Republika Online edisi:
16 May 2000

Bila Israel Ingkari Perdamaian

GAZA CITY -- ''Awas jika Israel ingkari proses perdamaian''. Begitulah peringatan yang dilontarkan oleh sekretaris kepresidenan Palestina, Tayeb Abdelrahim.

Kata Abdedlrahim, jika masa depan proses perdamaian terus-menerus tidak menentu maka jangan kaget bila suatu saat akan terjadi 'ledakan' di wilayah-wilayah Palestina.

''Tak seorang pun bisa mengontrol jalan-jalan jika rakyat kami mengetahui bahwa Israel tidak mematuhi komitmennya (terhadap perdamaian),'' katanya dalam pernyataan yang disiarkan radio Pemerintah Palestina, Ahad (14/5).

Dan jika sekarang muncul desakan keras di antara warga Palestina agar Israel membebaskan orang-orang Palestina yang disekap di penjara-penjara Israel, menurut Abdelrahim, ini merupakan ekspresi normal dari warga Palestina yang mulai kehilangan kepercayaannya pada Israel.

''Sikap warga Palestina ini merupakan akibat dari sikap keras kepala Israel. Mereka memperpanjang penahanan terhadap para narapidana Palestina, terus membangun pemukiman baru untuk warga Yahudi serta mengabaikan komitmennya untuk melakukan rekonsiliasi dengan pihak Palestina.''

Menanggapi laporan mengenai tengah berlangsungnya satu perundingan rahasia di Swedia, pejabat Palestina ini mengatakan, soal perundingan itu rahasia atau tidak sebenarnya bukan hal yang penting. ''Yang paling penting sekarang ini adalah bagaimana Israel menunjukkan keseriusannya terhadap isi perundingan itu.''

Apa yang dikatakan Abdelrahim mengenai sikap keras kepala Israel boleh jadi benar adanya. Lihat saja apa yang terjadi Ahad lalu ketika pasukan keamanan Israel terlibat bentrokan dengan ratusan tahanan asal Palestina yang mendekam di penjara Megiddo, Israel bagian utara.

Bersenjatakan peluru karet dan gas air mata, pasukan keamanan akhirnya berhasil menjinakkan para tahanan Israel. Beberapa di antara mereka dilaporkan mengalami luka-luka.

Mengapa para tahanan Palestina itu menjadi beringas, tentu ada sebabnya. Seperti dikatakan Eissa Qaraqa, pimpinan Kelompok Tahanan Palestina di Bethlehem, para tahanan yang jumlahnya sekitar 750 orang itu menggelar unjuk rasa damai untuk memprotes kondisi kehidupan mereka di penjara itu yang makin lama makin buruk. Saat itulah, para petugas keamanan penjara dan tentara Israel menyerang mereka.

Untuk mengupayakan nasib para tahanan itu, sebuah perundingan antara para pejabat Israel dan Palestina sebenarnya telah dilangsungkan. Namun Ahad lalu, perundingan itu berakhir tanpa membuahkan hasil. n afp/hid

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000