Artikel

 

Seri Sikap Hati :

-. Cemburu .-

(envy)

Disusun Oleh
Pdt. Budimoeljono R., S.Th.

 


Cemburu (envy) adalah keadaan emosi yang bisa dialamai oleh setiap orang pada saat-saat tertentu, tetapi umumnya jarang diakui secara terbuka. Dibandingkan dengan perasaan kuatir, cemas, kesepian, dan rendah diri, cemburu merupakan perasaan yang paling sulit untuk diakui - bahkan oleh diri sendiri.

Cemburu mempunyai sifat merusak. Pdt. Dr. Billy Graham, pernah mengatakan bahwa cemburu dapat menghancurkan reputasi seseorang, demikian juga dapat memecah belah gereja, bahkan dapat menyebabkan seseorang menjadi pembunuh. Alkitab sudah memberikan kesaksian yang jelas tentang bagaimana merusaknya cemburu. Kain membunuh Habil, karena cemburu pada persembahan adiknya yang diterima Allah. Yusuf dijual, karena cemburu kakak-kakaknya. Bahkah Tuhan Yesus sendiri dimusuhi terus oleh para pemimpin Yahudi, karena cemburu.

Rasul Paulus menyejajarkan cemburu dengan penyembahan berhala, pembunuh (Gal.5:19-21). Kemudian, Yakobus mengatakan bahwa dimana ada cemburu, disitu ada kekacauan (Yak.3:16). 



Apakah Cemburu?
Cemburu adalah perasaan (keadaan emosi) tidak senang karena sesuatu hal yang dimiliki oleh orang lain. Perasaan ini timbul disebabkan oleh adanya "perasaan kurang atau hilang" setelah membandingkan dirinya dengan orang lain.

Meski cemburu tidak selalu berarti "ingin memiliki" apa yang dimiliki orang lain, tetapi sudah merupakan reaksi atas realita bahwa orang lain memiliki sesuatu yang menyebabkan ia merasa kehilangan / kekurangan. Dan reaksi ini menunjukkan adanya kebutuhan akan perasaan "superiority" yang terhambat oleh realita adanya sesuatu pada orang lain. Mungkin ia merasa tidak diperhatikan lagi oleh lingkungannya, atau mungkin ia kehilangan role sebagai orang yang terpenting, dsb.

Cemburu hampir selalu disertai dengan tingkah laku yang merugikan seperti:

· Munculnya keinginan melihat orang yang dicemburuinya mengalami kecelakaan, dipermalukan, atau kehilangan muka.

· Membanding-bandingkan dirinya dengan orang yang dicemburui dengan tujuan menemukan alasan untuk membenarkan alasan cemburunya.

Cemburu tidak sama persis dengan begruding (iri akan posisi dan hak), covet (keinginan memiliki), emulating (keinginan untuk menjadi seperti orang lain), bahkan dengan jealousy (kuatir direbut). Kita akan membandingkan cemburu dengan perasaan-perasaan tersebut:

· Begruding adalah keinginan supaya orang lain tidak memiliki apa yang diinginkannya. Seorang mahasiswa bisa begruding pada teman sekelasnya yang mendapatkan pacar cantik, karena diam-diam ia pun ingin memiliki gadis itu.

· Covetous adalah keinginan pada sesuatu yang dimiliki orang lain, tanpa cemburu pada pemiliknya. Misalnya, seorang covet terhadap mobil baru milik temannya. Ia sangat menginginkannya.

· To emulate adalah keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. Perasaan ini baik, karena mendorong seseorang untuk memiliki kemajuan hidup, tetapi mudah tergelincir menjadi cemburu.

· To be jealous adalah perasaan kuatir kalau-kalau apa yang dimilikinya diambil orang lain. Dibandingkan dengan cemburu yang timbul karena merasa dalam dirinya ada kekurangan yang orang lain miliki, maka jealousy adalah kekuatiran yang kebanyakan positif. Allah disebut pencemburu (Kel.20:5), karena Ia tidak ingin bahwa Israel umat-Nya diambil dari pada-Nya. Meski demikian, jealousy bisa berarti negatif pula, yaitu ketika perasaan ini muncul tanpa alasan yang benar, bahkan didasarkan pada kecurigaan yang tidak beralasan dan cara berpikir yang tidak sehat (paranoid tendency).



Apa Sumber Cemburu?
Berbagai pendapat tentang sumber atau asal timbulnya cemburu, dapat ditemukan. Ada ahli yang menyebutkan sebagai bakat sejak lahir, ada juga yang mengatakan sebagai hasil pengalaman belajar sejak lahir. Apapun sebutan asal mulanya, dapat dikatakan bahwa cemburu cenderung dialami oleh orang-orang yang:

1. Merasa diri gagal
· Pada saat seseorang berusaha dan gagal, maka ia cenderung untuk iri hati terhadap orang yang berhasil.

· Namun, perasaan gagal dapat diartikan sebagai kenyataan gagal atau semata-mata merasa tidak sukses, sehingga perasaan gagal dapat dialami baik oleh orang yang benar-benar gagal, maupun berhasil (menurut penilaian umum) tapi yang merasa belum sukses / puas.

2. Merasa inferior
· Sadar atau tidak, orang cemburu merasa diri lebih rendah (inferior) dari orang lain, dan ia tidak suka dengan keadaan tersebut.

· Contohnya, Saul iri pada Daud karena pujian rakyat atas keberhasilan Daud yang lebih hebat ketimbang dirinya, telah membuat ia merasa lebih inferior yang kemudian membenci keadaan itu, dan akhirnya membenci Daud(1Sam.18:6-12).

· Perasaan inferior akan berubah menjadi cemburu, ketika yang bersangkutan diberlakukan tidak adil. Contoh: Kain cemburu kepada Habil bukan cuma karena persembahan Habil lebih baik dari Kain, tetapi Kain merasa Tuhan lebih mengasihi Habil (Kej.4:5).

3. Jauh dari Allah
· Orang-orang yang menolak ajaran Kristus cenderung menjadi cemburuan / iri hati dan dengki (1Tim.6:3-4).

· Cemburu merupakan tanda menolak Allah (Rm.13:13; Tit.3:3; Yak.3:14-16; Gal.5:19-21; Ams.14:30).

· Cemburu selalu terkait dengan perbuatan jahat (baca: dosa).



Apa Pengaruh Cemburu?
Cemburu adalah sifat manusia berdosa yang berpengaruh besar dalam kehidupan di bumi. Misalnya, keadaan politik nasional maupun internasional sangat dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpin negara yang cemburu satu sama lain. Peperangan, kerusuhan, pembunuhan seringkali terjadi karena cemburu. Kemakmuran yang bagaimanapun tingginya tetap terbuka kesempatan untuk manusia cemburu dengan sesamanya.

Cemburu mempengaruhi berbagai hal dalam diri manusia, yaitu:

· Jalan berpikir
- Jalan berpikir yang terinfeksi cemburru akan menyebabkan kecenderungan untuk menyukai kecelakaan bagi orang lain.

- Cemburu tercermin melalui kata-kata, gossip, kritik, humor, dll.

· Perasaan
- Orang cemburu sulit merasa suka cita,, bahagia, puas. Akibatnya cenderung tampak negatif.

· Tingkah laku
- Cemburu merangsang orang untuk menjaddi jahat, membuat rencana balas dendam, bertindak dengan kekerasan, bahkan melakukan pembunuhan.

· Hubungan baik dengan sesama
- Hubungan baik dan kerja sama menjadi terhambat dengan adanya perasaan tidak senang, marah, rendah diri, curiga sebagai ekses rasa cemburu.

· Hubungan dengan Allah
- Cemburu adalah dosa. Dan dosa mencerraikan hubungan dengan Allah (Yes.59:1-2; Mzm.66:18).



Bagaimana Mengatasi Cemburu?
Cemburu memang sulit untuk diatasi, tapi bagi orang percaya tidak ada yang mustahil (Mat.17:20). Jika kita percaya kepada Allah yang hidup, bahwa di dalam Tuhan Yesus Kristus, segala hal yang baik - termasuk mengatasi rasa cemburu - akan ada pertolongan Allah (Luk.11:13). Beberapa hal praktis untuk mengatasai rasa cemburu, yang oleh Pdt. Dr. Yakub B. Susabda disarankan, adalah:

· Memahami (understanding) natur cemburu
- Cemburu bukan sekedar kelemahan manussia, melainkan dosa - yang dalam Alkitab disebut sebagai "keinginan daging" (Gal.5:20).

- Kalau cemburu adalah dosa, maka kita selanjutnya harus menyadari sifat cemburu, yakni:

¨ Cemburu dapat mengambil bentuk apa saja
- Perjinahan, pembunuhan, depresi dapatt menjadi "gejala" adanya cemburu.

- Kalau depresi, misal, menjadi gejalannya maka seharusnya kita tidak menyangka bahwa dengan menyelesaikan depresi berarti dengan sendirinya telah menyelesaikan rasa cemburu.

- Jay Adams mengatakan bahwa brooding ((memikirkan hal negatif), freeting (perasaan tidak puas), self pity (kasihan pada diri sendiri) adalah gejala-gejala yang menyertai cemburu.

¨ Cemburu tidak berdiri sendiri (independen)
- Cemburu bukan perasaan yang berdiri ssendiri, tanpa adanya perasaan lain yang menyertainya. Cemburu dihasilkan dari berbagai perasaan negatif yang ada lainnya.

- Misalnya, seorang bernama A cemburu ddengan seorang bernama B. Tapi karena B begitu baik dengan A, maka A hampir-hampir tidak pernah memikirkan lagi hal-hal yang buruk pada B.

· Menghambat perkembangan cemburu
- Bebas dari rasa cemburu memang tidak mungkin, tapi menghambat perkembangannya masih sangat mungkin dilakukan.

- Ada orang yang mengatasi gejala cembuuru yang terjadi. Cara ini hanya berorientasi pada gejala yang dianggapnya sebagai masalah sebenarnya, padahal jelas bukan. Misalnya: seseorang mengalami kebencian, lalu mencoba menekan perasaannya (repression), atau pura-pura baik dan seakan-akan tidak ada ganjalan apa-apa (reaction formation). Akibatnya, pada suatu ketika, tatkala perasaannya sudah tidak mampu menahan, meledaklah menjadi suatu tindak kejahatan atau kebencian yang dahsyat.

- Oleh karena itu, seharusnya sebagai oorang Kristen tidak berorientasi pada gejala, seperti disebut di atas, melainkan pada persoalan yang sesungguhnya. Dengan begitu, perlu disadari, lebih jauh, bahwa cemburu disebabkan oleh kekacauan berpikir (distorted thinking), yakni kecenderungan berpikir negatif terhadap orang lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri.
- Kekacauan berpikir dapat mengacaukan perasaan yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkah laku (thinking - feeling - acting).

- Oleh karena itu, cara terbaik adalah dengan mengubah cara berpikir seperti dikatakan Rasul Paulus (Rm.12:2; Kol.3:2; Flp.4:8).

Kepustakaan
Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. (Jilid 2). Malang: Penerbit Gandum Mas.