From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Wed, 07 Nov 2001 07:47:32 +0000
KEJAHATAN NEGARA YANG TERORGANISIR!
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Kebiadaban "laskar jahad beriman", kembali mengotori Maluku, di "desa Kristen
Waimulang", Buru Selatan, Pulau Buru! Terlalu naďf jika peristiwa hancurnya desa
Kristen Waimulang ini, hanya dihubungkan dengan sepak-terjang "laskar jahad"!
Kejadian ini lebih tepat dikatakan sebagai "kejahatan negara yang terorganisir rapih,
atas Maluku"! Banyak hal yang sekilas nampak seperti suatu kebetulan! Tetapi jika
diperhatikan dengan lebih saksama, tidaklah sukar bagi kita untuk mencium "bau
rekayasa" yang melaying-layang di atas puing-puing desa Kristen Waimulang! Mari
kita analisa!
SOURCE: MASARIKU NETWORK; DATE: 2001-11-02
Akhirnya desa Waemulang (Buru Selatan) habis dibakar
"Laskar Jihad" Tanggal, 01 Nopember 2001 sekitar pk. 08.00 WITT (bukan pk. 04.00)
hingga sekitar pk.16.00, ribuan jihad berpakaian loreng dengan melakukan serangan
melingkar dimana, 800 orang dari darat, sedangkan lainnya melakukan serangan dari
laut dengan di angkut 13 kapal ikan, 1 speedboat, dan 2 longboat menyerang desa
kristen Waemulang, Buru Selatan.
JOSHUA:
Mengapa "laskar jahad" menggunakan seragam "loreng"? Anda mungkin berpikir
bahwa "laskar jahad" ini adalah kelompok pemuda ingusan yang baru menyelesaikan
latihan perang-perangan dengan menggunakan kayu dan pedang tumpul, seperti yang
selalu dimunculkan sebagai kamuflase di berbagai media masa! Mereka ini adalah
"pengguna peralatan militer yang terlatih baik", dan sebagian di antara mereka malah
memiliki sertifikat "sniper"! Tertangkapnya para "desertir TNI/Polri" oleh YonGab, di
dalam berbagai konflik bersenjata, telah menjelaskan bagi kita "siapa se benarnya
laskar jahad" itu! Sampai dengan saat ini, TIDAK SA TUPUN DESERTIR TNI/POLRI,
yang merusuh di Maluku, SUDAH DIHADAPKAN KE PENGADILAN! Semua kasus
tentang "keterlibatan para desertir TNI/Polri" di dalam kerusuhan Maluku, "hilang
ditelan waktu"! Jika hal yang "nyata" seperti ini saja, tidak pernah diselesaikan,
bagaimana mungkin "menghilangnya beberapa orang aparat dari kesatuan mereka",
akan bisa ditelusuri? Inilah salah satu KEJAHATAN NEGARA atas Maluku!
Kita semua tahu, bagaimana Usaha Pemulihan Keamanan di Maluku telah
membuahkan hasil, karena "ketegasan dan kesigapan" Batalyon Gabungan TNI
(YONGAB), yang tidak memilih bulu di dalam menjalankan tugas negara! Karena
berulang-ulang kali, "para perusuh beriman" harus gigit jari karena YonGab, mereka
lalu bersiasat untuk "mengenyahkan YonGab dari Maluku" dengan berbagai cara!
Setelah gagal dengan "Drama Ruko-Batumerah yang memilukan", untuk menutupi
"desertir Komando Siluman Wijaya II", mereka mencoba mengarang "Drama
Poliklinik", yang ternyata hanyalah semacam "Sarang Penyamun"! Walupun tidak
berhasil, dengan menggunakan alasan "sudah habis masa tugas dan kejenuhan",
Satuan YonGab "ditarik seluruhnya dari Maluku", tanpa mengirimkan penggantinya
yang setara! Akibatnya, Desa Kristen Waemulang, Buru Selatan, harus menja di
"korban pertama" dari KEJAHATAN NEGARA, yang di reka yasa melalui penarikan
YonGab dari Maluku!
SOURCE: MASARIKU NETWORK; DATE: 2001-11-02
Menurut catatan, Desa Waimulang yang merupakan desa Kristen, sebelumnya telah
diserang sebanyak 16 kali.
JOSHUA:
Berapa kalikah seseorang yang normal harus ternatuk pada batu yang sama,
sebelum dia sadar bahwa di situ ada batu yang perlu dihindari? Seekor keledai hanya
membutuhkan "satu kali" terantuk, untuk tidak terantuk lagi pada batu yang sama!
Buru Selatan adalah daerah yang "rawan", yang menjadi incaran "laskar biadab", di
dalam mengIslamkan Pulau Buru! Sudah "16 kali" desa Kristen Waimulang diserang
perusuh, ternyata PDSD-Maluku masih lebih dungu dari seekor keledai untuk
membaca "niat jahad" mereka, dan bersiap untuk mengantisipasinya! Memang "lebih
dungu dari keledai", atau "sengaja menjadi lebih dungu dari keledai"? Satu lagi,
KEJAHATAN rekayasa NEGARA atas Maluku!
SOURCE: MASARIKU NETWORK; DATE: 2001-11-02
Dalam aksi penyerangan ini, dikabarkarkan perusuh berhasil memporak-poranda desa
Waimulang sehingga menyebabkan 1600 warga desa dan 700 para pengungsi yang
menetap di sana terpaksa menyelamatkan diri ke hutan dan gunung. Informasi
terakhir menyebutkan bahwa satuan bertugas di desa Waimulang tidak berhasil
membendung serangan para perusuh. Jumlah aparat dan satuan yang bertugas di
desa Waimulang adalah 8 aparat satuan Armed 8, 3 aparat Koramil dan 3 aparat
Polsek. Dikabarkan 5 aparat satuan Armed 8 ditawan perusuh sedangkan 1 anggota
armed lainnya tewas bersama dengan 3 warga desa Waimulang.
JOSHUA:
Sudah saya katakan di atas bahwa "Buru Selatan" adalah derah rawan yang menjadi
"incaran kebiadaban laskar jahad", dengan tujuan "mengIslamkan Pulau Buru"! Desa
Kristen Waimulang tidak saja berada di dalam "daerah rawan", tetapi menjadi desa
penampungan pengungsi! Setelah "16 kali diserang", dan setelah "YonGab ditarik dari
Maluku", PDSD-Maluku hanya menugaskan "belasan orang aparat" untuk menjaga
Desa Waimulang! Sama halnya dengan "penyerangan berulang dari arah laut, atas
desa Alang Asude", oleh sekelompok "ninja loreng", peristiwa hancurnya Desa
Kristen Waiselang membuat saya jadi bertanya, "Dimanakah INTELIJEN yang sangat
diandalkan itu?" Nanti ketika berbicara tentang "sebab kerusuhan", barulah
PDSD-Maluku mengatakan, "Menurut laporan intelijen….."!? Mengapa intelijen hanya
mampu melihat "sebab"-nya, tetapi "tanda-tanda penyerangan" berupa "mobilisasi
dan pemusatan kekuatan", tak pernah tercium sebelumnya? Inilah juga salah satu
faktor yang memberikan indikasi tentang KEJAHATAN NEGARA yang terekayasa
rapih, atas Maluku! Konspirasi jahad seperti ini sudah saya singgung sebelumnya,
ketika menanggapi "rencana jahad dari oknum yang mewakili NEGARA", si "Al
Munafiqun Fatwa"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-09
200 Ribu Pengungsi Muslim Diminta Kembali ke Maluku
AMBON--Wakil Ketua DPR RI, AM Fatwa meminta kepada para pengungsi asal
Maluku yang saat ini bertebaran di berbagai provinsi di Indonesia untuk kembali ke
provinsi tersebut. Menurut Fatwa, dari hasil kunjungannya di berbagai lokasi di pulau
Seram dan Buru selama dua hari, ia melihat adanya peluang bagi para pengungsi
untuk kembali ke Maluku.
JOSHUA:
Melalui peristiwa pembumi-hangusan desa Kristen Waimulang oleh "laskar biadab
beriman", istilah ":peluang" yang dipakai si "Al Munafiqun Fatwa" akan semakin
terlihat dalam "arti sebenarnya"! "Datanglah kalian para pengungsi Muslim asal
Maluku, atau yang "mau menjadi" pengungsi Muslim asal Maluku ke Pulau Seram
dan Buru, sebab Allah akan menyediakan tanah jarahan "laskarnya yang biadab
tetapi beriman", bagi umat yang dikasihinya! Walaupun mereka itu "kafir", tetapi
tanah dan milik mereka akan Allah jadikan "halal-beriman" bagi kamu, umat Nya"!
Phuiiihhh! Menjijikan! Bagaimana NEGARA ini tidak jadi JAHAD, jika para
pengurusnya berakhlak haram jadah seperti ini?
SOURCE: MASARIKU NETWORK; DATE: 2001-11-02
Panggilan sos dari satuan Armed 8 yang terpantau radio ternyata terespons lambat.
Desa Waimulang pada akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh aparat pada sore hari,
itupun tidak diikuti dengan kembalinya warga Waimulang yang tengah bersembunyi
dihutan dan gunung. Sejauh ini belum terpantau adanya respons dan sikap dari
pemerintah darurat sipil atas aksi kelompok muslim.
JOSHUA:
Jika nanti anda bertanya kepada si "gubernur sontong-Saleh Latuconsina", maka
dengan mengdipkan matanya semakin sering, dia akan menjawab, "Saya belum
menerima informasi tentang hal itu, sebab ketika itu saya masih berada di Jakarta!"
Si Gubernur dan PDSD-Maluku "munafik" ini tidak punya urusan lain di Jakarta, selain
dari "menghadiri peluncuran "Buku Munafik" karangan MUI", dan "memberikan
kesempatan kepada "laskar biadab" untuk menjalankan aksinya", tanpa harus
berhadapan dengan risiko "antisipasi segera dari PDSD-Maluku", seandainya dia
berada di tempat! Oleh sebab itu, "laskar biadab" tersebut dapat beraksi dengan
laluasa selama "delapan jam penuh"! Hal ini tidak akan terjadi, jika PDSD-Maluku
berada di tempat, dan jika satuan "YonGab tidak ditarik dari Maluku"!
Bagaimana PDSD-Maluku akan memberikan respons terhadap aksi biadab dari
"laskar jahad" seperti ini, jika selain "memberikan peluang", kepergian si "gubernur
sontong-Saleh Latuconsina" ke Jakarta, adalah demi kerjasamanya dengan si Susilo
Bambang Yudoyono dan MUI, untuk "memelintir leher umat ke arah FKM", sambil
"menghalalkan keberadaan ‘laskar biadab’ di Maluku"! Baca lagi yang ini!
SOURCE: MEDIA INDONESIA : DATE: 2001-10-30
Sementara Saleh Latuconsina menyatakan, bahwa saat ini dari pihak Kristen telah
meminta agar dilakukan penarikan terhadap Laksar Jihad, karena organisasi tersebut
dianggap telah mengancam komunitas Kristen di Maluku. "Padahal Laksar Jihad
datang karena ada konflik," kata Saleh.
JOSHUA:
Itulah yang dikerjakan si "penghianat Maluku", dan "penjilat Jakarta", si Saleh
Latuconsina! Si Saleh "sontong" Latuconsina menganggap "Buku Munafik-MUI"
sebagai "penutup impotensi PDSD-nya" dan "penyamar keberpiihakkannya kepada
laskar jarah"! Bersumber dari "Buku Munafik-MUI" tersebut, lahirlah berbagai
pernyataan munafik, seperti yang dikeluarkan oleh Rektor IAIN Hidayatullah seperti di
bawah ini!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-31
MUI Luncurkan Buku 'Merajut Damai di Maluku'
Prof Dr Azyumardy Azra yang juga menulis pengantar dalam buku tersebut mengakui
bahwa tidak ada pemecahan seketika (instant solution) terhadap kerusuhan dan
kekerasan komunal di Maluku. Dalam buku tersebut, menurut Azyumardy, juga
disampaikan sejumlah rekomendasi, tidak hanya sebagai solusi untuk menghentikan
pertikaian, konflik atau kekerasan, tetapi juga untuk merajut kembali perdamaian
diantara pihak-pihak yang bertikai.
JOSHUA:
Seseorang dengan "otak keledai"-pun tahu bahwa "solusi untuk menghentikan
pertikaian, konflik atau kekerasan", yang diajukan tanpa "mengenyahkan laskar
biadab" dari Maluku, adalah "mene puk nyamuk untuk mencegah malaria, tetapi
larvanya bebas berkembang biak"! Seseorang dengan "otak keledai" juga tahu bahwa,
selain "mujizat", tidak ada satupun "solusi instan" bagi hampir semua masalah di
dunia, tetapi "enyahnya laskar biadab" dari Maluku akan menurunkan grafik
kekerasan hingga mendekati nol!
SOURCE: MASARIKU NETWORK; DATE: 2001-11-02
Perlu dicatat bahwa aksi serangan kelompok muslim ini terjadi beberapa hari setelah
adanya kunjungan panglima laskar jihad di ambon, yang diduga dalam rangka
provokasi konflik bagi komunitas muslim di maluku. Masariku Netowork
JOSHUA:
JIka Negara ini masih "Berdaulat Penuh", terutama di dalam hal hukum dan keadilan,
maka seharusnya "iblis asal Yaman yang digelari Al Ustdaz" tidak boleh
meninggalkan sarangnya! Tetapi, terhadap beberapa pentolan berpaham "idiotik
mayoritas" seperti di "Al Dustadz Jarah" ini, "kedaulatan Negara boleh dilecehkan
semau mereka", dan Negara tidak dapat berbuat apa-apa, jika tak ingin dituduh
sebagai "pembenci Agama"! Oleh sebab itu, Negara menyembunyikan
"impotensinya", dengan meniup-niup isu "separatis" ke arah FKM, melalui berbagai
"pejabat munafik" seperti si Sulsilo bambang Yudoyono, si Saleh "sontong"
Latuconsina, dan si "hakim sampah pantai Losari", Rifai", dan membiarkan si "iblis
asal Yaman" untuk merasuk umat dengan dakwah perangsang kebiadaban di Maluku!
Sebuah KEJAHATAN NEGARA yang direkayasa dengan amat mulus, terhadap
Maluku!
Kita harus bertanya kepada para "pemeras Ayinomoto" yang tergabung di dalam MUI
sana, "Apakah kalian ‘merajut damai’ dengan menggunakan "Al Dustadz Jarah"
sebagai jarum, dan "dakwah iblisnya" sebagai benang damai??? Lihatlah sekarang,
bagaimana "media iblis" mereka "merajut dusta" bagi Maluku!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-01
Pertikaian Sara Kembali Terjadi di P Buru, Tiga Meninggal
Laporan: Antara
Ambon-RoL--Sedikitnya tiga warga desa Waimulang, Kecamatan Buru Selatan,
Kabupaten Buru, meninggal dunia karena diserang kelompok massa dari arah barat
wilayah itu dengan menggunakan tiga kapal motor (KM), sebuah speed boat dan
puluhan ketinting.
JOSHUA:
"media iblis" ini tidak menyebutkan bahwa "penyerang" tersebut adalah "laskar
biadab beriman", dan yang diserang adalah "Desa Kristen" bernama Waimulang!
"media iblis" hanya mengatakan bahwa "kelompok penyerang datang dari arah laut"!
Sehari kemudian "media iblis" mengeluarkan lagi berita tentang hal yang sama!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-02
Bentrok Masa Kembali Terjadi di Maluku
Laporan: Sukirno
Ambon-RoL--Maluku belum aman. Bentrokan antar kelompok Muslim dan Kristen
kembali terjadi, setelah dalam beberapa bulan terakhir provinsi itu terlihat tenang.
Pertikaian terjadi di kabupaten Pulau Buru. Dua desa bertetangga di kecamatan Buru
Selatan terlibat kontak senjata, Kamis (01/11/01) sekitar pukul 06.00 WIT.
JOSHUA:
Di sini, "media iblis" sadar bahwa "beritanya yang pertama merugikan "laskar jahad"
yang dibelanya, sehingga mereka mengubah berita yang pertama untuk memberikan
kesan bahwa "kedua desa memang saling menyerang"! Untuk melindungi
"kebiadaban para penjarah beriman pujaan mereka", "media iblis" harus menjadi
begitu dungu, agar dapat menghubungkan logika "desa tetangga" dengan "kelompok
massa yang menyerang dengan menggunakan tiga kapal motor(KM), sebuah speed
boat dan puluhan ketinting"! Dengan menggunakan istilah "desa tetangga", "media
iblis" berharap bahwa "laskar biadab beriman" tidak terlihat seperti "yang menyerang"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-01
Para penyerang yang dipersenjatai granat tangan, senjata organik/standar dan bom
rakitan itu sulit dihalau tiga personil Polsek dan 15 personil Batalyon Armed VIII yang
bertugas di daerah itu, demikian laporan yang diterima Antara dari Polsek Buru
Selatan, Kamis (01/11/01). © 2000 Hak Cipta oleh Republika Online.
JOSHUA:
Walaupun "media iblis" tidak menyebutkannya, kita sudah tahu persis bahwa yang
menyerang adalah "laskar biadab beriman"!!! Sudah berulang kali kita mendengar
pernyataan yang diberikan oleh para tokoh munafik seperti si Saleh "sontong"
Latuconsina, bahwa "keamanan di Maluku sukar dijamin, karena kedua pihak yang
bertikai memiliki senjata api"! Ucapan-ucapan seperti itu, digunakan untuk
"merata-ratakan" persoalan, bahwa "pihak Kristen juga memiliki persenjataan yang
tak kalah tangguh"! Berdasarkan "penggelapan data" seperti itu, MUI lalu muncul
dengan "program jangka pendek"-nya seperti di bawah ini!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-31
Menurut Azyumardy, yang termasuk dalam penyelesaian jangka pendek itu adalah
pelucutan senjata, baik senjata rakitan maupun primitif secara tegas.
JOSHUA:
Program "munafik" ini tidak memiliki tujuan seperti bunyinya, tetapi berisikan niat
busuk di dalam memberikan gambaran yang salah kepada khalayak ramai, bahwa
"kedua pihak memiliki persenjataan yang berimbang", dan karena "program munafik"
ini adalah cetusan MUI, maka kerelaan pihak Kristen untuk berdamai perlu
dipertanyakan! Andaikan pihak Kristen memiliki persenjataan yang sebanding,
apakah anda berpikir bahwa Desa Kristen Waimulang akan bisa dihabiskan para
perusuh beriman, hanya dalam delapan jam? Ataukah orang akan memungut mayat
"laskar biadab" seperti memetik cendawan di musim hujan?
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-02
Akibat bentrokan itu, pemukiman Kristen di desa Waimulang luluh lantah dan ludes
dibakar masa yang bergerak dari arah desa Sekat dan Waibele. Seribu lebih warga di
desa itu melarikan diri ke hutan. Tiga warga asal Waimulang juga dikabarkan tewas
dalam insiden itu.
JOSHUA:
Mengapa "media iblis" akhirnya mengakui bahwa Desa Waimulang adalah desa
Kristen? Karena "media iblis" ini berpikir bahwa mereka telah berhasil "memelintir
logika beberapa orang bodoh, untuk membayangkan peristiwa penyerangan ke desa
Kristen Waimulang sebagai "bentrokan antar desa", dimana paling tidak, desa
Waimulang pernah tercatat sebagai desa "yang penye rang"! "media iblis" berharap,
segelintir orang bodoh itu tidak akan mempersoalkan "mengapa desa tetangga, Sekat
dan Waibele, harus menggunakan kapal ikan dan speedboat untuk mencapai desa
Waimulang!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-02
Dari Wagub Renyaan didapatkan keterangan, pihak kodam XVI Pattimura telah
mengirimkan pasukan tambahan ke wilayah konflik itu. Selama ini, aparat yang
ditempatkan di Waimulang hanya 15 personil Armed 8 saja. Jumlah itu tidak sesuai
dengan jumlah masa yang terlibat aksi saling serang.
JOSHUA:
Karena sudah "berdusta", maka "dusta perlu beranak dusta", jika niat busuk harus
berhasil! Saya yakin, istilah "terlibat aksi saling serang" bukan bagian dari pernyataan
Wagub Renyaan, maupun dari dari keterangan pihak Kodam XVI Pattimura! Istilah ini
hanyalah dusta yang terus diperanakkan oleh "media iblis" untuk menipu dan
menyesatkan umat! Supaya "penyerangan biadab" terhadap desa Kristen Waimulang,
terlihat sempurna sebagai semacam "tawuran antar desa", maka "media iblis" harus
mencakar sampah untuk mencari "sebabnya", seperti di bawah ini!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-02
Sejauh ini belum didapat keterangan tentang penyebab terjadinya pertikaian itu.
Kapolda Maluku, Brigjen (Pol) Farouk Muhammad Saleh ketika Republika Online
temui seusai shalat Jumat di Masjid Raya Al Fatah belum bersedia memberikan
keterangan terkait dengan insiden di pulau Buru itu.
JOSHUA:
Apa jawab anda jika saya bertanya, "Apa sebabnya iblis melakukan kejahadan"?
Jawaban anda tentu akan tergantung dari "apaka anda manusia atau iblis"! Jika anda
manusia, anda pasti akan menjawab "Iblis tidak memerlukan sebab untuk melakukan
kejahadan, sebab iblis sendiri adalah kejahadan"! Andaian yang berikut tidak perlu
saya katakan, karena sudah dan sedang dilakukan "media iblis"! Di dalam mengais
sampah untuk mencari sebab, kita akan selalu disuguhi dengan "ketidak pastian",
yang entah karena "yang berwewenang tidak bersedia", atau karena "yang
berwewenang tidak bisa dihubungi"! Dengan begitu, "sebab yang tidak ada" itu akan
tetap menjadi "tanda tanya", dan "tanda tanya" itu adalah "lobang" bagi "media iblis"
untuk menyuntikkan racunnya!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-11-02
Namun, dari beberapa warga asal Buru didapat keterangan, aksi saling serang di
wilayah Waimulang itu dipicu oleh rasa dendam yang belum terpupus, akibat
pertikaian sebelumnya. Rasyid Oherella, salah seorang warga asal Buru
mengungkapkan, bentrokan antar desa Waimulang dengan desa tetangganya bukan
baru terjadi saat itu saja. Menurutnya, bentrokan terakhir terjadi pada akhir Februari
2000 lalu. Dalam bentrokan itu, pemukiman desa Sekat dan Waibele dibakar oleh
masa dari Waimulang. (zis)
JOSHUA:
Kita sama tahu, bahwa baik "media iblis", maupun media "laskar biadab beriman",
amat mahir di dalam membuat "berita dari sesuatu yang tidak terjadi", sebagai bahan
provokasi dan sarung penutup kejahadan mereka! Apakah mungkin terjadi, bahwa ke
dua "media iblis" ini akan melewatkan peristiwa "pembakaran desa Sekat dan
Waibele, oleh warga desa Waimulang, yang kata nya terjadi pada bulan Februari
2000 yang lalu?" Silahkan anda obrak-abrik arsip kedua "media iblis" ini, dan anda
tidak akan menemukan satu kata juga tentang "Sekat dan Waibele"! "media iblis"
kembali menggunakan ketidak-pahaman orang tentang "marga dan asal warga
Ambon/Maluku", untuk menipu dan merasuk umat! "Ohorella" itu adalah "marga
Muslim asal Desa Tulehu" di Pulau Ambon! Coba anda obrak-abrik lagi, arsip kedua
"media iblis" ini, maka anda akan terkejut dengan "begitu banyaknya tokoh fiktif yang
diberi bermarga Ohorella"!
Dengan melihat kenyataan bahwa "Desa Waimulang sudah ‘16 kali’ diserang oleh
"laskar biadab beriman", apakah istilah "den dam yang belum terpupus" atau "niat
jahad yang belum kesampaian", yang paling tepat bagi peristiwa penyerangan ke
desa Kristen Waimulang? Pemutarbalikan fakta dan hasutan yang berulang-ulang
disebarkan oleh "media iblis" dan "Al Dustadz Jarah", sehjingga menimbulkan
kerusuhan yang berkepanjangan di Maluku, tanpa sekalipun "tersentuh oleh hukum",
adalah satu dari sekian konspirasi KEJAHATAN NEGARA atas Maluku!
Siapakah yang bertanggung jawab untuk menyelesaian Konflik Maluku? "Wakil
Presiden NKRI, Hamzah Haz"! Bagaimana mungkin seorang "penunjang dan perestu
laskar jahad", bisa memiliki niat hati yang bersih untuk mengamankan dan
merehabilitasi Maluku? Bukankah oknum penjahad ini yang dulunya berdiri di depan
"tabliq iblis" untuk menghalalkan kebiadaban "laskar jahad"? Bukankah "politisi
bencong" ini menjamu "laskar biadab beriman" dalam sebuah silaturahmi yang
bernuansa "kekeluargaan", beberapa waktu setelah berhasil menjadi Wakil Presiden
NKRI? Masihkah bisa diragukan bahwa apa yang terjadi di Maluku adalah hasil
KEJAHATAN rekayasa NEGARA atas, Maluku? Jadi, mengapa Maluku harus tetap
berada di dalam NEGARA PARA PENJAHAD, yang sebentar lagi akan berubah dari
INDONESIA menjadi ARABNESIA? Pikirkanlah itu!!!
Salam Sejahtera!
JL.
|