembak untuk ke "sekian" (paling sedikit 2) kalinya!!! Jika semuanya dilakukan dari "jarak dekat", saya bisa percaya bahwa "ribuan tembakan selama satu jam, memang tidak akan menghasilkan apa-apa"!!! Bagaimana anda??? Apakah anda tidak ingin menanyakan, "Siapa saksinya"??? Jika YonGab menembak dari tepi Kali Batu Merah ke arah Ruko Batu Merah, "Berapa dekatkah kejadian itu, dibandingkan dengan 100m???" Itulah sebabnya saya bertanya, 'apakah YonGab masuk Ruko Batu Merah atau tidak!!!

LASKAR PLASTIK:
Diantara korban tewas terdapat calon Jama'ah haji yang akan berangkat hari itu juga. Bahkan seorang anak SMP tewas setelah ditikam dadanya dengan sangkur oleh Yon Gab. Dan lebih sadis lagi, setelah menikam tubuh bocah tadi, anggota YonGab menjilat darah yang menempel di sangkur senjatanya.

JOSHUA:
Dapatkah anda menyebutkan "prosedur pemberangkatan Calon Haji dari Daerah ke Pusat Pemberangkatan, dan melewati Ambon, yang memiliki "Asrama Haji", yang masih "tersimpan mulus" di tengah-tengah warga Muslim Pohon Mangga??? Jika benar bahwa "anak SMP" itu ditikam dengan sangkur, berarti anak itu "berhadapan" dengan Aparat!!! Lalu, "yang berlarian mencari persembunyian dan malah sampai mengungsi ke Kapaha dan Tantui itu siapa saja"??? Yang paling celaka lagi adalah kesaksian bahwa "YonGab menjilat darah" di sangkur, sebab yang melihat pasti "cukup dekat" juga!!! Masalahnya, mengapa saksi tersebut "masih hidup" juga (dalam keadaan membabi-butanya 2 kompi, 2 Tank dan 2 Panser) ???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 08.00 WIT
Yon Gab meninggalkan Ruko Batu Merah dengan meninggalkan kepedihan, Muslim Ambon berkabung.

JOSHUA:
Lagi-lagi anda harus menelan kenyataan bahwa "membabi-butanya 2 Kompi, 2 Tank dan 2 Panser, selama 2 jam, tapi - hanya 9 orang yang mati!!!??? Pertanyaan berikut adalah, "Dimanakah penembak dan pembom, yang tadinya membungkam Marinir dan YonGab secara berturut-turut???

LASKAR PLASTIK:
Pukul 09.04 WIT
Perwira Polri yang dianiaya Yon Gab di Ambil Polres, karena. kondisi sangat parah mereka langsung di rawat di RS Polres. Tubuh para perwira itu penuh dengan goresan sangkur, sudutan rokok dan bekas tendangan dan jotosan. Bahkan muka mereka sudah tidak berbentuk lagi.

JOSHUA:
Jika "pengambilan ke-4 Perwira Polri" oleh Polres itu dilakukan di Pos YonGab, "Siapakah yang menyaksikan goresan sangkur, sundutan rokok, dll pada tubuh mereka???" Jika "pengambilan" tersebut dilakukan di TKP (Hotel Wijaya II), berarti mereka dianiaya selama 1 jam 4 menit!!! Masalahnya, siapakah "saksi yang bisa melihat penyiksaan tersebut begitu dekat???"

LASKAR PLASTIK:
Pukul 19.30 WIT
Pangdam membantah pasukannya brutal. Pernyataan itu di siarkan TVRI Ambon (yang sudah dikuasai kristen) pada siaran berita daerah.

JOSHUA:
Yang saya ingin anda pikirkan adalah, "Apakah Pangdam bisa ditekan untuk membuat pernyataan yang beliau sendiri tidak kehendaki, oleh warga Kristen yang 'menguasai TVRI-Ambon???" (anggap saja benar, bahwa TVRI-Ambon memang dikuasai oleh warga Kristen)

LASKAR PLASTIK: Daftar Korban kebrutalan Yon Gab
Hari Sabtu, 20 Januari 2001
Hasan Cambrana, 49 tahun, warga pengungsi di Ruko Batu Merah. Lamderso, 42 tahun, pengungsi Ruko Batu Merah. Ruslan, 20 tahun, Warga Silale, jenazah belum ditemukan. Yudi, 18 tahun, warga Suabally, jenazah belum diternukan. Hari Senin, 22 Januari 2001 lrfandi, 25 tahun, warga desa Galunggung, tertembak di perut. Hasan, 24 tahun, tertembak di kepala. Syamsul Said, 25 tahun, warga Ruko, terternbak di kepala. Sutris, 23 tahun, warga Batu Merah, tertembak di kepala. Ibrahim Karim, 30 tahun, warga ruko tertembak di dada. Udin 26, warga Ruko tertembak di dada. Husein Ismail Marasabessy, 16 tahun warga Air Kuning, ditusuk sangkur dadanya.

JOSHUA:
Bagaimana bayangan anda jika mendengar kata "anak SMP"??? Ternyata anak SMP ini sudah berumur 16 tahun, yang berarti sudah bisa diajak perang kan???

LASKAR PLASTIK:
Tahria Husein, 56 tahun, Calon jama'ah haji dari Kecamatan Pulau Banda, Maluku tengah yang akan berangkat hari itu juga. Prattu (Brimob) Dedi Afandi, 23 tahun, warga Ruko (angota Brimob Polda Maluku), tertembak di kepala saat dirinya baru sejengkal keluar dari pintu tanpa senjata.

JOSHUA:
Dikatakan di atas bahwa Ruko Batu Merah adalah "tempat pengungsi"!!!
Apakah Anggota Brimob ini termasuk "pengungsi" dan mengungsi ke ruko juga???

LASKAR PLASTIK:
Yang Harus Bertanggungjawab
Pangdam XVI Pattimura, Brigjen I Made Vasa.
Dan Sektor Pemulihan Keamanan, Letkol. I. Gede Sudhiarta
Dan Guskamlatim, Brigjen. Sutarto.
Dan Lanal Halong, Letkol Chaidir Patorony
Dan Yon Gab, Mayor Ricky Samuel. Semua perwira diatas selaku pemegang komando pasukan di Ambon.

JOSHUA:
Bagaimana dengan Gubernur Maluku sebagai PDS? Bagaimana dengan Kapolda yang anak buahnya tinggal di Hotel Wijaya II tanpa "koordinasi" antar "komando pengamanan"????

LASKAR PLASTIK:
Kronologis Ini Disusun Berdasarkan: Saksi Hidup: TaufIk dan seluruh penghuni Ruko Batu Merah.

JOSHUA:
Siapa yang lari ke Galunggung-Kapahaha-Tantui dan siapa yang tinggal di Ruko Batu Merah???? Dari "yang tinggal" ini, "siapa menyaksikan apa"??? Kalau saksinya massal' berarti kejadiannya juga 'masal', seperti 'penyerbuan', 'penembakan', dll.sb. Jika kesaksiannya mendetail, seperti 'goresan sangkur di badan' dan 'menjilat darah di sangkur', berarti saksinya juga harus 'mendetail' (per person)!!!!

LASKAR PLASTIK:

Korban Penganiayaan:
Darul Quthni Tuhepalle (anggota DPRD 1 Maluku) Dan Sat Brimob Letkol Abdi Dharma Sitepu Dan Yon A Brimob Polda Maluku, Letda Saifudin Anshori. Pantauan Langsung di Lapangan (Tim Investigasi Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah).
Jakarta, 23 Januari 2001
DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH Ayip Syafruddin, S. Psi. Ketua Umum Hardi ibnu Harun Kepala Divisi Penerangan

JOSHUA:
Pertanyaan yang sama, "Siapa menyaksikan apa???" Yang lebih serius, "saksi laskar plastik ada di mana ketika itu???" Apakah dia atau mereka ada , sebelum, ketika, atau sesudah kerusuhan??? Jika sesudah atau selama kerusuhan, mengapa tidak dicantumkan di dalam kronologi??? Jika sesudahnya, mengapa dimasukkan sebagai saksi, yang tidak berhubungan dengan 'kronologis', tetapi dengan "akibat" dari kronologis tersebut ( luka, mati, rusak, hilang, dll.sb)!!!

Saya berpikir untuk tidak membuat 'kesimpulan', tetapi mempersilahkan saudara-saudara menyimpulkannya sendiri!!!

Izinkan saya membalas beberapa surat di bawah ini!

ABIL HAKIM:
From: Abil Hakim <abil@capella.co.id>
To: joshualatu@hotmail.com
Subject: Hello
Date: Tue, 23 Jan 2001 23:38:33 +0700
Hi,
Saya sering dengar dari berbagai sumber yang mengatakan bahwa foto-foto korban kekejaman yang ditampilkan di web site
Ambon Berdarah sebenarnya adalah korban dari pihak Muslim yang di klaim sebagai korban dari pihak Kristen untuk memudahkan simpati internasional dalam rangka pemisahan Maluku dari NKRI
Mohon penjelasannya,
Terimakasih
El-Cid

JOSHUA:
Jika saya katakan TIDAK, dengan pengertian bahwa saya sudah meneliti semua foto-foto tersebut, 'satu per satu', maka saya sudah BERDUSTA!!! Jika saya katakan bahwa "warga Kristen Ambon/Maluku tidak akan melakukan hal rendah seperti itu", anda bisa saja berpikir bahwa tentunya "saya akan membela sesama warga Kristen"!!! Nah, bagaimana saya menjawab??? Kita berpatokan saja pada "motivasi", seperti "menarik simpati internasional"!!!

Apakah "lebih 1000 Gereja" yang dirusak dan dibakar di ini negara, "tidak cukup" untuk menarik simpati Internasional?? Itu secara umum!! Apakah gedung-gedung Gereja dan Desa-desa Kristen yang "musnah" itu belum cukup untuk menarik simpati Internasional??? Jika kami, warga Kristen Ambon/Maluku ingin mencari simpati Internasional dalam bentuk "Laskar Kristen" yang akan "berperang", maka memang kami perlu "membakar Internasional" dengan gambar-gambar tersebut!!! Tetapi jika seperti kata anda, hanya untuk "memisahkan diri dari NKRI", saya yakin "tanpa membajak gambar korban yang Muslim", kami sudah punya cukup data yang jujur!!!!

Jika anda membaca dari "sumber" yang saya berikan di atas, atau dari "Ambon Berdarah Online", anda lihat judul berita "Tomagola berpendapat, sudah saatnya PBB campur tangan"!!! Saya bertanya, "Apakah Bpk. DR. Thamrin Amal Tomagola itu seorang 'pendukung RMS'???

RIDWAN SHAMIL:
From: "ridwan shamil" <readone999@hotmail.com
To: joshualatu@hotmail.com
Subject: Matilah kau!
Date: Wed, 24 Jan 2001 06:42:28 -0000
Hei, Budak Iblis! Matilah kau dalam kebencian dan kesesatan!!!!! Neraka Jahanam rindu menanti pengikut iblis dari seluruh manusia sesat Yahudi-Nasrani!!!!!

JOSHUA:
Saya punya dasar atas apa yang saya katakan, dan anda menyebutnya sebagai "kebencian dan kesesatan"!!! Jika anda punya "bukti lain" mengapa komentar saya tidak bisa anda sanggah??? Sebenarnya, "kebencian dan kesesatan" itu milik saya atau anda???

RIDWAN SHAMIL:
Fakta sejarah membuktikan Agama Islam tak kan pernah bisa ditaklukkan makhluk apa pun, sampai akhir zaman,

JOSHUA:
Saya tidak ingin membantahnya, tetapi saya ingin anda katakan pada saya, "Bagaimana fakta sejarah berbicara tentang agama Kristen???"

RIDWAN SHAMIL:
Kebinasaan dan kehancuran hanya milik Yahudi-Nasrani pengikut iblis!!!!! Perang jihad akan terus berkobar sampai seluruh Yahudi-Nasrani lenyap dari muka bumi!!!!! BINASALAH KAU!!!!!

JOSHUA:
Sebenarnya, kalau anda 'tidak kalap', anda bisa melihat bahwa saya TIDAK berbicara tentang "kebenaran agama", tetapi tentang "kebenaran ucapan person/kelompok yang MENGAKU paling beragama"!!! Saya juga sekarang berusaha untuk tidak menuruti emosi "ambon" saya, dengan mengingat kembali apa yang YESUS katakan kepada saya (juga):
"Ketahuilah AKU menyertai engkau, sampai akhir zaman"!!!!,
dan anda juga percaya, bahwa YESUS "tidak pernah berdusta"!!! Itulah yang menenangkan saya, apapun jenis iblis dan neraka yang anda atributkan kepada saya!!!

 

Salam Sejahtera!

JL.

 
Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/maluku67
Send your comments to alifuru67@egroups.com