KOMPAS, Sabtu, 10 November 2001
Bom Meledak di Gereja Petra Koja
* Dua Tersangka Pelaku Ditangkap
[Photo: Gereja Petra (GPIB Koja) - Kompas/johnny tg ]
Jakarta, Kompas - Sebuah bom rakitan meledak di Gereja Protestan Indonesia Barat
(GPIB) Petra, Jalan Jampea 44 Koja, Jakarta Utara, Jumat (9/11) malam, sekitar
pukul 20.15. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Dua orang yang diduga
menjadi pelaku peledakan ditangkap oleh massa dan jemaat gereja. Selain bom yang
meledak, sedikitnya tiga bom rakitan ditemukan di pinggang salah seorang pelaku.
Menurut informasi yang dikumpulkan Kompas di lokasi kejadian, sekitar 200 orang
jemaat gereja saat itu sedang melakukan acara "Maluku Berdoa". Seusai 30 menit
kesaksian Pendeta Diane Akyuwen asal Desa Wai, Ambon, Pendeta Marthinus Noya
melanjutkan acara dengan doa.
Saat itulah terdengar kaca jendela pecah akibat lemparan benda keras. Beberapa
detik kemudian terjadi ledakan bom. Tidak ada korban dalam kejadian ini. Bom jatuh
di lokasi sayap kiri gereja. Benda itu meledak sekitar 5-6 meter dari tempat duduk
jemaat yang ada di bagian kanan.
"Saat itu jemaat sempat panik. Namun, kami kemudian bisa tenang," kata Chris
Pattikawa, salah seorang jemaat. Bekas ledakan di lantai marmer tampak
menghitam, sedangkan gotri dan paku-paku tampak menancap di plafon (langit-langit)
gereja.
Pada saat kejadian, jemaat melihat dua orang asing melarikan diri. Panitia acara
"Maluku Berdoa" dan sejumlah jemaat segera mengejar mereka. Salah seorang di
antaranya ditangkap warga saat coba memanjat pagar dan melarikan diri ke arah RS
Koja yang lokasinya berdampingan dengan gereja. "Mereka berdua bukan orang sini
dan bukan jemaat kita," kata seorang warga setempat.
Salah seorang yang diduga pelaku peledakan bom sempat mengikuti acara ''Maluku
Berdoa'' dan duduk di antara jemaat, di bagian paling belakang. Ketika ledakan
terdengar, yang bersangkutan pun ikut sibuk sehingga rompinya yang berwarna hijau
tertinggal. Namun, saat itu jemaat mencurigainya. Ketika ditangkap, dia pun coba
melarikan diri.
Warga menemukan tiga tabung di pinggang salah satu yang diduga pelaku-yang
tertangkap di halaman belakang RS Koja. Bom rakitan yang ditemukan itu berbentuk
pipa alumunium berdiameter 4-5 sentimeter, panjang 10 sentimeter dengan gotri dan
paku-paku. Bau belerang menyengat dari sisa ledakan.
Bom di pinggang
Polisi yang tiba di lokasi kejadian segera memasang police line. Begitu pula Tim
Gegana Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya segera mengumpulkan sejumlah
barang bukti. Sekitar pukul 11.40, Tim Gegana menjinakkan bom rakitan yang
ditemukan dari tersangka pelaku dan membawanya ke Markas Gegana Polda Metro
Jaya di Kelapa Dua, Depok.
Menurut Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris
Besar Hari Harnowo, tersangka mengaku bernama Ujang Haris (17), warga Jalan
Soekarno-Hatta, Desa Caringin, Bandung, dan Wahyu Handoko (20), warga Desa
Keduputih, Kecamatan Gombong, Kebumen.
"Dalam melakukan aksinya, mereka mengaku bertiga. Seorang lagi disebutkan
bernama Bilal, dan belum tertangkap," kata Kepala Dinas Penerangan Polda Metro
Jaya Komisaris Besar Anton Bachrul Alam.
Mereka diperiksa di Kantor Polres Metro Jakarta Utara langsung oleh Kepala Polda
Metro Jaya Inspektur Jenderal Sofjan Jacoeb dan Kepala Polres Metro Jakarta Utara
Komisaris Besar Andi Chaeruddin P. "Namun, anaknya bandel, enggak mau
ngomong," kata Anton.
Menurut catatan Kompas, akhir September lalu, Wakil Kepala Polda Metro Jaya
Brigjen (Pol) Makbul Padmanegara mengungkapkan, dari hasil deteksi polisi diketahui
ada empat kelompok pelaku pengeboman di wilayah Polda Metro Jaya. Sejauh ini
keempat kelompok tersebut mengaku terlibat dalam 31 kasus peledakan bom.
Keempat kelompok itu diduga berkaitan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM),
Kelompok Jihad, dipimpin Imam Samudera dan Hambali.
Sebelum peledakan bom di Gereja Protestan Petra Koja, Jakarta Utara, semalam,
Selasa malam lalu sebuah bom rakitan meledak di dekat kolam renang Australian
International School (AIS) di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tidak ada
korban luka dalam kejadian tersebut. (nic/thy/mar/rts/jpe)
© C o p y r i g h t 1 9 9 8 Harian Kompas
|