From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Thu, 15 Nov 2001 12:34:21 +0000
KEJAHATAN NEGARA ATAS MALUKU (3)
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Kini saya mengajak anda untuk melihat salah satu dari rangkaian KEJAHATAN
NEGARA atas Maluku, yang tetap berlangsung hingga saat ini! MUI mencoba
mensejajarkan diri dengan "lembaga Negara", lalu menipu umat dengan "buku
munafik" yang diberi judul "Merajut Damai di Maluku", padahal "sebagian umatnya
"dihalalkan" untuk merusuh dan membunuh warga Maluku! Susilo Bambang
Yudoyono meniup-niup "isu separatis Kristen" agar "warga Maluku" bisa disembelih
sesukanya! Warga Kristen dibantai karena "separtis", dan warga Muslim disembelih
sesukanya, dengan tuduhan "pro-separatis"! Si "Al Munafiqun", AM. Fatwa, melihat
"peluang" untuk mengembalikan pengungsi asal Maluku dan "memasukkan
transmigran gelap" di dalam serung Pengungsi asal Maluku, ke "Desa-Desa Adat
Kristen Maluku" yang sudah dan akan dirampok "laskar biadab beriman", sementara
Gubernur "sontong" Latuconsina, dan PDSD-nya mempersalahkan warga Kristen
Maluku yang menuntut "pengusiran laskar biadab beriman dari Maluku", sebab
katanya, "laskar iblis ini bukanlah perusuh Maluku"! dr Alex Manuputty dihadapkan ke
pengadilan, dan FKM yang lahir "sesudah" penyusupan "laskar biadab beriman" ke
Maluku, dituduh sebagai "perusuh Maluku, sementara si "Al Dustadz Jarah", Jaffar
Umar Thalib, dibiarkan "keluar dari Tahanan Rumah", dan dibebaskan untuk
berkeliaran menghasut umat dengan "dakwah iblis"-nya, yang berbau kebencian dan
nafsu membunuh! Lalu, setelah kami dibantai, "media iblis" asuhan ICMI segera
memutabalikkan kebenaran, supaya kami tetap "layak untuk disembelih", dan
NEGARApun mengesahkan semuanya!!!
SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-11-13
Rioters open fire in waters off Ambon, killing three, injuring five
JAKARTA (JP): Gunmen opened fire at a passing speedboat in the waters off Teluk
Ambon in the strife-torn province of Maluku early on Tuesday, killing three people and
injuring five out of 10 passengers on board, reports said. The three fatalities, identified
as Niko Pelmelay, Yakob Latupapua and Benny Tuhusula, died en route to hospital
due to severe gunshot wounds, a paramedic at Dr. Haulussy General Hospital Johanis
D. Mayaut said, as quoted by Antara.
JOSHUA:
Itulah hasil dari Pengesahan KEJAHATAN, oleh NEGARA yang JAHAT! Program
munafi "perlucutan senjata" akan terus diembuskan NEGARA untuk "menutupi yang
sebenarnya", sementara kami terus diburu dan disembelih tanpa harus berhadapan
dengan konsewensi hukum dan keadilan!
SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-11-13
Witnesses said that gunmen on a speedboat coming from the village of Rumah Tiga
passed a Marine floating post at Teluk Ambon before opening fire on another
speedboat crowded with passengers on Tuesday morning. A survivor of the incident,
David Latumeten, told the news agency that the shooting took place only about 30
meters away from the Marine floating post. "And the officers did nothing to stop the
attackers. They just let it happen," David said, adding that the people of Maluku were
tired of fighting and that the authorities should take sternaction against rioters,
regardless of their background.
JOSHUA:
Coba renungkan dan jawablah dua pertanyaan berikut untuk anda sendiri! "Siapakah
sebenarnya yang merusuh di Maluku?" "Mengapa Pos Apung Marinir yang berada
tepat pada lokasi kejadian, tidak bereaksi?"
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-13
Di Ambon Speed Boat Diberondong Tembakan, Tiga Tewas
Laporan: Sukirno
Ambon-RoL--Sebuah speed boat berpenumpang sepuluh orang termasuk pengemudi
dan kondektur diberondong oleh orang tak dikenal yang menggunakan senjata api
otomatis di kawasan teluk Ambon Baguala, pada Selasa pukul 06:30 WIT. Akibatnya
tiga warga sipil tewas dan lima lainnya mengalami cedera berat serta ringan.
JOSHUA:
Perhatikan si "media iblis" mulai menyebarkan asap tebal ke atas peristiwa
pembantaian tersebut! "media iblis" ini memulai aksi nya untuk mengaburkan
identitas pelaku, dengan menggunakan istilah "orang tak dikenal"! Orangnya mungkin
tidak dikenal, tetapi seekor keledaipun sudah tahu, "dari kelompok mana mereka itu"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-13
Dua saksi korban yang selamat dalam insiden itu kendati mengalami luka-luka ringan
yakni Palopo (35) dan M.Latumen (24). Mereka mengatakan berangkat dari pelabuhan
Galala untuk menuju pelabuhan Benteng Gudang Arang pada Selasa pagi sekitar
pukul 06:20 WIT. "Tepat di depan pesisir pantai Poka/Rumah Tiga kami dikejar
sebuah speed boat dari arah tersebut, dan mengikuti kami sampai di tengah laut
antara Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon. Kemudian ada yang mengangkat terpal
penutup speed boat dan melepaskan rentetan tembakan secara beruntun," ujar
mereka.
JOSHUA:
Sedikit demi sedikit, si "media iblis" mulai membelokkan cerita dari jalur yang benar!
Katanya, "Speedboat Kristen" itu ditembak di depan Pelabuhan Slamet Riyadi,
"supaya terlihat jauh dari Pos Apung Marinir yang tidak bereaksi"! Pengakuan yang
sebenarnya dari saksi yang sama, adalah seperti yang di bawah ini!
SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-11-14
Palopo and M. Latumen, two witnesses who escaped the shooting, said the incident
occurred as they were making their way from the Galala seaport to Banteng Gudang
Arang seaport. "Just off the Poka/Rumah Tiga coast another speedboat approached
our boat and a gunman then shot at us a number of times with an automatic gun,"
said Palopo. He said their speedboat's driver and conductor were killed instantly. The
two said that a number of speedboats arrived around half an hour later to remove the
dead and injured.
JOSHUA:
Apakah "saksi yang sama" ini menggunakan bahasa asing, sehingga laporan "media
iblis" bisa berbeda dari "Jakarta Post"? Atau mungkin si "media iblis" menggunakan
teknik menafsir yang ber beda!?
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-13
Pengemudi speed boat dari jurusan Galala ikut terkena tembakan sehingga
kecepatannya jadi berkurang dan tidak terarah, kemudian para penembak yang
diduga memakai senjata jenis MK III itu berputar mengelilingi mangsanya sambil terus
memberondong. Setengah jam kemudian baru muncul puluhan speed boat lainnya
dari arah pelabuhan Benteng Gudang Arang dan memandu speed boat yang
ditembaki itu ke tepi pantai, dan kemudian mengevakuasi para korban .
JOSHUA:
Jika anda cermati semua berita tentang masalah penembakan ini, anda akan
menemukan kenyataan bahwa "tidak satu mediapun yg. memberikan keterangan
tentang jenis senjata api yang digunakan" Mengapa hanya "media iblis" ini yang tahu
tentang masalah ini? Sekarang perhatikan bagaimana "media iblis" menyiapkan jalan
untuk "memelintir fakta", melalui ungkapan "puluhan speedboat lainnya" (speedboat
Kristen).
SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-11-14
He said their speedboat's driver and conductor were killed instantly. The two said that
a number of speedboats arrived around half an hour later to remove the dead and
injured.
JOSHUA:
Anda mungkin berpikir bahwa dengan menggunakan teknik tafsir yang berbeda, istilah
"a number" dapat diartikan sebagai "puluhan", dan si Joshua ini terlalu
mengada-ada!? Apakah saya mengada-ada atau tidak, silahkan simak terus!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Tiga Tewas dalam Bentrokan di Teluk Ambon
AMBON--Konflik tak kunjung selesai di Ambon. Setelah dua hari bersambung
diguncang ledakan bom yang merenggut empat nyawa, Selasa (13/11) tiga orang
warga tewas dan empat lainnya mengalami luka serius dalam sebuah bentrokan
bersenjata di perairan Teluk Ambon.
JOSHUA:
Anda perhatikan bahwa "judul" yang digunakan si "media iblis" sudah mulai mengarah
ke "pelintiran kebenaran"! Kata "bentrokan" sengaja digunakan untuk mengubah
setting peristiwa "penyerangan dan pembunuhan", menjadi peristiwa "saling serang
dan saling tembak"! Setelah TKP digiring menjauhi Pos Apung Marinir, pikiran orang
banyak lalu dimanipulasi untuk melekatkan bayangan tentang "puluhan speedboat
Kristen"! Dengan begitu, pelintiran fakta melalui "perubahan setting peristiwa" akan
lebih mulus!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Sementara pada hari yang sama, di Desa Paso, sebuah mobil yang diduga dikendarai
seorang anggota Yon Zipur Kodam III Siliwangi dengan dua penumpang warga
setempat, dihadang sekelompok massa. Mobil yang melaju dari arah Tuleho itu
hangus dibakar, sementara nasib tiga penumpang yang belum diketahui namanya itu
sampai sore kamarin belum diketahui. Warga menduga, ketiga orang itu
kemungkinan besar telah tewas. Sebab berdasarkan beberapa kejadian di tempat itu,
tak satupun warga muslim yang memasuki desa yang dikuasai kelompok merah itu
selamat apabila dihadang.
JOSHUA:
Pelintiran fakta dari "penyerangan" menjadi "saling serang" ini, harus didukung oleh
semacam"motivasi", yang di dalam hal ini, mungkin lebih baik saya sebut sebagai
"kecenderungan"! Tetapi, "rangkaian pengeboman yang memakan korban warga
Kristen di Ambon" akhir-akhir ini, tidak mememberikan keleluasan bagi si "media
iblis" untuk memperlihatkan faktor "kecenderungan" (untuk menyerang) pada pihak
Kristen Maluku! Oleh sebab itu, si "media iblis", lalu "mengarang berita
pengemboman tandingan", seperti yang terbaca di atas! Untuk menguji kebenaran
dari berita idiot seperti ini, anda tidak perlu membongkar internet untuk mencari
"sumber lain", karena tidak ada! Anda cukup memakai logika anak kecil untuk
bertanya, "Apakah mobil yang melaju bisa dibakar"? Jika "media iblis" punya data
lengkap, mengapa baru sampai pada masalah siapa yang mengemudi, sudah
memakai istilah "diduga"? Apakah berita yang "dimulai dengan ‘diduga’, dan ditutup
dengan ‘menduga’ seperti ini", bisa dipercaya? Gambaran tentang "kecenderungan
palsu" dimanfaatkan "media iblis", untuk mengmbangi peristiwa-peristiwa seperti di
bawah ini!
SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-11-13
Dua Tewas dan 20 Luka-luka-Dua Bom Meledak di Kota Ambon
Bom yang meledak di kawasan Batu Merah mengakibatkan enam orang menderita
luka-luka, di antaranya tiga personel TNI. Menurut sejumlah saksi mata, bom
dilemparkan oleh pengendara sepeda motor yang tidak dikenal ke arah mobil milik
Pemda Maluku nopol DE 8082 AA, namun ditendang ke luar oleh sopirnya dan
meledak hingga melukai seorang siswa SMU yang berada di sekitar lokasi tersebut.
Ledakan itu sempat menyulut emosi warga Batu Merah yang mengira bom tersebut
dilemparkan dari truk tersebut. Buntutnya, mobil Kijang yang mengangkut tujuh
penumpang termasuk tiga personel TNI menjadi sasaran kemarahan dan emosi
warga, di mana mobilnya dibalik dan dibakar, sedangkan lima penumpangnya
menderita luka-luka.
JOSHUA:
Karena "personel TNI" juga menjadi korban kebiadaban warga di Batu Merah, maka
walaupun dengan menggunakan kata "diduga", "media iblis" menempatkan "personel
TNI" di dalam berita dustanya di atas tadi! Selebihnya, penggalan berita ini telah
memperlihatkan "kecendrungan", tentang "siapa sebenarnya perusuh di sini"!
Kecelakaan yang menimpa "tiga anggota Yonif 408 Kodam IV/Diponegoro, yang
terkena RANJAU di kawasna Ahuru, seharusnya sudah memperlihatkan "siapa
pemilik persenjataan perang standar TNI/Polri di Maluku"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, AKBP Hasanuddin, yang dikonfirmasi
Republika membenarkan dua insiden tadi. Menurutnya, insiden tersebut bermula dari
perpapasannya dua buah speed boat di sekitar perairan antara Batu Merah dan
Wayame.
JOSHUA:
Di sinilah "kelicikan" si "media iblis" terlihat jelas! Lidah ularnya menyebut
"membenarkan dua insiden tadi", tetapi memberikan penjelasan hanya pada "insiden
tersebut" (penembakan di teluk Ambon)! "media iblis" memang gemar menggunakan
nama Kapolres AKBP "idiot" Hasanuddin, yang hanya mampu memberikan
keterangan sampai pada "insiden tersebut bermula dari perpapasannya dua buah
speed boat", dan si "media iblis" harus mencakar sampah di tepi jalan untuk
melengkapi penjelasan si Kapolres idiot!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Keterangan yang dihimpun Republika dari warga sekitar Pantai Batu Merah
menyebutkan, insiden yang berlangsung sekitar sepuluh menit tersebut berlangsung
sekitar pukul 06.15 WIT. Warga melihat, dua buah speed boat dari arah
Galala-Gudang Arang berpapasan dengan sebuah speed boat lain tak jauh dari
pantai. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba dari kedua perahu itu terdengar beberapa
senjata api menyalak. "Bersamaan dengan perpapasan itulah, terdengar rentetan
tembakan," kata Hasan, yang mengaku pada saat tembak menembak itu terjadi
tengah duduk di tepi pantai. Beberapa penduduk lantas tiarap untuk menghindari
peluru nyasar.
JOSHUA:
Sekarang, "media iblis" menggunakan si Hasan untuk membuat speedboat yang
menjadi korban itu "beranak"! Karena si pandir bertemu si idiot, maka iblis bebas
menyebar racun, sehingga biar mengaku "tak tahu siapa yang memulai", tetapi
"bersaksi bahwa tembakan lebih dulu terdengar dari kedua speedboat (Kristen)"!?
Hebatnya lagi, si saksi andalan "media iblis" ini, "mampu mendeteksi arah bunyi
tembakan, dari tiga speedboat yang berpapasan dan berada pada posisi (arah) yang
sama terhadapnya! Wah! Kehebatan ini masih belum memperhitungkan "jarak" yang
ternyata cukup jauh dari si saksi!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Rentetan tembakan dari arah laut semakin hebat ketika beberapa tentara marinir yang
tengah bertugas di Pantai Mardika turut melepaskan tembakan ke arah dua speed
boat yang terlibat bentrok di laut itu. Entah peluru siapa yang mengenai sasaran,
akibat baku tembak itu, tiga penumpang speed boat yang melaju dari arah pelabuhan
Galala menuju Gudang Arang tewas, sementara empat penumpang lainnya
mengalami luka tembak. Korban tewas dalam insiden itu adalah Yakob Latupua, Popi
Pelmelai dan Natalia Lawalatta.
JOSHUA:
Jika anda bisa membayangkan "jarak" antara pantai Mardika dan pantai Rumahtiga,
maka anda akan mencap aparat Marinir yang menembak, sebagai "aparat dungu"!
Tentu saja, Marinir tidak dungu! Setelah TKP sengaja dijauhkan dari Pos Apung
Marinir, "media iblis" harus menggunakan Marinir yang berada jauh di pantai Mardika,
untuk "menyesatkan" pembaca melalui pertanyaan "Entah peluru siapa yang
mengenai sasaran"! Dengan demikian, kebiadaban kolega si "media iblis", dapat
dilemparkan ke atas pundak Marinir, dan nyawa warga Kristen Maluku akan tetap
melayang, tanpa persoalan, tanpa hukum dan tanpa keadilan, sebagai tumbal bagi
tuduhan "separatis Kristen" yang tidak pernah mampu dibuktikan!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-14
Atas insiden berdarah itu, polisi mengaku masih melakukan penyelidikan untuk
mencari penyebab sesungguhnya. "Kami masih melakukan penyelidikan untuk
mengetahui pelaku dan latar belakang baku tembak itu," ujar kapolres ini. kir
JOSHUA:
Setelah mengisi komentar Kapolres "idiot" Hasanuddin, dengan sampah dari pantai
Batumerah, "media iblis" mengakhiri pelintiran fakta dengan membubuhkan "tanda
tangan" si Kapolres "idiot" Hasanuddin! Orang dungu juga tahu bahwa istilah yang
cocok sebagai pasangan kata "pelaku’ adalah "penembakan", dan amat jarang ada
orang normal yang menggunakan istilah "pelaku baku tembak"! Apakah seorang
Perwira Polisi yang jujur dan pandai, akan mempertanyakan "motivasi" dari "perusuh
biadab beriman", di dalam membuat kerusuhan? Hanya Perwira Polisi "idiot"
Hasanuddin yang berpasangan dengan si "media iblis" yang melakukannya,
sementara si "Moestopo" berkelu lidah, dan si Gubernur-"Sontong"-Latuconsina
semakin berkedap-kedip mata, karena begitu kerasnya dia memikirkan jalan untuk
mempertahankan "laskar biadab beriman" agar tetap membenalu di Maluku! Jika anda
cermat, PDSD-Maluku adalah juga pelaku KEJAHATAN NEGARA atas Maluku!
Pasangan "Kapolres-idiot-Hasanuddin dengan "laskar biadab beriman" atau dengan
"media iblis", adalah "gambaran komposisi umum dari Tim Gabungan Pelaksana
KEJAHATAN NEGARA yang berkepanjangan di Maluku! Jika Negara ini tidak JAHAT,
maka "laskar biadab" sudah diusir dari Maluku, dan kami bisa mulai membangun
hidup seperti dahulu lagi! Tetapi NEGARA yang JAHAT ini menggunakan "laskar
biadab beriman", untuk melestarikan dan memperdalam cengkeraman kukunya atas
Maluku! Atas restu NEGARA, telah terjadi "transmigrasi gelap ke Maluku", dimana
"laskar biadab beriman" memasok sanak-keluarga dan kaumnya yang kelaparan, ke
Desa-Desa Adat Kristen yang dirampok mereka, dan ke dalam wilayah Adat
Desa-Desa Muslim Maluku, yang hanya bisa pasrah sambil mengurut dada!
Lihatlah POSO dan pandanglah PAPUA! NEGARA membiarkan terhukum, "Al
"Dustadz Jarah", Jaffar Umar Thalib, merajalela di POSO dan PAPUA untuk
menjalankan "Poryek MALUKU-2" dan "Poryek MALUKU-3"! Negara ini memang luar
biasa JAHAT!
Salam Sejahtera!
JL.
|