Presiden Diminta Penuhi Hasil Musyawarah Ulama Daya Aceh

CONTENTS

Muslim world news On-line

Date of Publication: April 2000
INDONESIAN MUSLIMS FOR GLOBAL PEACE AND JUSTICE

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Presiden Diminta Penuhi Hasil Musyawarah Ulama Daya Aceh


JAKARTA -- Para ulama Aceh yang tergabung dalam Ulama Dayah Aceh menuntut pemerintah RI segera merealisasikan dialog resmi dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Mereka juga menghendaki Presiden segera memenuhi hasil musyawarah Ulama Dayah Aceh, yang berlangsung Oktober 1999 lalu, salah satu isinya mengenai referendum.

Pernyataan sikap ulama itu dikemukakan oleh Tengku M NAsir Djamil, salah seorang perwakilan Ulama Dayah Aceh seusai bertemu Presiden Gus Dur, Selasa malam (18/4) di Jakarta. Nasir menambahkan, pentingnya melakukan dialog antara Pemerintah RI-GAM, berkaitan erat dengan permasalahan yang selama ini terjadi di Aceh. Masalah di Aceh tidak akan pernah usai, sebelum ada penyelesaian antara RI dengan GAM, ujarnya.

Menurut Nasir, sebenarnya akar permasalah di Aceh adalah antara GAM dengan pemerintah. GAM menilai wilayah Aceh itu terpisah dari Indonesia. Sebaliknya, pemerintah Indonesia mengklaim Aceh adalah bagian dari negara Indonesia. Pendapat bertentangan inilah yang menimbulkan konflik bersenjata, dan menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Aceh.

''Yang harus dibicarakan oleh kedua belah pihak berkaitan dengan kemanusiaan. Bagaimana caranya agar di Aceh tidak ada lagi korban kekerasan. Karena selama ini rakyatlah yang selalu menjadi korban,'' tegas Nasir dengan nada tinggi.

Mengenai negara mana yang bisa dijadikan sebagai mediator, Ulama Dayah ini tidak akan melakukan intervensi. Tapi sepenuhnya akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan GAM. Kita akan menyerahkan sepenuhnya kepada kedua belah pihak, tambah Tengku Nasir.

Selain tuntutan berdialog dengan GAM, sebanyak 50 Ulama Dayah ini menuntut Presiden Gus Dur merealisasikan hasil musyawarah Ulama Dayah Aceh yang berlangsung Oktober tahun lalu di Banda Aceh. Salah satu hasil musyawarah itu berkaitan dengan referendum. Berkaitan dengan hal ini, kata Nasir, Presiden harus memperhatikan aspirasi ulama. Karena, para ulama wajib meminta terus tuntutan ini sebelum dikabulkan oleh Presiden.

Presiden Gus Dur menanggapi serius tuntutan para ulama Dayah Aceh ini. Menurutnya, butir-butir yang disampaikan Ulama Dayah sangat bagus. Namun, dia belum bisa merealisasikan tuntutan itu. Alasan Gus Dur, dia masih menunggu hasil lawatan Menlu Alwi Shihab ke luar negeri. Saat ini Menlu Alwi Shihab masih berada di luar negeri. ''Keberangkatannya, berkaitan dengan penyelesaian masalah Aceh,'' papar Nasir mengutip pembicaraan Gus Dur. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

(DI-21/04/00)

Source : Republika 20/04/00