The Cross
Under the Cross

Listen to the News
English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Pattimura
Maps
Ambon Info
Help Ambon
Statistics
Links
References
Referral

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2001 -
1364283024
& 1367286044


Ambon - Island 

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 

 

  Ambon Island

  Ambon City

 

 

   Latupatti

  Want to Help?

From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Wed, 31 Oct 2001 11:05:30 +0000

SILUMAN "RAIS" KEMBALI MENEBAR RACUN!
download artikel in print friendly version     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Setelah sekian lama melirik-melorok ke sana-sini sehingga matanya mulai juling dan hidungnya semakin bengkok, untuk mencari peluang, akhirnya "Siluman Politik Indonesia", "Amien Rais, berhasil melihat celah untuk "menebar racunnya"! Semenjak membonceng mahasiswa untuk menampilkan wajah munafiknya di dalam pergolakan menuntut reformasi, "siluman Rais" ini tidak pernah mampu berbuat "apa-apa yang baik" untuk Negara ini, selain dari "mengomentari kerja Pemerintah" dan "meracuni otak serta akhlak umat" dengan kelicikannya! Setelah "menjilat ludahnya sendiri" terhadap Megawati, Profesor siluman ini mulai meludah lagi, sambil tentunya, "mengubah-ubah ujudnya" sesuai dengan situasi yang berkembang! Mari kita keruk lumpur busuk yang beracun dari dalam hati dan kepalanya!

SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-10-27
Amien Rais: Konflik Ambon Lukai Fondasi Pluralitas Bangsa

YOGYAKARTA (Media): Ketua MPR Amien Rais mengatakan, konflik Ambon yang hampir memasuki tahun ketiga dengan membawa banyak korban jiwa telah melukai fondasi bangsa Indonesia yang didasarkan atas azas pluralitas untuk hidup damai berdampingan dan saling tolong menolong.

JOSHUA:
Jangan pernah lupa, bahwa "Siluman Rais" ini adalah salah satu dari "pentolan ICMI" yang bermain "muka dua"! Dia adalah "pakar ICMI" yang bermain s ebagai "penentang Habibie", supaya dinyatakan "halal" di dalam pergerakan reformasi! Setelah memperoleh kesempatan untuk menanamkan kuku-kuku silumannya, si Profesor munafik ini lalu "ikut meraup keuntungan" dari reformasi untuk mendongkrak dirinya ke dalam Pemerintahan! Untuk menunjang sepak terjang itu, "Siluman Rais" mendirikan PAN, yang pada mulanya "berazaskan pluralisme"! Setelah niat busuknya tercapai melalui PAN, si "Siluman Rais" segera mengubah PAN menjadi "partai sectarian" (monolisme)! Dia bukan saja "tidak becus mempertahankan pluralisme", malah "menunggang dan menghianati pluralisme" demi mewujud-nyatakan niat busuknya! Sekarang, si "Siluman Rais" yang dalam skala partai saja sudah "gagal dan mengotori pluralisme", berbicara sebagai pendukung pluralisme dalam skala Nasional! Inilah salah satu kelicikan siluman yang diandalkannya!

SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-10-27
"Kalau konflik itu dibiarkan terus berlarut jelas akan mengancam keutuhan bangsa ini karena salah satu fondasi utamanya yaitu kebersamaan dan saling mengasihi dalam kondisi plural sudah hampir roboh. Oleh karena itu semua pihak harus segera berbuat agar konflik di Ambon dapat secepatnya diakhiri," katanya, Sabtu.

JOSHUA:
Coba perhatikan, "teori siluman"-nya si "Siluman Rais" tentang pluralisme sudah semakin dalam, dengan mengkopy istilah "saling mengasihi" ke dalam daftar kosa-kata silumannya! Dengan sangat "licik dan kotor", si "Siluman Rais" mengangkat K.H. Abdurahman Wahid, untuk "meludahi Megawati", lalu membanting K.H. Abdurahman Wahid, untuk "menjilat ludahnya pada Megawati"! Terhadap sesama Muslim yang notabene adalah seorang Kiyai dan Pemimpin NU, dan terhadap seorang Muslimah, dia tidak becus memperlihatkan "saling mengasihi" yang baru saja disebutkannya, bagaimana si "Siluman Rais" ini bisa "mengasihi" yang bukan Muslim di dalam kehidupan pluralis? Waspadalah! Bangsa Siluman itu sangat mahir di dalam mengubah ujudnya!

SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-10-27
Saat membuka seminar tentang Menatap Masa Depan Maluku, di Yogyakarta, dia mengemukakan, para pendiri bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta jauh-jauh hari telah berpesan Bangsa Indonesia hanya mempunyai satu pilihan untuk mencapai kejayaan, yaitu dengan prinsip pluralisme. Setelah selama bertahun-tahun dilalui, katanya, ternyata terbukti benar bencana dan ancaman kehancuran terhadap bangsa ini senantiasa muncul silih berganti manakala ada pihak-pihak yang berupaya meniadakan prinsip pluralisme itu demi kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri.

JOSHUA:
Setelah berkomantar di atas, saya pikir, yang akan saya katakan di sini tidak banyak! Yang saya ingin katakan adalah, "Jadikan ucapanmu ini sebagai "cermin" bagi dirimu sendiri, hai "Siluman Rais"!" Tetapi saya jadi ragu, sebab "bangsa siluman" itu tidak nampak di dalam cermin! Mungkin karena masalah inilah, si "Siluman Rais" tidak pernah bisa mengenal istilah "introspeksi" atai "mawas diri"!

SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-10-27
"Maka sekalipun umat Islam ini menjadi mayoritas karena jumlahnya mencapai 90 persen, tetapi percayalah negara ini akan hancur manakalan kita menganggap sepi kelompok yang minoritas. Demikian pula sebaliknya. Jadi jalan terbaik kalau bangsa ini ingin jaya kedua belah pihak harus saling mengasihi dan saling menghargai, jangan sekali-kali saling membenci," katanya.

JOSHUA:
Saya percaya, seorang "pluralis sejati", yang sering disebutkan sebagai "tokoh humanis", tidak pernah mempedulikan masalah "mayoritas-minoritas"! Seorang humanis akan memandang seseorang dari sudut pribadi orang itu, bukan dari segi latar belakang atau kelompok asalnya! Orang yang memperhatikan masalah "mayoritas-minoritas", adalah orang yang menyimpan paham "idiotik mayoritas" di dalam dirinya, dan yang mengandalkannya secara terselubung (seperti si "Siluman Rais") atau secara terang-terangan seperti si munafik Prof. Dr. Din Syamsuddin! Bagaimana kita bisa mempercayai kata-kata si "Siluman Rais", seperti "saling mengasihi, saling menghargai, dan tidak saling membenci", sedangkan sudah "ribuan Gereja dirusak, dijarah, dan dibakar", dan "masih terus" dirusak, dijarah, dan dibakar di depan batang hidung bengkoknya, sampai saat ini, dan dia tidak berkomentar apa-apa?! Yang pernah keluar dari mulut munafik si "Siluman Rais", adalah di depan Senat AS, bahwa perbuatan biadab terhadap ribuan Gereja itu, dilakukan karena "kecemburuan sosial"! Menurut paham siluman, "kecemburuan sosial" adalah alasan yang sah untuk memasukkan "saling mengasihi, saling menghargai, dan tidak saling membenci", ke dalam bakul sampah, dan mengeluarkan "anarkis, dengki, kebiadaban serta ketidakadilan" dari dalam bakul sampah tadi!

SOURCE: MEDIA INDONESIA; DATE: 2001-10-27
Hal senada juga dikemukakan sesepuh Keluarga Maluku di Yogyakarta, Halim Tuasikal dengan menyatakan, pluralitas bangsa hanya dapat dipelihara apabila kedua pihak baik yang mayoritas maupun yang minoritas sama-sama bisa menjaga tegaknya keadilan. "Maka jangan sampai terjadi kebencian terhadap satu kelompok lantas membutakan kita untuk tetap menjunjung tinggi prinsip keadilan. Keadilan itu tidak pernah membeda-bedakan suku, ras, agama, dan sebagainya sehingga tetap penuhilah hak-hak setiap kelompok sekalipun terhadap kelompok yang kita tidak menyukainya," katanya.

JOSHUA:
Ini satu lagi "siluman idiot dari Maluku", yang menistai Adat Pela-Gandong dengan paham "idiotik mayoritas"! Sejak ratusan tahun lalu, Maluku tidak pernah mengenal istilah idiot tersebut, dan malah agamapun tidak pernah menjadi alasan untuk apapun, selain dari masalah Persaudaraan Pela dan Gandong! Ketika si Prof. "pesawat-beras ketan", BJ.Habibie dan gerombolan ICMInya mulai merajalela, mulailah paham "idiotik mayoritas" itu disebarkan di dalam bentuk "teori ‘proporsional’ Habibie"! Semenjai itulah, keserakahan dan nafsu berkuasa dari para idiot seperti si "Salim Tuasikal", mulai terangsang naik menutupi otak dan akhlak, hingga mereka rela menjadi "Penghianat Pela-Gandong"! Siapapun yang tidak setuju dengan mereka, akan dicap sebagai "yang membenci Islam"! Itulah sebabnya, mengapa para siluman tularan si "Siluman Rais" itu, sangat gemar menggunakan istilah "benci"!

Di mana si prematur Habibie, gembong ICMI pencetus gagasan idiot "proporsionalitas"? Menggemukkan diri dan imannya dengan nikmat "roti dan susu kafir" dari negeri kafir di Jerman kafir sana! Dasar manusia rendah penyantap sampah kafir!

Beberapa orang "Salam-Penghianat Pela-Gandong" ini membuat seminar tentang "Masa Depan Muslim Maluku", dan mereka berbicara tentang "pluralisme, keadilan dan kasih sayang"! Coba katakan pada saya, "pluralisme, keadilan dan kasih sayang" jenis apa yang tercermin di dalam "seminar monolistik" seperti ini??? Seminar ini hanyalah gambaran "egoisme sektarian", yang penuh dengan kemunafikan serta niat jahad!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-27
Amien Pesimis Konflik Maluku Cepat Tuntas
Laporan: Amirudin Zuhri

Yogyakarta-RoL--Meski sudah berjalan hampir tiga tahun, Ketua MPR Amien Rais mengaku pesimis konflik antar agama yang terjadi di Maluku bisa segera diselesaikan. Selain belum adanya sikap serius dari pemerintah, masih ada egoisme yang tinggi di antara yang berkonflik. ''Tampaknya semua pihak harus bersabar dan tidak frustasi jika konflik di Maluku ini tidak bisa diselesaikan dalam dua atau tiga tahun ke depan,'' kata Amien saat menjadi pembicara kunci dalam seminar 'Masa Depan Muslim Maluku' di Yogyakarta Sabtu (27/10/01).

JOSHUA:
Ketika "Tua-Tua adat Maluku Tengah" hendak berkumpul di desa Waisarisa, Seram, mereka "ditangkap dan dianiaya" atas tuduh an "hendak melakukan makar", hanya karena sebagian besarnya "beragama Kristen"!!! Sampai sekarang, "tuduhan makar" itu tidak dapat dibuktikan, dan penganiayaan tak beralasan itu tidak dipermasalahkan! Tetapi BIMM dan sekarang, seminar "Masa Depan Muslim Maluku", boleh dilaksanakan dengan bebas, seakan-akan mereka sedang berbicara tentang masalah Maluku seca ra umum (nasinalis)! Keadilan kotoran kambing ini kan? Kambing boleh mengembik sesukanya, tetapi "domba tidak boleh"!

Si "Siluman Rais" mulai menggoyang pemerintah sekarang dengan mengatakan bahwa "Pemerintah belum memperlihatkan sikap serius di dalam menangani Konflik Maluku"! Padahal, hewan yang memimpin kelompok ular di MPR sana, adalah salah seekor penghasut yang berdiri di depan "tabliq iblis" untuk mendukung dan menghalalkan "kebiadaban laskar jarah" di Maluku! Bersama-sama dengan "penjahad bencong" , si Hamjah Haj, kedua ular beludak ini "melawan Presiden Abdurahman Wahid", yang melarang "laskar biadab beriman" untuk menyelusup ke Maluku! Perhatikan! Si "Siluman Rais" menggunakan "alasan yang sama", bahwa "Pemerintah tidak serius menangani Konflik Maluku", ketika dia "merestui laskar biadab beriman"! Saat ini, setelah Maluku bertambah hancur-hancuran karena kebiadaban siluman berimannya, dia menuduh Pemerintah "tidak serius" lagi! Yang paling memperlihatkan sifat "munafik model silumannya", adalah bahwa si "Siluman Rais" ini, tidak pernah menyinggung "Pemerintahan Habibie" sebagai yang bertanggung jawab, dan malah "sebagai penyebab" dari Konflik Maluku! Siapa yg. sekarang dituduh sebagai penyebabnya? Kita lihat terus!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-27
Amien juga mengungkapkan, konflik ini bisa diselesaikan jika masing-masing pihak mau bersikap arif. Rasa tidak suka kepada agama dan suku lain, menurut Amien, sebenarnya merupakan hal yang manusiawi. Hanya saja, ketidaksukaan tersebut jangan lantas mendorong satu kelompok untuk bersikap sewenang-wenang kepada pihak lain.

JOSHUA:
Ketika Konflik Maluku pecah, banyak pihak yang berkomentar tentang "komposisi penduduk Maluku", yang katanya "mayoritas" Muslim, karena "banjir pendatang Muslim"! Saat terakhir itu, Maluku dipimpin oleh "dua Latuconsina", Akip dan
Saleh! Akip Latuconsina adalah Muslim Maluku teridiot, yang pernah menjadi Gubernur Maluku, sekaligus "alat bagi ICMI"! Kira-kira, pihak manakah yang "paling berpotensi untuk berindak sewenang-wenang" terhadap pihak lain? Saya ingin sekali meludahi mulut busuk si "Siluman Rais", biar dia pernah merasakan apa itu yang disebut "manusiawi"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-27
Ketidakarifan pihak yang berkonflik ini, lanjut Ketua Umum PAN ini, terlihat dari berbagai data yang terungkap. Hampir semua data yang ada, selalu berbicara tentang kelompoknya sendiri. Sementara argumentasi kelompok lain sama sekali tidak diperhatikan.

JOSHUA:
Jika hanya mampu berbicara tentang "data berbeda" dan "data sepihak", tanpa mampu membuat analisa tentang tingkat kebenaran dan akurasi setiap data, buang saja "Prof. Dr."-nya ke kakus! Saya sendiri mampu melakukannya! Ambil contoh, "buku iblis" si "kopral dungu-racun kastor"! Orang bodohpun bisa mengorek dusta dari dalamnya! Lihat berita "Penembakan Jemaah Ied di pagi hari Lebaran, Selasa, 19 Januari 1999, di lapangan Merdeka Ambon! Apa susahnya membuktikan kebohongannya melalui "bukti korban yang tidak ada"? Tapi dasarnya "Profesoir Siluman, mana dia mampu melakukan yang baik dan benar???

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-27
''Tanpa maksud menyerang pihak lain, tetapi saya minta hal ini dipahami. Bayangkan kalau orang Islam di Indonesia ini berlaku seperti mereka, apakah masih ada tempat buat non-Muslim. Kalau orang Islam meladeni cara fikir mereka alangkah tidak ada masa depan bagi negeri kita ini,'' ujarnya.

JOSHUA:
Si "Siluman Rais" ini berpikir, bahwa dia bisa membodohi kita dengan teori silumannya! Muslim "meladeni cara pikir" siapa lagi, kalau maksud silumannya bukan "warga Kristen"! Cara pikir macam apa? "Bakar Mesjid sambil berteriak Haleluya", atau "bakar Gereja sambil memekik Allahuakbar"? Hei "Siluman Rais" turunan onta, sampai kiamatpun, Indonesia "harus" punya tempat bagi non-Muslim, karena negara ini bukan "pemberian Arab", nenek-moyangmu! Lebih besar "presentase" Darah dan Nyawa non-Muslim yang disumbangkan bagi negara ini, dari kalian yang hanya pandai menggunakan paham "idiotik mayoritas" untuk merusuhi negara atas nama Allah, sambil menuntut hak ke-onta-an kalian! Bantah soal "presentase" itu jika kalian mampu!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-27
Lambatnya penyelesaikan masalah Maluku ini, menurut Amien juga tidak lepas dari sikap pemerintah sendiri. Pemerintah yang seharusnya menjadi kekuatan utama penyelesaian konflik sejauh ini belum menunjukkan keseriusannya. ian

JOSHUA:
Saya tidak akan menyangkal bahwa "Pemerintah punya kendala yang sukar diatasi", sehubungan dengan masalah Maluku! Teta pi saya tahu pasti bahwa "kendala itu diciptakan oleh si "Siluman Rais", si "penjahad bencong-
Hamjah Haj", "Pengianat Sapta Marga, seperti Wiranto, Djadja Suparman dan Sudi Silalagi, serta si bodoh Kailolo, Suaidi Marasabessi, yang muncul di dalam "kebiadaban beriman dari laskar jahad" di Maluku!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Pemerintah Lamban Selesaikan Konflik Maluku

YOGYAKARTA--Ketua MPR Amien Rais merasa pesimis terhadap upaya penyelesaian di Maluku. Menurutnya, selain belum adanya sikap serius dari pemerintah, di antara yang berkonflik masih dikuasai egoisme yang tinggi.

JOSHUA:
Berhati-hatilah Megawati, sebab Si "Siluman Rais" sedang mele leh air liurnya sambil memandang penuh harap ke "kursi"-mu! Jika kamu tidak sadar, kamu akan menuai apa yang kamu taburkan ke atas Gus Dur dan komitmen Ciganjur! Waspadalah Megawati!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Amien melihat orang-orang di Jakarta, seolah tidak peduli dengan konflik yang sudah sedemikian berkepanjangan ini. Amien juga kembali menyesalkan sikap pemerintah saat kepemimpinan Abdurrahman Wahid, yang meminta konflik di Maluku diselesaikan sendiri oleh orang Maluku. "Ya, mungkin bisa selesai. Tetapi setelah semua masjid dan gereja di sana habis," tambahnya.

JOSHUA:
"
laskar biadab beriman" itu bukan orang Maluku! Dari mana si "Siluman Rais" ini tahu bahwa Gereja dan Mesjid akan habis jika kami, Basudara Pela-Gandong dibiarkan menyelesaikan soal Maluku "kami" sendiri? Sesudah menggunakian kata "mungkin", si Prof. Dr. siliman idiot ini menyusulinya dengan sebuah pernyataan yang berisi "kepastian"! Kuman penyakit penyebab wabah di Maluku, juga berasal dari "luar Maluku"! Bagaimana orang "luar Maluku" bisa mengobati Maluku? Apalagi "laskar biadab" yang berdakwah dengan M-16, memuji Allah dengan barang jarahan, dan mendirikan "poliklinik sarang penyamun"? Memang anak-anak asu kalian semua!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Ketidakseriusan pemerintah ini juga diakui Wakil Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Ditemui di tempat yang sama, Din yang juga sekretaris umum MUI ini, menilai pemerintah dalam masalah Maluku masih bersikap setengah hati. Pemerintah maupun aparat keamanan, dalam pandangan Din, juga tidak mampu bersikap adil dengan selalu menuduh umat Islam sebagai pemicu konflik. Bahkan Din menengarai adanya usaha aparat untuk semacam merekayasa konflik di Maluku. Din sendiri mengaku tidak tahu rekayasa ini untuk kepentingan apa.

JOSHUA:
Ini juga seorang "Prof. Dr. Siluman" yang menggunakan jubah Mejelis Ulama! Pemerintah dan aparat setengah hati, sebab kalian, para "penunggang agama" menganggap diri sebagai "mayori tas yang tidak boleh disentuh", apapun tindakan kalian! Walau membiadabi warga Maluku, baik Kristen maupun Islam, kalian selalu "memakaikan jubah Ulama kepada
laskar biadab" itu, hingga mereka tidak boleh disweeping oleh aparat keamanan! Oleh sebab akhlak haram kalian, keberadaab "laskar jarah" yang tidak sah di Maluku, kalian halalkan, dan malah elu-elukan! Bukankah kalian mendapat dukungan dari "para Jenderal hijau, penghianat Sapta Marga", sehingga nafsu jahad kalian bisa sampai ke Maluku, lewat "laskar jarah" kalian? Memang ada "rekayasa" oknum TNI di Maluku, tetapi kalian pura-pura tidak tahu, supaya para "tentara kotor" model Djadja Suparman jangan sampai terjepi batang lehernya! Kalau memang "tuduhan" itu tidak benar, bukankah kamu itu Prof. Dr. (siluman lagi), yang sebih dari bisa untuk membantahnya melalui bukti-bukti yang sah? Mengapa kalioan hanya berteriak-teriak model FPI, tanpa mengajukan buk ti kalian? Inilah akibatnya kalau "sekretaris badan pemeras Ayi nomoto, berlagak menjadi ahli"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-10-29
Yang terang, katanya, ada usaha melibatkan pihak asing dalam konflik di Maluku. Hal itu terlihat dari surat Uskup Ambon kepada Sekjen PBB yang jelas memanipulasi data. Dalam surat tersebut, kata Din, disebutkan bahwa konflik di Maluku disebabkan adanya diktator mayoritas agama.

JOSHUA:
Hei "sekretaris pemeras bersorban", jadilah moderen sedikit supaya sadar bahwa PBB itu bukan "pihak asing", tetapi "milik bersama", bangsa-bangsa di dunia! Kalian ini termasuk "bangsa" atau "bangsat"? Jangan hanya ketika PBB "menyuapi mulut umat kalian" baru kalian tunduk dan mengangguk-angguk seperti kambing tua yang lagi ngantuk! Jika datanya dimanipulasi, kalian bantah secara hukum! Bukankah sudah berulang kali saya tantang kalian untuk "SALING BERBUKA"? Tetapi seperti kambing, kalian lebih suka mengembik di belakang kandang ketika hujan gerimis! Apakah "penyusupan teroris internasional dari Afganistan, Malaysia, Moro dll.ke Maluku, adalah data yang dimanipulasikan"?

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: 2001-10-28
Amien: Konflik Maluku Perlu Disudahi

"Maluku merupakan cerminan Indonesia mini. Dulu orang jika ingin melihat interaksi antarumat beragama selalu melihat ke Maluku, indah sekali, sekarang rusak," ujar dia usai membuka Seminar Masa Depan Umat Islam di Maluku yang berlangsung kemarin di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta.

JOSHUA:
Maluku dahulu adalah cerminan Maluku sebenarnya! Maluku sekarang adalah cerminan Indonesia, yang dinistai oleh akhlak iblis para politisi rakus macam kalian! Politisi impoten yang cu ma bisa "meludah dan menjilat perempuan" sambil menunggangi agama! Indonesia yang sudah busuk oleh ulah para "jenderal laknat" dan "Ustadz serta Habib sesat", dan kalian "Majelis Urusan Ibli" yang cuma mampu "memeras atas nama Allah"! Jika Konslik Maluku hendak disudahi, maka "kalian yang harus disudahi terlebih dahulu", kotoran masyarakat yang berlagak na bi!

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: 2001-10-28
Dia mengatakan, persoalan di sana sangat kompleks, ketidakadilan terjadi hampir di semua bidang. Pemerintah masa lalu melakukan kesalahan dengan melalaikan pembangunan Indonesia bagian timur.

JOSHUA:
Maluku "TIDAK" menginginkan Pembangunan Haram kalian!!! Kenapa haram? Karena kalian akan berteriak untuk mendapatkan uang pembangunan 10 rupiah, tetapi 9 rupiahnya kalian makan sendiri di pusat! Kami bukan bangsa rakus uang dan harta, seperti kami dirakusi dan dirampok sejak 1950 hingga dengan "rampokan biadab beriman" sekarang ini! Konflik ini bukan karena Maluku tidak dibangun, tetapi karena "Maluku dirusakkan dan dijarah oleh keserakahan "Jakarta", dari dulu hingga se karang! Y ang dulu pakai nama "kabangsaan" ketika merampok Maluku, tetapi yang sekarang menggunakan nama Allah (Agama) untuk menzinahi Maluku dengan segala macam kotoran setan!

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: 2001-10-28
Bagi pihak-pihak yang bertikai, dia juga meminta bersikap adil. Keadilan merupakan kunci dari penyelesaian konflik Maluku. Mengomentari munculnya gerakan RMS, dia minta pemerintah bersikap tegas. Sebab, jika tidak, gerakan akan makin besar dan mempersulit pemerintah.

JOSHUA:
Orang seperti kamu, Dien Syamsuddin, dan "kelompok pemeras beriman"-mu MUI, hanya layak untuk menjadi "pispot" bagi dr. (Dr. red) Chris Soumokil dan "sol sepatu boot" bagi Prajurid RMS! Kalian cuma "bergantungpada di belakang onta", sambil mengharapkan jatuhan fulus dari "pintu belakangnya"! Kalau tidak jatuh, maka kasus Ayinomoto akan berulang, entah dengan ayat-ayat dakwahan peras made in sorga, model apa lagi! Bagaimana mungkin para pemeras ini bisa membuktikan secara ilmiah, "RMS yang makar, atau RI yang rampok"? Pemeras dan perampok kan bersaudara???

Salam Sejahtera!!!

JL.

Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2001  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to alifuru67@egroups.com