Empat Tewas, 14 Luka Berat-Ringan Akibat Kerusuhan Hattu-Laha

CONTENTS

Hidajat Sjarif [hsjarif@yahoo.com]

[Info Dunia Islam]

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Empat Tewas, 14 Luka Berat-Ringan Akibat Kerusuhan Hattu-Laha


Saturday, May 20, 2000/5:05:08 PM

Ambon, 20/5 (ANTARA) - Sedikitnya empat nyawa kembali melayang diterjang timah panas aparat keamanan sementara 14 warga sipil lainnya menderita luka berat ringan ketika terjadi kerusuhan antar kelompok di kawasan Desa Hattu dengan Desa Laha, Kecamatan Teluk Ambon Baguala.

Pemantauan ANTARA di Ambon, Sabtu, pertikaian itu terjadi sejak pagi hari dan sampai berita ini diturunkan masih terjadi aksi mobilisasi massa yang diangkut dengan speed boat dari Waehaong menuju pesisir Desa Laha.

Korban tewas yang teridentifikasi, menurut Chris Kapresi, STh, Kepala Jemaat Hattu adalah Leo Tupalessy (27) dan Yohanis Talakua (33), sementara tujuh orang menderita luka berat ringan akibat tertembak dan sedang diupayakan pengevakuasian mereka ke RSUD DR. Haulussy Ambon.

Sementara Sekretari Eksekutif Posko Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah Maluku, Malik Selang, SH menjelaskan bahwa dari dua korban tewas baru satu yang teridentifikasi yakni Alwi Manilet, sedangkan satu korban lainnya belum diketahui namanya, sementara tujuh lainnya. Korban luka berat umumnya terkena tembakan di bahagian kepala, dada dan perut sementara yang menderita luka ringan hanya terkena kaki dan tangan.

Penyebab merebaknya kerusuhan di kawasan yang berjarak 35 Kilo meter ke arah barat Kota Ambon menuju Bandara Pattimura itu diduga akibat terbantainya Is Renyaan (50) karyawan PT. Merpati Mandala Nusantara Airlines (MNA) Ambon dan rekannya Paulus Helaha (14) di kawasan Bandara pada Jumat pagi (19/5) sekitar pukul 07.30 WIT.

Hingga berita ini diturunkan, rentetan tembakan aparat keamanan disertai senjata rakitan dan dentuman bom rakitan maupun granat tangan masih terdengar sementara titik api terlihat pada beberapa lokasi di kawasan konflik itu.

(U. ABN-03/ABN-02/pk-02/abn-01) NNNN



KRI TELUK BANTEN DIANCAM DIBOM DI PERAIRAN MALUKU

Saturday, May 20, 2000/4:08:19 PM Ambon, 19/5 (ANTARA) - KRI Teluk Banten - 512 yang baru kembali dalam pelayaran operasi bhakti Surya Bhaskara Jaya (SBJ) XLV, di Pulau Seram dan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah serta Pulau Buru, diancam akan dibom oleh orang tidak dikenal.

Informasi yang diterima ANTARA yang sedang mengikuti operasi sosial yang dilaksanakan TNI- AL itu, Jumat Petang menyebutkan, ancaman bom itu, dilakukan oknum tertentu dengan cara memasuki dial Handle Tolkie (HT) yang dipergunakan personil TNI- AL, saat KRI hendak mengisi bahan bakar di Dermaga Pertamina di Desa Wayame, Kecamatan Baquala (Kodya Ambon), Kamis siang (18/5).

Sejumlah perwira TNI-AL maupun ABK kapal jenis Landing Ship Tank (LST ) yang dijadikan sebagai pusat pengendalian operasi SBJ untuk wilayah Maluku, mengatakan, oknum tidak bertanggung jawab itu mengancam akan membom kapal, jika tidak segera kembali ke Pulau Jawa. "Ngapain datang jauh-jauh dari Jawa, mau cari mati ya. Kalau masih sayang keluarga lebih baik pulang ke Jawa," kata sejumlah perwira mengutip ancaman oknum tersebut. Para ABK KRI tersebut juga sempat mendengar pembicaraan dan ancaman sejumlah oknum tidak dikenal lainnya melalui HT. Menurut para perwira dan ABK, ancaman itu merupakan upaya provokasi yang sengaja dilakukan untuk lebih mengacaukan situasi. "Ini merupakan ulah para provokator yang tidak ingin kerusuhan ini segera berakhir," ujar mereka. Kendati ancaman tersebut tidak digubris dan tidak menganggu misi kemanusian yang diemban, ancaman tersebut sempat menjadi perbincangan serius anggota satgas SBJ.

Guna menghindarkan berbagai kemungkinan yang bakal terjadi, Komandan KRI teluk Banten, Letkol Laut (P) Widodo yang juga Ketua Harian Tim Satgas SBJ TNI-Al, menginstruksikan ABK serta anggota satgas operasi sosial itu, untuk tidak berada di geladak terbuka guna menghindari adanya aksi penembakan yang dilakukan para penembak gelap. Widodo juga menegaskan bahwa ancaman itu sekali tidak akan menyurutkan jajarannya untuk tetap melaksanakan operasi bakti ini hingga selesai. Marinir disiagakan Sedangkan pasukan Marinir yang turut dalam pelayaran sosial itu, diperintahkan melakukan siaga pada semua geladak kapal guna memantau dan mengamankan situasi serta mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bakal terjadi, terutama mengancam keselamatan ABK dan satgas SBJ.

Anggota Satgas yang akan turun dari KRI dan pergi ke pusat kota Ambon, juga diimbau untuk lebih berhati-hati.Bahkan , bila perlu membatalkan niatnya jika situasi kurang memungkinkan guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan. Sementara itu, Letkol Widodo mengatakan, tindakan oknum yang dinilai sebagai provokator itu, hanya sekedar untuk menakut-nakuti. "Tindakan seperti ini tidak akan menyurutkan niat jajaran TNI-AL untuk tetap melaksanakan misi kemanusian. TNI-AL akan bekerja optimal untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama para korban kerusuhan," tegasnya.

Dikatakannya, pihaknya bersama sedikitnya 400-an anggota SBJ lainnya akan tetap melaksanakan tugas kemanusiaan itu secara optimal dengan tidak berpihak kepada salah satu kelompok yang bertikai, disamping membantu proses rekonsiliasi dan rehabilitasi yang sementara diupayakan. "Misi kemanusiaan TNI-AL lebih mengutamakan netralitas, simpati dan keikhlasan untuk mengabdi demi kesejahteraan, keamanan, dan kedamaian masyarakat, khususnya para korban kerusuhan di maluku," kata Letkol Widodo.

(F.ABN-PK01/ABN-01/PTU12/B/ru3/20/05/:0 09:10 2005000923 NNNN



PANGLIMA TNI PANTAU KETEGANGAN LAHA- HATU DARI HELIKOPTER

Saturday, May 20, 2000/4:03:07 PM

Ambon,20/5(ANTARA)- Panglima TNI, Laksamana Widodo AS didampingi Kabakin, Wakapolri, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina dan Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI. Max Tamaela, Sabtu pagi(20/5) memantau ketegangan antara masyarakat Des Laha dan Hatu dari helikopter.

Pangdam Tamaela ketika dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Sabtu, membenarkan, pantauan Panglima TNI yang merupakan bagian dari kunjungannya ke Ambon, menyusul mendampingi Wapres Megawati Soekarnoputri di Papua. "Panglima TNI yang tiba di Ambon, Jumat sore dan menetap di Pangkalan TNI-AL(Lanal) Ambon itu tidak melihat adanya pertikaian. Yang terlihat hanyalah sekelompok wanita berlarian di sekitar kawasan air Sikula menuju ke kantor proyek pengembangan Bandara Pattimura milik PT. Waskita Karya,"tutur Pangdam.

Pemantauan tersebut, lanjutnya, meliputi juga kawasan gunung sesuai informasi masyarakat bahwa ada konsentrrasi massa di sana. "Jadi tengah dikoordinasikan agar adanya penambahan pasukan di sana guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya pertikaian lebih besar,"katanya. Ditanya ada laporan yang dihimpun dari lapangan bahwa sudah ada dua warga meninggal dan empat terluka, ia menjelaskan, hal itu akan dicek kebenarannya. "Yang pastinya ketegangan itu pun dipicu pembantaian staf PT. Merpati Ambon, Is Renyaan(40) dan Paulus Helaha (16), Jumat pagi(19/5),"katanya menambahkan.

Disinggung adanya informasi penambahan tiga batalion dalam waktu dekat, ia menjelaskan, belum ada informasi tersebut, termasuk perlu adanya pesawat hercules. "Dengan demikian, aparat keamanan yang ada tetap dioptimalkan guna mengamankan kemungkinan terjadinya kerusuhan baru dengan tindakan tembak di tempat sesuai prosedur,"demikian Pangdam Tamaela.

(U.ABN-02/ABN-03/PK01/PK02/PK04/) NNNN


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

(DI-20/05/00)


Source : Antara