Republika Online edisi:
02 Jun 2000

Makassar Memanas, 16 Luka

MAKASSAR -- Situasi kota Makassar semakin memanas menyusul aksi sweeping Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilakukan sejumlah orang tak dikenal di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Kamis (1/6).

Aksi tersebut diduga berkaitan dengan kasus Poso di Sulawesi Tengah ini menyebabkan tiga orang luka serius. Ketiga korban kini dirawat di Rumah Sakit 45 Makassar. Mereka itu Simon (30) seorang pegawai swasta, Hesron (25) instruktur STIMIK Dipanegara, dan Johny (18) mahasiswa Universitas Hasanuddin.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Republika, di Rumah Sakit 45 dan RS Kepolisian Bhayangkara, korban aksi sweeping KTP yang berlangsung sejak Selasa (30/5) sudah mencapai 16 orang, 10 orang di antaranya dirawat di RS 45 dan 7 orang di RS Bhayangkara. Para korban tersebut berstatus non-muslim.

Kapolsek Panakkukang Kapten Pol Marjuki yang dihubungi di lokasi mengakui aksi yang berlangsung tiga hari ini diduga keras berkaitan dengan kasus berbau SARA di Poso, Sulawesi Tengah. ''Aksi mereka ini diduga sebagai aksi balasan kasus Poso yang masih berlangsung, sebab sweeping KTP ini berlangsung saat Poso rusuh,'' kata Marjuki kemarin.

Aksi yang selalu berlangsung sekitar pukul 12.00 Wita ini, kata Kapolsek, sudah berusaha dilokalisir dengan menurunkan tim gabungan dari Polsek Panakkukang dan Poltabes Makassar. ''Pengamanan ini akan terus kita tingkatkan untuk menghindari adanya aksi susulan atau aksi balasan dari pihak yang merasa dirugikan,'' katanya.

Sementara Rektor UMI Prof Mansyur Ramli ketika dikonfirmasi belum bisa memastikan apakah itu mahasiswanya atau bukan, sebab mereka yang melakukan sweeping itu memakai tutup kepala. ''Tetapi kalau itu terbukti mahasiswa UMI, kami akan mengambil tindakan tegas,'' tegasnya.

Bersamaan aksi sweeping ini, Poltabes Makassar juga berhasil menangkap seorang pemuda yang sedang membawa bom molotov di Jl Cumicumi, depan Masjid Raya Makassar. Pemuda bernama Muhaji (17), sementara diperiksa intensif Poltabes Makassar.

Situasi kota Makassar yang tidak kondusif tiga hari belakangan ini juga diakui Gubernur HZB Palaguna. Karena itu, Gubernur mengimbau agar warga kota Makassar tidak mudah terpancing oleh aksi-aksi provokasi yang dilakukan orang-orang tak dikenal. ''Masalah ini memang sudah mengarah ke soal SARA, tetapi bagaimana pun jangan sampai menimbulkan kerusuhan di kota Makassar, sebab kita juga yang akan rugi,'' imbuhnya pada wartawan ketika ditemui di kediamnya kemarin.

Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 2000