Update : 10.24.2008

 003   Memaknai Manusia Menurut Ajaran Islam

 

Post By : Bakhtiar Khatib

 

Memaknai Manusia Menurut Ajaran Islam. “Tuhan menciptakan malaikat dengan inteligen (akal) binatang diciptakan dengan nafsu yang besar, sedang manusia dengan inteligen dan nafsu. Jika inteligen manusia mengungguli nafsunya, ia menjadi lebih tinggi daripada malaikat. Tetapi jika nafsunya mengungguli intelegennya ia menjadi lebih rendah daripada binatang buas”, (hadis). Artinya malaikat diasuh oleh akal, binatang diasuh oleh nafsu yang besar, manusia diasuh oleh akal dan nafsu yang besar.

 

Dalam proses perkembangannya khusus makhluk yang dijelaskan hadis diatas yakni malaikat apa yang diperintahkan Allah itulah yang dikerjakannya, tak mampu yang lain sujud kepada Allah dia taat. Binatang karena dia diasuh nafsu yang besar dia bertindak dan berbuat sesuai dengan kehendak nafsunya tak ada kepuasan, anjing peliharaan sudah diberi makan oleh yang memeliharanya kapan dia bertemu yang kotor-kotor dijalanan ia tetap bernafsu memakannya, kucing tak perlu dimarahi bila dia menyantap ikan didapur tak peduli ikan itu adalah untuk tuannnya.

 

Manusia yang diasuh inteligent (akal) dan nafsu dilapangkan akal dan nafsu perang-perang tanpa henti-hentinya dalam pertempuran dahsyat itu memang akal manusia diberi hadiah oleh Allah kehormatan yakni naik seperti malaikat yang tidak berdosa juga seperti Rasul dan Nabi-nabi.

 

Sebaliknya kapan menang dalam pertempuran itu nafsunya. Manusia itu turun derajatnya ke tingkat binatang buas. Bila sudah manusia kelakuannya seperti binatang buas jadi ukuran kuat dan lemah siapa yang kuat dipihak-pihak yang menang berlakulah disebut hukum rimba, yang berani menerkam yang lemah. Yang cerdas menjual yang bodoh.

 

Perlu diketahui garis besar manusia dibedakan menjadi lima jenis atau tingkat kedekatan dengan Allah SWT.

 

(1) orang kafir.

(2) Islam yang awam.

(3) Kawan dekat Allah.

(4) Nabi.

(5) Rasul.

 

Jelasnya secara garis besarnya manusia ditempatkan jadi dua kelompok . Pertama keompok manusia awam dan yang kedua dekat dengan Allah SWT, dan Nabi juga Rasul.

 

Manusia yang dekat dengan Allah. Dia menyadari bahwa dia diciptakan oleh Allah SWT, adalah untuk menghambakan diri sepenuhnya lahir bathin kepada Allah SWT. : Allah berfirman. “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Q.S. Adz-Dzaariyaat : 56). Sesungguhnya manusia diciptakan Allah tidak sia-sia ialah untuk menyembah-Nya bukan terhadap yang lain harta pangkat dan kedudukan umpanya.

 

Bila seseorang cinta dunia daripada cinta Allah itulah tanda manusia kafir (engkar) atau disebut manusia awam, awam dalam pengertian kurang memahami hidup di dunia dilanjutkan dengan kehidupan diakhirat mempertanggung jawabkan kerja selama didunia (baik berbalas dengan surga, sedangkan jahat berbalas neraka). Neraka azab akhirat sangat menakutkan. “ Api yang dinyalakan Tuhan, yang naik kehati”. (Q.S. Al-Humazah : 6-7).

 

Surga yaitu kehidupan yang sempurna bagi manusia yang saleh setelah kiamat. Tujuan akhir kehidupan manusia ialah menemui Allah yang Rahman. “Hai manusia sesungguhnya engkau mesti berusaha berusaha keras untuk menemui Allah, dijelaskan Allah dalam Al-Quran surat Al-Insyiqaa ayat ke enam. Ketegasan ayat ini ialah manusia didunia baik disadarinya atau tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya perbuatan yang buruk maupun yang baik-baik.

 

Sebaiknya manusia di dunia mempersiapkan diri lahir maupun bathin rohani terutama dan jasmani melaksanakan amal-amal saleh di ridhai Allah terutama berusaha keras melatih rohani agar dapat mendekat kepada Allah sebab bila diadakan perbandingan antara jasmani dan rohani lebih dekat rohani kepada Allah SWT, daripada jasmani, yang dijelaskan mufasir yakni roh lebih dekat kepada-Nya dibandingkan tubuh yang tampak.

 

Bila sudah kemampuan dengan usaha keras mendekatkan diri (roh) kepada Allah dapat dirasakan manusia, bagian dari makhluk Allah yang kedudukannya lebih mulia dari yang lain malaikat. “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Sebaliknya kapan kosong dari amal saleh Allah akan mengembalikan ketempat yang serendah-rendahnya ( neraka)”. (Q.S. At-Tiin : 4-5).

 

Selagi diberi Allah nikmat kesehatan, kesempatan Iman dan Islam dimanfaatkan untuk mempertahankan manusia dengan kejadian awal yakni suci mulia agar akhirnya adapat mendiami surga, nikmat nomor dua setelah bertemu dengan Allah SWT yang Pengasih Penyayang. Inilah arti memaknai manusia menurut ajaran Islam. (berbagai sumber)…. (bk)

 

<<< Kembali <<<

 

Dakwah Terkait

 

inteligent, amal-amal saleh di ridhai Allah, jasmani dan rohani, orang kafir, Islam yang awam, Kawan dekat Allah, Nabi, Rasul.

 

 

Myrazano

Artickle Oyonk

Buya Bahktiar Khatib. Buya Bakhtiar Khatib Adalah Salah Seorang Ulama Tradisional Yang Dibesarkan Dari Keluarga Ulama dan Pesantren. Disamping Gigih Berdakwah  Beliau Juga Rajin Menulis Pada Beberapa Surat Kabar Yang Kami Ambil Secara Acak Pada Posting Ini. Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua ... amin ...

 

 

 

 

  Pencarian Dakwah

 

 

Files Site Map

 

... Link Kita ...

Indonesia

Berkenalan Dengan Iblis

Kumpulan Artikel Martias Oyonk

 

English

Get Acquainted With Dickens

My Tauhid

 

 

 

 

 
     

 

 

 

Check page rank