Saturday, May 20, 2000/5:05:08 PM
Ambon, 20/5 (ANTARA) - Sedikitnya empat nyawa kembali
melayang diterjang timah panas aparat keamanan
sementara 14 warga sipil lainnya menderita luka berat
ringan ketika terjadi kerusuhan antar kelompok di
kawasan Desa Hattu dengan Desa Laha, Kecamatan Teluk
Ambon Baguala.
Pemantauan ANTARA di Ambon, Sabtu, pertikaian itu
terjadi sejak pagi hari dan sampai berita ini
diturunkan masih terjadi aksi mobilisasi massa yang
diangkut dengan speed boat dari Waehaong menuju
pesisir Desa Laha.
Korban tewas yang teridentifikasi, menurut Chris
Kapresi, STh, Kepala Jemaat Hattu adalah Leo Tupalessy
(27) dan Yohanis Talakua (33), sementara tujuh orang
menderita luka berat ringan akibat tertembak dan
sedang diupayakan pengevakuasian mereka ke RSUD DR.
Haulussy Ambon.
Sementara Sekretari Eksekutif Posko Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Wilayah Maluku, Malik Selang, SH
menjelaskan bahwa dari dua korban tewas baru satu yang
teridentifikasi yakni Alwi Manilet, sedangkan satu
korban lainnya belum diketahui namanya, sementara
tujuh lainnya. Korban luka berat umumnya terkena
tembakan di bahagian kepala, dada dan perut sementara
yang menderita luka ringan hanya terkena kaki dan
tangan.
Penyebab merebaknya kerusuhan di kawasan yang berjarak
35 Kilo meter ke arah barat Kota Ambon menuju Bandara
Pattimura itu diduga akibat terbantainya Is Renyaan
(50) karyawan PT. Merpati Mandala Nusantara Airlines
(MNA) Ambon dan rekannya Paulus Helaha (14) di kawasan
Bandara pada Jumat pagi (19/5) sekitar pukul 07.30
WIT.
Hingga berita ini diturunkan, rentetan tembakan aparat
keamanan disertai senjata rakitan dan dentuman bom
rakitan maupun granat tangan masih terdengar sementara
titik api terlihat pada beberapa lokasi di kawasan
konflik itu.
(U. ABN-03/ABN-02/pk-02/abn-01) NNNN
KRI TELUK BANTEN DIANCAM DIBOM DI PERAIRAN MALUKU
Saturday, May 20, 2000/4:08:19 PM
Ambon, 19/5 (ANTARA) - KRI Teluk Banten - 512 yang
baru kembali dalam pelayaran operasi bhakti Surya
Bhaskara Jaya (SBJ) XLV, di Pulau Seram dan Haruku,
Kabupaten Maluku Tengah serta Pulau Buru, diancam akan
dibom oleh orang tidak dikenal.
Informasi yang diterima ANTARA yang sedang mengikuti
operasi sosial yang dilaksanakan TNI- AL itu, Jumat
Petang menyebutkan, ancaman bom itu, dilakukan oknum
tertentu dengan cara memasuki dial Handle Tolkie (HT)
yang dipergunakan personil TNI- AL, saat KRI hendak
mengisi bahan bakar di Dermaga Pertamina di Desa
Wayame, Kecamatan Baquala (Kodya Ambon), Kamis siang
(18/5).
Sejumlah perwira TNI-AL maupun ABK kapal jenis Landing
Ship Tank (LST ) yang dijadikan sebagai pusat
pengendalian operasi SBJ untuk wilayah Maluku,
mengatakan, oknum tidak bertanggung jawab itu
mengancam akan membom kapal, jika tidak segera kembali
ke Pulau Jawa. "Ngapain datang jauh-jauh dari Jawa,
mau cari mati ya. Kalau masih sayang keluarga lebih
baik pulang ke Jawa," kata sejumlah perwira mengutip
ancaman oknum tersebut. Para ABK KRI tersebut juga
sempat mendengar pembicaraan dan ancaman sejumlah
oknum tidak dikenal lainnya melalui HT. Menurut para
perwira dan ABK, ancaman itu merupakan upaya provokasi
yang sengaja dilakukan untuk lebih mengacaukan
situasi. "Ini merupakan ulah para provokator yang
tidak ingin kerusuhan ini segera berakhir," ujar
mereka. Kendati ancaman tersebut tidak digubris dan
tidak menganggu misi kemanusian yang diemban, ancaman
tersebut sempat menjadi perbincangan serius anggota
satgas SBJ.
Guna menghindarkan berbagai kemungkinan yang bakal
terjadi, Komandan KRI teluk Banten, Letkol Laut (P)
Widodo yang juga Ketua Harian Tim Satgas SBJ TNI-Al,
menginstruksikan ABK serta anggota satgas operasi
sosial itu, untuk tidak berada di geladak terbuka guna
menghindari adanya aksi penembakan yang dilakukan para
penembak gelap. Widodo juga menegaskan bahwa ancaman
itu sekali tidak akan menyurutkan jajarannya untuk
tetap melaksanakan operasi bakti ini hingga selesai.
Marinir disiagakan Sedangkan pasukan Marinir yang
turut dalam pelayaran sosial itu, diperintahkan
melakukan siaga pada semua geladak kapal guna memantau
dan mengamankan situasi serta mengantisipasi
kemungkinan terburuk yang bakal terjadi, terutama
mengancam keselamatan ABK dan satgas SBJ.
Anggota Satgas yang akan turun dari KRI dan pergi ke
pusat kota Ambon, juga diimbau untuk lebih
berhati-hati.Bahkan , bila perlu membatalkan niatnya
jika situasi kurang memungkinkan guna mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan. Sementara
itu, Letkol Widodo mengatakan, tindakan oknum yang
dinilai sebagai provokator itu, hanya sekedar untuk
menakut-nakuti. "Tindakan seperti ini tidak akan
menyurutkan niat jajaran TNI-AL untuk tetap
melaksanakan misi kemanusian. TNI-AL akan bekerja
optimal untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat, terutama para korban kerusuhan," tegasnya.
Dikatakannya, pihaknya bersama sedikitnya 400-an
anggota SBJ lainnya akan tetap melaksanakan tugas
kemanusiaan itu secara optimal dengan tidak berpihak
kepada salah satu kelompok yang bertikai, disamping
membantu proses rekonsiliasi dan rehabilitasi yang
sementara diupayakan. "Misi kemanusiaan TNI-AL lebih
mengutamakan netralitas, simpati dan keikhlasan untuk
mengabdi demi kesejahteraan, keamanan, dan kedamaian
masyarakat, khususnya para korban kerusuhan di
maluku," kata Letkol Widodo.
(F.ABN-PK01/ABN-01/PTU12/B/ru3/20/05/:0 09:10
2005000923 NNNN
PANGLIMA TNI PANTAU KETEGANGAN LAHA- HATU DARI
HELIKOPTER
Saturday, May 20, 2000/4:03:07 PM
Ambon,20/5(ANTARA)- Panglima TNI, Laksamana Widodo AS
didampingi Kabakin, Wakapolri, Gubernur Maluku Saleh
Latuconsina dan Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI.
Max Tamaela, Sabtu pagi(20/5) memantau ketegangan
antara masyarakat Des Laha dan Hatu dari helikopter.
Pangdam Tamaela ketika dikonfirmasi ANTARA, di Ambon,
Sabtu, membenarkan, pantauan Panglima TNI yang
merupakan bagian dari kunjungannya ke Ambon, menyusul
mendampingi Wapres Megawati Soekarnoputri di Papua.
"Panglima TNI yang tiba di Ambon, Jumat sore dan
menetap di Pangkalan TNI-AL(Lanal) Ambon itu tidak
melihat adanya pertikaian. Yang terlihat hanyalah
sekelompok wanita berlarian di sekitar kawasan air
Sikula menuju ke kantor proyek pengembangan Bandara
Pattimura milik PT. Waskita Karya,"tutur Pangdam.
Pemantauan tersebut, lanjutnya, meliputi juga kawasan
gunung sesuai informasi masyarakat bahwa ada
konsentrrasi massa di sana. "Jadi tengah
dikoordinasikan agar adanya penambahan pasukan di sana
guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya pertikaian
lebih besar,"katanya. Ditanya ada laporan yang
dihimpun dari lapangan bahwa sudah ada dua warga
meninggal dan empat terluka, ia menjelaskan, hal itu
akan dicek kebenarannya. "Yang pastinya ketegangan itu
pun dipicu pembantaian staf PT. Merpati Ambon, Is
Renyaan(40) dan Paulus Helaha (16), Jumat
pagi(19/5),"katanya menambahkan.
Disinggung adanya
informasi penambahan tiga batalion dalam waktu dekat,
ia menjelaskan, belum ada informasi tersebut, termasuk
perlu adanya pesawat hercules. "Dengan demikian,
aparat keamanan yang ada tetap dioptimalkan guna
mengamankan kemungkinan terjadinya kerusuhan baru
dengan tindakan tembak di tempat sesuai
prosedur,"demikian Pangdam Tamaela.
(U.ABN-02/ABN-03/PK01/PK02/PK04/) NNNN
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
(DI-20/05/00)