Di Ambon, Dua Masjid Dibakar

CONTENTS

Dua Masjid di Ambon Dibakar


AMBON -- Sidang Umum MPR/DPR tak bisa meredam pertikaian massa di Ambon. Dua masjid di Air Salobar dan Passo Senin siang musnah dibakar. Sementara itu seorang wanita Muslim syahid saat mempertahankan Masjid Jabal Tsur Air Salobar. Sekretaris MUI Maluku Soleman Drahman ketika dihubungi Selasa (5/10) malam menyatakan serangan terhadap pemukiman Muslim itu berlangsung sejak dua hari silam. ''Kami umat Muslim bertindak defensif karena menghormati SU MPR,'' ujarnya. Hingga petang kemarin sedikitnya sepuluh orang tewas --dua di antaranya perempuan-- dan puluhan lainnya cedera saat mempertahankan rumah dan tempat ibadah di Air Salobar dan Passo. Serangan terhadap pemukiman Muslim di Air Salobar selain memusnahkan Masjid Jabal Tsur yang sejak kerusuhan pertama dipertahankan juga memusnahkan 32 rumah dan Kanwil Depag Provinsi Maluku. Seorang wanita Muslim syahid saat mempertahankan masjid yang dibakar. ''Sari meninggal di masjid saat menghalau serangan kelompok merah.''

Sari Jayanti Pegaton, gadis setempat, meninggal tertembak aparat keamanan saat membantu umat Islam mempertahankan simbol Islam satu-satunya yang masih ada di Air Salobar. Sementara Ny Zubaedah meninggal di rumahnya di Batumerah. Diduga dia korban penembakan aparat dari arah Karang Panjang. Akibat serangan tersebut, ratusan Muslim Air Salobar diungsikan ke Al-Fatah. Evakuasi korban dilakukan lewat laut menggunakan sebuah kapal kecil milik navigasi dan beberapa perahu motor. Dengan tambahan penduduk Air Salobar, jumlah pengungsi di Al-Fatah kembali membengkak. ''Kami sekarang menampung 4.000 pengungsi.'' Selain di Air Salobar, serangan terhadap warga Muslim juga terjadi di Passo, Ahuru dan Barumerah. Bentrokan di Passo selain memusnahkan Masjid Nurul Ishlah kembali memutus jalur lalu lintas menuju Tulehu. Jalur menuju pemukiman umat Muslim di Tulehu itu selama 20 hari terakhir terbilang aman. Sekretaris MUI menyesalkan dibakarnya Masjid Nurul Ishlah. ''Kok, masjid yang lokasinya persis di depan Kompleks SPN Passo bisa dibakar.'' Padahal, katanya, tokoh agama setempat menyerahkan keamanan masjid tersebut pada aparat keamanan yang menghuni SPN. Selama ini, masjid tersebut dimanfaatkan jajaran kepolisian yang tinggal di Passo membina mental aparatnya.

Seharusnya, kata dia, jajaran kepolisian yang tinggal di SPN Passo tidak membiarkan tempat ibadah umat Islam itu dibakar. ''Mereka diam saja saat tempat ibadah dibakar,'' ujar Soleman geram. Soleman juga menyesalkan serangan yang terjadi saat SU MPR berlangsung. ''Mereka tidak menghiraukan sidang yang tengah berlangsung.'' Menurutnya, kelompok merah memanfaatkan sikap defensif yang ditegaskan umat Islam. Namun demikian, dia tak mengerti penyebab terjadinya serangan terhadap perkampungan Muslim di Ahuru, Batumerah, Passo, dan Air Salobar. ''Awalnya cuma lemparan batu dan bom molotov,'' ujarnya. Wilayah pemukiman umat Islam memang lebih rendah dibanding wilayah yang dikuasai kelompok Nasrani saat ini. Umat Muslim menguasai pesisir, sedang kelompok non-Muslim berada di tempat yang lebih tinggi. ''Sekali lempar langsung mencapai sasaran.'' n tid


Diterbitkan oleh Republika Online
Hak Cipta © PT Abdi Bangsa 1999