SERAMBI : Aceh dan Kekerasan

CONTENTS

Rabu, 29 September 1999

Di Aceh Selatan, Dua Warga Tewas Didor


Serambi-Tapaktuan
Penembak misterius (Petrus) kembali merenggut jiwa warga sipil di Aceh Selatan. M Yahya Sofyan alias Pitung (50), warga Desa Keudee Siblah, Blangpidie, tewas setelah dua butir peluru tajam menembus tubuhnya, Senin (27/9) malam. Korban yang sedang menikmati siaran TV bersama istri, ditembak dari luar rumah melalui kaca jendela depan.

Sedangkan dari Kecamatan Kluet Selatan dilaporkan, Ahmadsyah alias Mian (39), warga Desa Lawe Buluhdidi --kawasan terpencil-- ditemukan menjadi mayat dalam semak-semak tepi sungai atau sekitar bangunan SD daerah itu, Minggu (26/9). Korban dilaporkan hilang setelah dijemput orang tak dikenal, Kamis (22/9) dinihari sekitar pukul 02:00 WIB.

Kapolres Aceh Selatan, Letkol Pol Drs Gatot Subroto yang dihubungi Serambi, kemarin menjelaskan, Pitung tewas ditembak pelaku tak dikenal sekitar pukul 21.30 WIB, saat korban menonton siaran TV di dalam rumah bersama istrinya. Korban ditembak dari luar melalui kaca jendela bagian depan rumahnya dengan senjata yang diduga jenis laras panjang.

Dua butir peluru yang ditembak pelaku tak dikenal itu membuat kaca depan rumah korban bolong, kemudian peluru tersebut menembus tubuh korban di bagian dada sebelah kanan, dan pangkal lengan kanan tembus ke dada kanan. Korban dilaporkan meninggal di samping isternya.

Satu versi menyebutkan, gorden jendela ketika itu dalam keadaan tertutup, dan dari luar rumah tiba-tiba ada yang memanggil korban yang sedang menikmati siaran "Dunia Dalam Berita". Saat bangkit dari kursi, korban langsung diberondong hingga rubuh.

Menurut polisi, setelah menembak, pelaku lari ke areal persawahan kawasan belakang rumah korban. Polsek Blangpidie, menurut Kapolres Gatot Subroto telah menyita satu proyektil peluru yang ditemukan dalam rumah korban sebagai bahan pengusutan untuk mengungkapkan kasus tersebut.

Lokasi rumah Pitung, berada dalam kawasan Desa Keudee Siblah, masih termasuk wilayah Kota Blangpidie. Menyusul penembakan itu suasana Kota Blangpidie malam itu berubah mencekam. Baru beberapa saat kemudian, sejumlah warga mendatangi rumah korban, menemukan korban tergeletak dengan luka tembak mengenaskan. Istri dan anak-anaknya menangis. Korban menurut keterangan dikebumikan, kemarin.

Ditemukan mayat

Di Lawe Bulohdidi, kawasan pedalaman Kluet Selatan, Minggu (26/9) ditemukan sosok mayat Ahmadsyah alias Mian (39), tergeletak tak jauh dari lokasi sekolah dasar (SD) setempat dengan luka tembak di tubuhnya. Menurut keterangan, Mian menghilang dari rumah setelah dijemput orang tak dikenal Kamis (23/9) sekitar pukul 02:00 WIB dinihari. Korban dijemput ketika menginap di rumah mertuanya, juga di Desa Lawe Buluhdidi.

Menurut Kapolres Gatot Subroto, malam itu ada yang mengetuk pintu rumah mertuanya sambil menanyakan Mian. Namun orang di dalam rumah mengatakan Mian tidak ada. Mian agaknya sadar ada sesuatu yang tidak beres, lalu mencoba melarikan diri lewat pintu belakang. Menurut keterangan, Mian menginap di rumah mertuanya dalam upaya menghindar karena mencium ada yang tidak beres.

Mengutip laporan polisi di sana, menurut Kapolres, pada saat pintu belakang dibuka, korban dihadang empat orang tak dikenal. Beberapa saat setelah itu orang di dalam rumah itu mendengar suara rentetan tembakan. Kemudian, suasana sepi, dan anggota keluarga di dalam rumah itu melihat ke belakang rumah, tapi korban tidak ditemukan.

Keesokan harinya, warga mendapatkan ceceran darah di belakang rumah itu. Namun setelah coba dicari korban tidak ditemukan, hingga pada hari Minggu didapati sudah menjadi mayat dalam kondisi hampir membusuk. Mayat korban ditemukan berluka tembak di pinggir sungai sekitar bangunan SD Lawe Buluhdidi, atau lebih kurang 500 meter dari rumah korban.(tim)


Baku Tembak di Simpang Kramat

Serambi-Lhokseumawe
Sepuluh anggota TNI bersepeda motor terlibat baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata di kawasan Simpang Kramat Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Selasa (28/9) siang. Insiden itu dikabarkan berawal dari serangan kelompok sipil bersenjata terhadap anggota TNI yang sedang dalam perjalanan dari Kuta Makmur ke Lhokseumawe.

Menurut Dandim Aceh Utara Letkol Suyatno dan Kapenrem 011/Lilawangsa Letda Eddy Haryanto, penyerangan terhadap anggota TNI dari Linud 100 itu terjadi ketika 10 anggota dalam perjalanan dari SP I Krueng Pase menuju Lhokseumawe untuk membetulkan radio. Sesampai di Desa Dayah Kemukiman Simpang Kramat, sekitar pukul 14.00 WIB, pasukan diserang dari sisi kiri jalan oleh sekitar 12 orang bersenjata.

Akibat serangan itu, Pratu Sugito (25) dan Praka Lison Sitepu (28) yang kebetulan berada di sisi belakang pasukan bersepeda motor, mengalami luka tembak. Korban tiba di RS Kesrem sekitar pukul 14.15 WIB. Menurut sumber di RS Kesrem, Sugito mengalami luka tembak di bagian paha sebelah kanan, sedangkan Lison Sitepu di kaki kanan.

Menurut Kapenrem, kesepuluh pasukan bersepeda motor itu sempat membalas tembakan kelompok penyerang hingga terjadi aksi tembak- menembak. Namun sejauh ini, belum diketahui adanya korban yang jatuh di pihak yang melakukan penyerangan. Menyusul aksi penyerangan tersebut, beberapa truk sarat anggota TNI kemudian dikirim untuk menyisir lokasi peristiwa. Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Syafnil Armen mengungkapkan, "Saya ragu apakah penyerangan terhadap anggota TNI ini benar-benar dilakukan GAM atau kelompok kriminil bersenjata. Sebab menurut saya, GAM punya program yang jelas dalam melakukan aksinya."

Suasana kondusif

Berkaitan dengan meningkatnya aksi penyerangan terhadap anggota TNI akhir-akhir ini, Syafnil mengajak semua pihak untuk menciptakan suasana yang kondusif demi kemaslahatan rakyat. "Saya lihat belakangan ini suasana sudah cukup aman. Nelayan sudah berani kembali melaut. Harga sayuran sudah turun. Pemberitaan di koran pun sudah mulai berimbang. Marilah suasana seperti ini kita jaga bersama," ajak Syafnil Armen.

Dikatakannya, "Kalau TNI terus-menerus diserang, lama-lama tidak tahan juga. Anggota TNI itu juga manusia biasa yang punya batas kesabaran. Malah sekarang kami mulai diprotes anak buah. Wah, bagaimana ini Pak. Kita terus jadi korban. Bagitu kata anggota saya." (tim)


Kepala SD Paya Bakong Dibunuh

Serambi-Lhokseumawe
Kepala Sekolah Dasar (SD) Paya Bakong, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Tjut Hasyem (48), Selasa (28/9) kemarin, sekitar pukul 12.00 WIB, ditemukan tewas terbunuh, setelah sehari sebelumnya diculik orang tak dikenal yang mengendarai mobil Toyota Kijang minibus di kawasan Keude Paya Bakong.

Menurut Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal, korban ditemukan dalam keadaan terkubur di sebuah lubang berkedalaman sekitar 0,5 meter di belakang satu SD di Buket Pidie, Matangkuli. Saat ditemukan, kondisi jasadnya sangat mengenaskan. Lehernya nyaris putus akibat luka gorok. Wajahnya tampak memar-memar yang diduga sebagai bekas penganiayaan.

Kapolres yang didampingi Kasat Bimas, Kapten Pol Drs Ahmad Mustafa Kamal mengungkapkan, lokasi korban dikubur tersingkap setelah pihak keluarga korban mendapat informasi dari seorang penelepon gelap, kemarin pagi yang memberitahukan bahwa M Yasin telah tewas dan dikubur di belakang SD Desa Buket Pidie.

Berdasarkan informasi tersebut, pihak kepolisian bersama-sama keluarga korban sekitar pukul 14.00 WIB melakukan pencarian dan penggalian. Dan seperti diinformasikan, korban ditemukan tak bernyawa dengan kondisi sangat mengenaskan. Menurut keterangan, pada saat penculikan berlangsung korban sedang dalam perjalanan pulang dari tempat tugas ke rumahnya di Desa Tumpok Barat, Matangkuli, mengendarai sepeda motor Vespa PX. "Sampai korban ditemukan, sepeda motornya masih belum diketahui jejaknya," jelas kapolres.

Sejauh ini, pihak kepolisian belum mengetahui motif pembunuhan kepala SD itu. "Tapi, saya yakin, bila masyarakat ikut mendukung penyelidikan, kasus pembunuhan ini pasti akan terungkap," sebut kapolres. Masyarakat, diingatkan kapolres, tidak perlu takut memberi informasi. "Bila tidak berani secara langsung, secara tulisan pun boleh. Alamatkan saja ke Mapolres atau pos-pos polisi terdekat," imbau Letkol Syafei Aksal.(tim)


Lagi, Mobil Boks Dirampok

Serambi-Lhokseumawe
Aksi perampokan mobil boks kembali terjadi di Aceh Utara. Kali ini berlangsung di lintasan jalan negara kawasan Desa Peurupoek, Kecamatan Syamtalira Aron, Selasa (28/9) siang. Lima pria yang mengendarai dua unit sepeda motor, dilaporkan, secara berani menodongkan pistol ke arah sopir untuk kemudian memberhentikan dan menguras isi mobil milik perusahaan rokok PT HM Sampoerna yang sedang dalam perjalanan dari Langsa ke Bireuen.

Sama dengan modus operandi perampokan sehari sebelumnya di Geudong, setelah semua isinya dikuras mobil itu dikembalikan. Namun, dalam kejadian kemarin, sopir dan sales perusahaan rokok itu tidak ditutup matanya. Sebaliknya, diturunkan dan dinaikkan ke RBT (ojek). Sedangkan satu lainnya tetap disandera di mobil dengan todongan senjata api pistol yang tak pernah lekang dari keningnya.

Kapolres Aceh Utara Letkol Pol Drs Syafei Aksal yang didampingi Kasat Bimmas, Kapten Pol Drs Ahmad Mustafa Kamal mengungkapkan, perampokan itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Mobil yang dikemudikan Rizal (29) bersama seorang sales bernama Abdul Jabar (23), disalip secara dadakan oleh lima pria bersepeda motor ketika sedang melaju di lintasan Desa Peureupoek.

Setelah sopirnya diturunkan, kendali mobil tersebut diambil alih salah seorang anggota kelompok kemudian dibawa memasuki jalan kampung. Di sebuah tempat sepi di desa itu juga, isi mobil berupa rokok yang bernilai sekitar Rp 173.390.400 dikuras habis. Namun, tidak dijelaskan, isi mobil itu dialihkan ke mobil atau tempat apa.

Selanjutnya, kedua karyawan PT HM Sampoerna diturunkan dan diperintah naik ojek. "Kamu naik ojek ini untuk ambil mobil di Nibong Syamtalira Aron. Mobil kami parkir di pinggir jalan. Ambil saja. Dan jangan macam-macam," perintah kawanan perampok seperti dituturkan kapolres mengutip pengakuan korban.

Seperti dijanjikan, mobil itu sudah dalam keadaan stand by saat diambil sesuai perintah perampok. Berdasarkan petunjuk atasannya, kedua saksi korban kemudian mengadukan kasus perampokan tersebut ke Mapolres Aceh Utara. Sejauh ini, pihak kepolisian masih menyelidiki keterkaitan kelompok pelaku itu dengan dua perampokan mobil boks lainnya sebelum ini. "Modus operandinya sama. Namun, kelompoknya masih belum dapat kita pastikan. Melihat kemiripan ciri, tidak tertutup kemungkinan mereka masih berasal dari satu kelompok. Namun, finalnya masih dalam penyelidikan," jelas kapolres. (tim)


------
Campaign & Networking Division
Koalisi N.G.O-HAM Aceh