KOMPAS, Jumat, 23 November 2001, 12:44 WIB
Al Chaidar: Saya Bukan Tersangka Peledakan Bom
Jakarta, KCM
Laporan: Lily Bertha Kartika
Juru bicara Darul Islam, Al Chaidar, menyatakan dirinya sampai saat ini tidak
diindikasikan polisi sebagai tersangka dalam kasus peledakan bom di Gereja Petra
Koja dan serangkaian pengeboman lain sebelumnya. Hal tersebut dikatakannya
kepada wartawan saat hendak melaksanakan sholat Jumat di Polda Metro Jaya.
Al Chaidar datang ke Polda Metro Jaya pukul 10.00 pagi ini, Jumat (23/11),
didampingi tiga pengacaranya yaitu Unggul Cahyaka, Sulasmo, dan Budi. Menurut Al
Chaidar dirinya datang ke Polda Metro Jaya sebagai saksi tindakan kriminal
peledakan bom di Gereja Petra atas tersangka Wahyu Handoko.
Pada kesempatan yang sama, Chaidar menyebutkan, adanya pernyataan tentang
keterlibatan tiga faksi di Darul Islam pada pengeboman di beberapa tempat di Jakarta,
diambil dari analisa, penelitian dan identifikasi berdasarkan pembicaraan di tingkat
jemaah.
Ia mengatakan dua dari tiga faksi yang disebut terlibat pengeboman itu yaitu faksi
Abu Jendal dan Abu Haris. "Indikasi keterlibatan faksi-faksi itu terlihat di antaranya
dari pengumpulan sedekah. Selain itu juga ada tabayun atau cross check di antara
faksi-faksi tertentu. Dalam pembicaraan tersebut mereka terlihat bicara dengan
khawatir," ujar Chaidar.
Namun demikian Al Chaidar mengungkapkan bahwa faksi-faksi tersebut tidak ada
hubungannya dengan kelompok Mujahidin Malaysia yang terlibat dalam peristiwa
pengeboman Plasa Atrium Senen.
Lebih jauh Al Chaidar juga menegaskan dirinya sama sekali tidak bermaksud
memecah belah umat Islam dengan pernyataan tersebut. Ia justru menyitir pendapat
Nurcholis Majid di sebuah harian ibu kota yang menyebutkan bahwa apa yang
dinyatakannya (Al Chaidar) merupakan sumbangan yang bagus bagi keterbukaan
sekarang ini.
Sementara itu, menyangkut pertanyaan penyidik tentang nama-nama jemaah yang
terlibat pembicaraan mengenai analisa adanya keterlibatan faksi-faksi di atas, Al
Chaidar menjawab, nama-nama yang disebut adalah nama samaran. Namun
dikatakannya pembicaraan tersebut terjadi di Gang Arab, Pasar Minggu.
"Pembicaraan itu juga membahas tentang faksi mana saja yang bertugas
mengumpulkan dana. Pengumpulan dana biasanya dilakukan melalui pengutipan,"
paparnya.
Dalam menjawab pertanyaan wartawan Al Chaidar menyatakan dirinya merasa cukup
terancam, tetapi dia tidak menyebutkan jenis ancaman yang diterimanya. "Tetapi
yang jelas bukan berasal dari Darul Islam," tandas Al Chaidar. (wsn)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|