TEMPO, 10 Nov 2001 1:1:48 WIB
Nasional
Tersangka Peledakan Gereja Petra dari Mujahidin Kompak
TEMPO Interaktif, Jakarta: Hasil pemeriksaan sementara dari polisi memperlihatkan
dua tersangka pelaku peledakan GPIB (Gereja Protestan Indonesia Barat) Petra di
kawasan Tanjung Priok mengaku dari Mujahidin Kompak. Kelompok ini pernah
menggalang aktivitas di tengah kancah konflik di Ambon. "Kedua tersangka mengaku
dari Mujahidin Kompak yang pernah melakukan kegiatan di Ambon,” ujar Kapolda
Metro Jaya Inspektur Jenderal Sofjan Jacoeb kepada wartawan di Markas Polres
Jakarta Utara, Jumat (9/11) tengah malam.
Menurut kapolda, keduanya diketahui bernama Wahyu Handoko, 20, dari Kebumen,
Jawa Tengah, kemudian satu lagi Ujang Haris, 17, dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Wahyu tampaknya sudah terlatih membuat bom rakitan. Bom yang ini dirakit dengan
pipa paralon besar kemudian diikat tali kemudian dicampur paku-paku panjang, yang
tadi menancap di atap-atap gereja,” ujar Sofjan.
Kapolda sangat yakin konflik Maluku menjadi latar belakang pelemparan bom rakitan
itu. Ini meniliki jemaat GPIB Petra yang ketika itu tengah menggelar kebakitan
bertema 'Maluku Bedoa' tersebut. "Ini bisa bisa dilihat kenapa mereka tidak menyasar
gereja lain, tapi Gereja Petra yang doa-doanya bertema Maluku, dipimpin pendeta
asal Maluku,” ujar Kapolda. Kendati demikian Sofjan tak mau terburu-buru menilai
peledakan tersebut berlatar belakang politik. "Polisi masih mengusut terus. Kita tidak
bisa mengatakan demikian,” ujarnya.
Sofjan sangat yakin para tersangka hanyalah pelaku lapangan yang dikendalikan
kekuatan di belakangnya. "Mereka hanya remote, alat saja. Siapa dibelakang
mereka, masih dikejar terus oleh polisi,” ujarnya. Perihal peledakan itu, jelas
Kapolda, sasaran luasnya yakni mengacaukan ketenangan Jakarta dengan sasaran
tempat-tempat ibadah. "Dengan kata lain, mereka ingin memindahkan konflik di
Maluku ke ibukota ini,” ujar Kapolda lagi. (Ucok Ritonga - Tempo News Room)
© tempointeractive.com
|