Jayapura >> 

Service

 » Home
 » Forum Diskusi

 » Komentar

 » Kontak Kami

 » Tentang Kami

 » Buku Tamu

Papua Zona Damai

A Face of State Crime in West Papua


 
 

Elsham News Service, 06 September 2006

Wagub Papua: Hentikan Saling Bunuh
Oleh Odeodata H Julia

Jayapura – Wakil Gubernur Papua Alex Hesegem meminta pihak yang bertikai dan terlibat perang saudara di Mimika agar berhenti berperang dan segera berdamai. "Hentikan baku bunuh, hentikan perang, karena itu akan merugikan kita semua," katanya di hadapan pers, Senin (4/9).

Namun, ia mengakui memang kurang paham dengan akar persoalan perang suku yang telah memakan sejumlah korban jiwa tersebut. Sebaiknya persoalan ini segera diakhiri dan diselesaikan secara baik-baik antara keluarga atau suku yang bertikai dengan cara persaudaraan. Sebab kalau persoalan itu terus berlanjut, bukan mustahil akan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab sehingga masalahnya bisa semakin besar dan meluas, bahkan berlarut-larut.

Ia meminta aparat keamanan atau kepolisian bersikap tegas dan menangkap mereka yang telah melakukan kekerasan ataupun pembunuhan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Di tempat terpisah anggota DPRP, John Manangsang, menawarkan satu solusi untuk mengatasi perang saudara di Timika. Untuk menjamin tidak ada lagi perang saudara, relokasi salah satu dari dua kelompok suku yang bertikai harus dilakukan.

”Saat ini bagaimana pemerintah daerah harus berpikir untuk merelokasi satu dari dua kelompok (kelompok atas dan kelompok bawah) yang bertikai di Kwamki Lama,” katanya. Perlunya relokasi ini, lanjutnya, mengingat dua kelompok yang selama ini terlibat dalam pertingkaian perang saudara itu, hidup dalam satu komunitas lingkungan tempat tinggal (Kwamki Lama).

Setelah berhasil merelokasi satu dari dua kelompok yang bertikai ini, pemerintah melakukan rekonsiliasi yang bersifat hakiki mempertemukan tokoh-tokoh agama, adat maupun kepala suku dari kedua kelompok yang bertikai untuk melahirkan satu perjanjian perdamaian yang tidak bersifat sementara. Jangan seperti saat ini, ada perjanjian perdamaian, tetapi perang tetap ada.

Perang saudara di Kwamki Lama Timika ini bisa saja merupakan sebuah akumulasi berbagai masalah yang telah berlangsung lama. Untuk itu langkah awal sebelum dilakukannya tindakan relokasi hendaknya mencari tahu apa penyebabnya.

Sekadar diketahui, upaya dialog intern yang dimotori Pemda Mimika, gagal dilaksanakan. Senin (4/9) sore situasi kembali memanas dan mencekam di Kelurahan Harapan Kwamki Lama, Distrik Mimika Baru, Papua, menyusul tewasnya warga kubu atas bernama Rek Murib (39). Korban yang adalah karyawan Freeport ini, meninggal sekitar pukul 15.00 WIT di Jalur IV, Kwamki Lama.

Serahkan Busur
Muspida Mimika, Senin pagi pukul 10.00 WIT, padahal menerima secara simbolis penyerahan busur dan panah dari Panglima Perang Kubu Tengah Elminus Mom didampingi David Wandikbo, disaksikan warga kubu tengah yang datang dengan membawa panah dan busur masing-masing di markas Kubu Tengah di Jalur III Kwamki Lama. Sedangkan kubu atas melakukan ritual lempar panah ke udara.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Max D Aer, yang sudah berada di Timika, sempat melakukan dialog dengan massa yang bertikai. Hasil dialog ini akhirnya jenazah korban berhasil dievakuasi dengan kendaraan perintis polisi ke RS Mitra Masyarakat (RSMM) untuk diotopsi.

Source

 

 

 
 

Sorong | Manokwari | Fakfak | Nabire | Biak | Serui | Wamena | Jayapura | Timika | Merauke | Peta Papua | Kamus Online  | Mop Publikasi | Gallery | Arsip


Diluncurkan Pertama Kali Tanggal 10 Oktober 2002

Copyright © 2002 Elsham News Service. All rights reserved.