From: "Joshua Latupatti" joshualatu@hotmail.com
Date: Fri, 28 Sep 2001 11:43:12
 Subject: [alifuru67] KAPOLDA DUNGU DAN MEDIA PENGHASUT

KAPOLDA DUNGU DAN MEDIA PENGHASUT
---------------------------------

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,
Saya akan berkomentar lagi di seputar FKM dan RMS, sehubungan dengan "lagak kosong" dari
Kapolda Maluku, Brigjen Edi Darnadi! Seperti yang sudah diketahui, perjalanan karier Edi
Darnadi belakangan ini, sepertinya "sinkron" dengan "langkah laskar jahad" ke Maluku!
Pada mulanya, Edi Darnadi bertugas di Jawa Barat, di seputar daerah Bogor, yang dijadikan
ajang latihan kamuflase "laskar jahad"! Mereka sebenarnya "sudah terlatih" secara
militer, baik sebagai "lulusan sekolah teroris yang terkatit dengan Mujahidin dan
Taliban", dan karena terdiri dari "para desertir TNI/Polri"! Setelah itu, Edi Darnadi
dipindahkan ke Jawa Timur sebagai Wakapolda, dan menjadi "penyalur laskar jahad beserta,
persenjataan dan amunisi standar TNI/Polri ke Maluku, di dalam kerja sama terselubung
dengan Pangdam Brawijaya, "Sudi Silalahi"! Setelah "laskar jahad" (termasuk counterpart
teroris dari Afganistan, Malaysia, Moro, dll) bebas keluar-masuk Maluku, Edi Darnadi
"disusulkan ke Maluku", untuk melanggengkan proyek biadab "laskar jahad" di Maluku!

Seperti kita sudah tahu, sebentar lagi Edi Darnadi sudah harus lepas jabatan Kapolda
Maluku kepada penggantinya! Belakangan terlihat adanya suatu "kebiasan baru" dari Kapolda
Maluku, untuk "meninggalkan tanda mata bagi Maluku", berupa "masalah baru", yang kembali
memperkeruh dan merusuhkan suasana, sebelum mereka angkat kaki dari Maluku! "Masalah
baru" itulah yang akan saya bicarakan sekarang ini!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Polda Maluku: FKM Organisai Terlarang
Laporan: Sukirno
Ambon-RoL--Polda Maluku menetapkan organisasi Front Kedaulatan Maluku (FKM) sebagai
organisasi terlarang. Kapolda Brigjen Edi Darnadi meminta semua anggota FKM untuk
menghentikan segala bentuk aktifitasnya di Maluku. Menurut Kapolda, penegasan tersebut
dikeluarkan karena Pimpinan Eksekutif FKM, Alex Manuputty, saat ini telah menjadi
tersangka dalam kasus pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS), 25 April lalu.
"Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka Alex telah dianggap lengkap oleh Kejaksaan
Tinggi dan tinggal menunggu waktu sidangnya saja," kata Edi Darnadi kepada wartawan saat
menggelar konferensi pers di ruang kerjanya, Selasa (25/9) kemarin.

JOSHUA:
Sebenarnya, tidak ada alasan bagi Kapolda Maluku, Edi Darnadi, untuk memberikan
"penetapan dungu tentang FKM"! Polda Maluku beada di bawah koordinasi PDSD-Maluku, dan
ketetapan yang "sama" sudah dikeluarkan PDSD-Maluku! Alasan yang dikemukakan Edi Darnadi
untuk mengeluarkan "penegasan tumpang tindihnya", juga terkesan mencong! Seseorang yang
masih berstatus tersangka, belum bisa dikatakan "bersalah", sebelum sidang Pengadilan
memutuskannya! Lalu, apa alasan Kapolda bego ini untuk menunjukkan "lagak kosongnya" itu?
Untuk "menutupi tindakan brutal bodoh Polres Maluku Tengah, dan Yongab picisan Sipur dan
Yon-731, atas instruksi Polda Maluku (bersama PDSD-Maluku, terhadap "Tua-Tua Adat Maluku,
dan dua Wartawan, di Waisarisa"! Tujuan utama Darnadi adalah menciptakan kemelut baru,
dengan mencoba mementahkan masalah tentang FKM dan RMS, untuk melanggengkan "proyek bidab
laskar jahad" di Maluku, dengan mengalihkan perhatian umum dari "sorotan tajam" terhadap
terorisme internasional, belakangan ini! Rincian dari upaya Edi Darnadi ini akan
terungkap di dalam bahasan lanjut!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Sebelumnya pelarangan terhadap segala aktifitas FKM telah dikeluarkan oleh Penguasa
Darurat Sipil Daerah Maluku (PDSDM), Gubernur Saleh Latuconsina. Melalui Surat Keputusan
No. 09A/ PDSDM/ IV/2001, Gubernur melarang organisasi yang bernama FKM melakukan kegiatan
yang bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk pengibaran bendera
RMS. Hanya saja, larangan PDS Maluku itu tidak digubris oleh FKM. Pembangkangan terhadap
larangan PDS itu ditunjukkan FKM dengan melakukan upacara peringatan kemerdekaan RMS yang
diikuti dengan pengibaran bendera RMS pada tanggal 25 April 2001 lalu.

JOSHUA:
Pada hakekatnya, "larangan PDSD-Maluku" pada waktu itu ada dua, yaitu terhadap FKM dan
Radio SPMM! FKM ditangkap dan sempat menjadi "bulan-bulanan" permainan Firman Gani-
Bimantoro, tetapi SPMM tetap membangkang dan melanjutkan "siaran provokasi dan pemutar-
balikan kebenaran, dan hampir menjadi penyebab ditariknya YonGab (asli) dari Maluku
(peristiwa sweeping sarang penyamun yang dinamai poliklinik)! Ketidaktegasan PDSD-Maluku,
untuk menegakkan larangannya, sehingga masalah seputar FKM ini jadi berlarut-larut hingga
sekarang ini, disebabkan oleh "impotensi PDSD-Maluku" sendiri, terhadap "laskar jahad",
untuk mengenyahkan mansia-manusia pelayan iblis itu dari Maluku! Di akhir masa-baktinya
yang tidak membawa kebaikan apa-apa bagi Maluku, sesuai dengan "tekad" yang
dikumandangkannya ketika mulai menapak di Maluku, Edi Darnadi berusaha "menyorot FKM dan
RMS" sebagai "wujud nyata dari pelaksanaan tugas terselubungnya bagi "laskar jahad"!


SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
"Larangan kali ini juga merupakan penegasan kembali atas larangan dari PDS terhadap
keberadaan FKM. Dan kalau para anggota organisasi itu masih terus melakukan kegiatan di
Maluku maka akan ditindak. Karena FKM organisasi terlarang," tegas Kapolda Edi. Dia
menegaskan kalau bukti tentang keberadaan FKM sebagai organiasasi terlarang sudah jelas.
Mengibarkan bendera RMS dan mempunyai bendera sendiri itu membuktikankalau mereka
organisasi terlaran," tegasnya.

JOSHUA:
Lihat arugmentasi "konyol" dari seorang Kapolda yang notabene adalah seorang Perwira
Tinggi Polri! Bukti tentang keberadaan FKM sebagai organisasi terlarang, bukanlah "apa
yang dilakukan oleh FKM", tetapi "Surat Larangan PDSD-Maluku itu sendiri! Kalau tidak
"dungu", jadilah Edi Darnadi seorang "penipu"! Bukti tentang "kebiadaban laskar jahad"
sudah setinggi bubungan rumah, dan keterlibatan mereka dengan teroris Internasional,
sudah senyata batang hidungnya Edi Darnadi, tetapi gerombolan berbaju agama ini bukan
"organisasi terlarang", sebab Pemerintah Indonesia dan PDSD-Maluku lebih suka memelihara
iblis, daripada bertindak benar demi Tuhan, Agama dan sesama manusia, yang adalah rakyat
Indonesia sendiri!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Hanya saja, Edi Darnadi mengakui BAP Alex Manuputty yang telah diserahkan ke pihak
Kejaksaan itu hanya mengenai pasal tindak pidana melanggar keputusan PDS saja. Alex
Manuputty, lanjut Darnadi, hanya dikenai tuduhan melanggar pasal 46 UU No. 23 dan
Peraturan Pemerintah (PP) Tahun 1959 tentang Darurat Sipil, yakni tindak pidana melanggar
larangan PDSD Maluku dengan ancaman satu tahun saja.

JOSHUA:
Mengapa setelah berkoar-koar tentang "Penaikan Bendera RMS", Edi Darnadi hanya sampai
pada "tuduhan melanggar Larangan PDSD-Maluku"? Itupun baru berupa "tuduhan", yang masih
harus disidangkan untuk mendapatkan Keputusan Pengadilan! Itulah yang saya namakan "lagak
kosong" seorang Kapolda dungu!!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Ditanya mengapa pasal yang dikenakan terhadap dedengkot FKM itu bukan pasal makar
terhadap negara, Kapolda mengakui, pengibaran bendera RMS yang telah dilakukan Alex
Manuputty belum cukup dijadikan bukti, kalau yang bersangkutan telah melakukan tindakan
makar.

JOSHUA:
Ini yang menarik! Bendera RMS sudah berkibar di "tanah Pusaka Alif Ur", tetapi tidak bisa
disebut "makar"! Mengapa? Karena RMS memiliki segenap "kelayakan yuridis" sebagai "Negara
Merdeka dan Berdaulat! Yang melakukan "makar" adalah Soekarno dan RI! Surat "tantangan"
FKM kepada Pemerintah NKRI, MPR/DPR dan berbagai cecurut yang gemar menyebut kata
"makar", sampai sekarang "tidak berbalas"! Mengapa bisa jadi begitu? Karena di dalam
negara morat-marit ini, tidak ada seekor kecoakpun yang mampu mendebat FKM! Semua membisu
di dalam kemunafikan dan kepengecutan!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Kapolda juga membantah kalau pihak kepolisian sengaja mengarahkan kasus Alex Manuputty
kepada tindak pidana ringan (Tipiri). Untuk memperjelas penyataannya itu, Kapolda
memerintahkan anggota Ditserse Polda Maluku, AKBP Yan Hitalessy membacakan pasal 87 dan
106 KUHP tentang tindakan makar terhadap negara yang diancam seumur hidup atau sedikitnya
20 tahun penjara.

JOSHUA:
Dalam hal ini, Edi Darnadi berkata benar! NKRI jadi "ompong" jika berhadapan dengan
kebenaran tentang RMS! Kalau saya tidak salah, "Hitalesy" itu adalah "marga asli
Rumahtiga"! Hei nyong Yan, "Apakah menyelundupkan teroris internasional ke dalam
teritorial NKRI, untuk merusuh, menjarah, merampok itu termasuk tindakan merongrong
kedaulatan Negara dan bisa disebut "makar" atau tidak?" Mengapa kamu diam saja ketika
"kuburan nenek moyangmu dijarah" oleh "larkar biadab" itu? Daripada sibuk dengan FKM dan
RMS, tendang saja para "kambing kelaparan" itu dari Tanah Pusaka Leluhurmu!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
"Namun tidak menutup kemungkinan tersangka akan dikenai pasal makar itu. Karena, proses
peradialan ini hanya sebagai permulaan saja. Kami masih bedakan antara melanggar larangan
PDS dan tindakan makar. Kali ini baru tuduhan melanggar maklumat PDS, makarnya bisa saja
menyusul," tandas Darnadi.

JOSHUA:
Sudahlah Edi Darnadi! Jangan mengobral bualan kosongmu lagi! Istilah "makar" itu adalah
"momok besar" bagi NKRI, jika berbicara tentang RMS! Jika para "ahli hukum" saja sudah
menciut di hadapan FKM, apalagi kamu seorang Kapolda Dungu? Kamu hanya pandai untuk
menggunakan fasilitas negara dan menjual kedudukan, serta menghianati Sumpah Prajurid,
demi kesejahteraan-iblis di dalam ujud manusia yang mengaku 'paling beriman'-"laskar
jahad"!

SOURCE: REPUBLIKA ; DATE: 2001-09-25
Seperti diketahui,FKM adalah sebuah organisasi di Maluku yang memperjuangkan
dikembalikannya kemerdekaan RMS. Organisasi pimpinan ALex Manuputty itu mengklaim, RMS
telah merdeka di Maluku pada tanggal 25 April 1950 lalu. FKM juga menuding,
kemerdekaannya itu telah dianeksasi oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. jun

JOSHUA:
Dengarlah "republika idiot"! Perjuangan FKM adalah "mengembalikan Kedaulatan Rakyat
Maluku atas Maluku, supaya Maluku tidak ditindas dengan tipuan "makar", tidak dirampok
oleh keserakahan NKRI dengan alasan Kepentingan Nasional, dan supaya anak-anak Maluku
tidak dijadikan "pengungsi di dalam rumahnya sendiri! Hei idiot! Yang merampok RMS pada
tahun 1950, "bukan NKRI", tetapi "RI",sebagai "Negara Bagian dari RIS!

Bukankah kalian ini "asuhan ICMI"? Mengapa tidak mintakan Adi Sasono, si "Ketua Drop Out"
itu untuk menyusun Tim Pembela RI? Katanya kalian itu "lebih nasionalistis"!? Atau
mungkin karena ICMI itu adalah "Ikatan Cendawan Musiman Indonesia", yang melacurkan Islam
untuk meraih posisi, karena terlalu pengecut untuk bersaing secara fair? Karena cendekia
kalian sudah berjamur dan bercendawan oleh kebusukan akhlak kalian, maka "omongan
beberapa ekor kambing congek, kalian jadikan "seruan ilahi" untuk menipu, membodohi, dan
menghasut umat!!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Berantas Dahulu RMS, Baru Ambon Damai
Keputusan itulah yang selama ini ditunggu-tunggu. Selama ini, warga Ambon, terutama umat
Islam, merasakan kehadiran organisasi itu sebagai ganjalan bagi upaya perdamaian.
Sementara itu, aparat menunjukkan kesan enggan menindak mereka--kendati sejumlah fakta
jelas menunjukkan organisasi ini tak mengakui keutuhan RI.

JOSHUA:
Apa saya bilang? Inilah "tujuan utama" dari tindakan dungu si Edi Darnadi! "Putusan
idior" itu langsung ditelan mentah-mentah oleh beberapa kambing dungu yang segera
"membolak-balik kenyataan" untuk menyusui iblis dan memeram kebusukan mereka! Warga
Muslim asal Buton dibunuh dan digantung, karena berhubungan dengan warga Kristen! Malik
Selang, SH. dianiaya hampir mati, karena memelopori rekonsiliasi! Rumahnya Yusuf Ely
dibom, karena ikut gerakan "baku-bae"! Pasangan suami-isteri dan rumahnya dibom, karena
tidak setuju dengan kebiadaban "laskar jarah"! Lalu, damai kotoran onta apa yang ada di
balik jubah dan sorban munafik kalian? Apakah kamu mengakui "kedaulatan NKRI" dengan
menyusupkan teroris internasional dari Afganistan, dll, dengan menunggang agama???

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Tentu saja ini ganjalan besar bagi perdamaian di Maluku. Ini tecermin pada sebuah spanduk
besar di atas ruas Jalan Diponegoro, Ambon, tepatnya di perbatasan antara desa Batu Merah
dan Mardika, Kecamatan Sirimau. "Anda Memasuki Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. RMS Dilarang Lewat," demikian bunyi spanduk itu. Masyarakat Muslim Batu Merah
melarang pihak Kristen melewati jalan itu, karena menganggap mereka mendukung gerakan
separatis Republik Maluku Selatan (RMS) yang ingin memisahkan diri dari RI.

JOSHUA:
Dasar "pendusta idiot yang mengaku amat beriman dan pandai"! Hei penipu! Jalan Diponegoro
itu mulai dari Makodam Pattimura, sampai ke Tugu Trikora! Lain kali jika ingin bikin
spanduk, tulislah "Anda memasuki daerah jarahan laskar biadab! Yang tidak mau membiadab
dilarang masuk!" RMS itu bukan Taliban, dan NKRI bukan Afganisetan!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
RMS itu pulalah yang selama ini dianggap menjadi dalang kerusuhan di Ambon dan Maluku.
Sejak mula kerusuhan meletus, 19 Januari 1999, tanda-tanda adanya gerakan separatis itu
sudah terasa. Itu bisa dilihat dari yel-yel RMS seperti nunusaku dan menamoeria
diteriakkan pasukan penyerang umat Islam. Selain itu, bendera RMS tertancap di ujung kota
dan hutan di Pulau Ambon, Lease, dan Seram. Sejumlah dokumen RMS juga banyak ditemukan.

JOSHUA:
Sudah lihat akibat "kebodohan Kapolda" Edi Darnadi? Tanda-tanda kerusuhan dimulai dengan
"Peresmian Posko dan Tim Idul Fitri Berdarah", oleh MUI-Maluku, di Al Fatah, pada tanggal
6 Januari 1999"! Kerusuhan Maluku dimulai pada tanggal 19 Januari 1999, sekitar pukul
15.30 sore, dengan penyerangan dan pembakaran rumah-rumah warga Kristen di Mardika dan
Silale! Jika tidak percaya, tanyakan "Saleh Latuconsina"! Saya sudah berulang-kali
menantang dia, tetapi namanya juga sontong (cumi-cumi), mana dia berani berkata benar
atau membantah saya!?

Maluku pernah diramaikan oleh "isu-isu dokumen RMS" yang disponsori oleh "Suaidi
Marasabessy", tetapi kemudian hilang karena "K.A. Ralahalu menyita sekitar 50 lembar
bendera RMS dari Al Fatah", yang disiapkan untuk disusupkan ke wilayah-wilayah Kristen!
Tentu saja Al Fatah tahu persis komposisi dan warna Bendera RMS, karena "Abdullah
Solissa", Ketua Yayasan Al Fatah, adalah "bekas gembong RMS"-Sekretaris RMS!!! Setelah
"Penyitaan ratusan lembar Bendera RMS dari daerah Muslim-Galunggung", isu-isu tentang
RMS-Kristen praktis lenyap, hingga kedatangan "laskar biadab" yang mendakwah dengan
Mortir dan M-16!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Selain itu, ada pengakuan dari Presiden RMS FLJ Tutuhatunewa dari pemerintahan
pengasingannya di Belanda bahwa RMS berada di belakang peristiwa-peristiwa yang terjadi
di Maluku. Semua petunjuk tentang keberadaan gerakan separatis itu ditangkis dengan
sengit melalui komentar bahwa RMS telah mati.

JOSHUA:
Lihatlah "akhlak ular" dari manusia-manusia yang gemar bersorban ini! Saya sendiri
membaca pernyataan "FLJ Tutuhatunewa, berulang-ulang kali, dan pernyataan seperti "racun
ular" di atas tidak ada. Beliau malah menyatakan bahwa "RMS itu milik Salam-Sarani
Maluku". Tetapi mana pernah iblis-iblis berujud manusia ini mampu untuk jujur? Untuk
berdusta saja, mereka hanya mampu membuat kalimat-kalimat yang tidak karuan ujung-
pangkalnya seperti di atas!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Lalu Front Kedaulatan Maluku (FKM) muncul ke permukaan sebagai reinkarnasi RMS.
Organisasi ini memperingati kemerdekaan RMS dan mengibarkan bendera RMS, 25 April lalu.
"Bagaimana kami tidak marah, tidak ada warga Kristen yang memprotes RMS. Ini menunjukkan
mereka semua RMS," kata seorang aktivis sebuah ormas di Ambon, Salim Samsudin.

JOSHUA:
Apa memang benar bahwa manusia-manusia yang paling Islam", "berakhlak serendah ini?
Mereka hanyalah "penunggang dan penista Islam"! Anda buka saja file-file tulisan saya,
dan anda akan melihat "berbagai komentar warga Kristen Maluku yang menentang RMS"! Anda
bisa melihat berbagai komentar yang menentang RMS, dari anggota RPDD-Maluku, bekas
anggota MPR, Dosen UKIM dan Unpatti, yang "Kristen"! GPM malah tidak ketinggalan untuk
mengganjal RMS dengan "Pesan Tobat" nya! Hanya makhluk-makhluk binaan iblis yang bisa
memutar-balikkan kebenaran seperti ini! Mereka tidak perduli pada etika, tidak punya
malu, dan menunggang Islam, agar dusta mereka bisa merasuk ke dalam jiwa umat Islam yang
tidak tahu apa-apa!!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Pendapat senada dikemukakan Abdullah Latuapo, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Ambon. "Pertumpahan darah di Ambon yang terus berlarut-larut merupakan
aktualisasi dari rencana RMS yang dibangun selama 50 tahun terakhir oleh para pemimpin
dan kader RMS di dalam dan luar negeri," katanya.

JOSHUA:
Mengapa "mental busuk" seperti ini sering dipamerkan oleh beberapa Dosen STAIN-
Ambon(lihat dusta dan hasutan dosen STAIN lain tentang Poka-Rumahtiga)! Jika para
Dosennya sebusuk ini, bagaimana lagi mental mahasiwanya? Anjing saya juga tahu kalau
konflik berkepanjangan ini disebabkan oleh "laskar jarah", yg. "membiadab" di Maluku
dengan dalih melakukan "dakwah dan kegiatan sosial"! Apakah "Markas Brimob Tantui-Ambon"
itu, adalah "markas RMS" sehingga dihancurkan dan dijarah "laskar jahad"? GMKI tidak
pernah berbicara tentang RMS, baik secara resmi maupun tidak resmi, seperti "Seminar HMI-
Maluku", yang berisikan Makalah berjudul "Perjuangan belum selesai, sebelum Maluku di-
Islamkan"! Banjir BBM dan pendatang luar Maluku, yang membuat "Pertumbuhan Penduduk Ambon
menggila melebihi jumlah pertumbuhan semua kota-kota di Indonesia", adalah "fakta dari
siapa yang sedang mempersiapkan rencana jahad atas Maluku"!!!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Sesepuh Maluku, Abdullah Soulisa (81), juga melihat adanya kesamaan kerusuhan saat ini
dengan kondisi 50 tahun silam, ketika Dr Soumokil bersama sejumlah pasukan bekas KNIL
melakukan pemberontakan dari NKRI. "Saat itu, terjadi pembakaran kampung-kampung,
pembantaian, dan pengusiran. Korbannya sama, umat Islam," kata saksi sejarah yang kini
menjadi Ketua Yayasan Al Fatah, Ambon itu.

JOSHUA:
Hanya karena ingin "memeram kebusukan Al Fatah" di dalam merancang dan mengeksekusi
"Proyek Lebaran Berdarah", maka "bakas gembong RMS" seperti Abdullah Solisa menjual
jiwanya pada iblis! Jika RMS menghantam Muslim Maluku, mengapa desa Muslim Tulehu di
Ambon, menjadi salah satu "Basis RMS"?? Jika RMS memusuhi Muslim Maluku, mengapa "Duba
Latuconsina" dengan bangga menamai anaknya yang mantan Ketua DPRD-II Ambon, dengan nama
"RMS Latuconsina" (Pak Wan Latuconsina)? Jika benar bahwa oknum-oknum ini "berjuang di
jalan Allah demi kebenaran", mengapa mereka 'tidak berani' membuat semacam "Seminar Resmi
Tentang RMS, atas dukungan KBRI-di Den Haag? Karena mereka sebenarnya "alergi terhadap
kebenaran", sehingga hanya mampu mencicit di dalam parit gelap dan berbau busuk, untuk
menipu dan menghasut umat!

Abdullah Solisa sendiri sudah harus sadar, bahwa "sebelah kakinya sudah ada di dalam
liang kubur"! Jika benar RMS membantai Muslim Maluku, maka "tangan Abdullah Solisa juga
berlumuran darah Muslim Maluku"! Daripada memberati pocongmu dengan timbunan dusta-
khianat terhadap RMS, dan lebih banyak lagi darah dan nyawa warga Maluku, lebih baik kamu
tidak bicara, jika tidak lagi mampu untuk bicara benar, Dullah!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Setelah perang dan kerusuhan panjang yang menelan ribuan nyawa itu, warga Maluku mungkin
sudah terbiasa hidup dalam suasana tanpa harapan. Aksi bunuh, meratakan desa dan tempat
ibadah, menjadi peristiwa biasa. Padahal kuburan terus digali dan nisan-nisan baru terus
ditancapkan. Sebagai manusia, mereka tentu ingin hidup normal. Tapi bagaimana caranya,
itulah yang tak kunjung terjawab, karena akar persoalan tak pernah disentuh.

JOSHUA:
Kami, warga Salam-Sarani Maluku, yang terikat di dalam Persau daraan "Pela-Gandong",
bukan sudah biasa, tetapi sudah "lelah dan bosan" berperang dengan saudara kami sendiri,
selain sudah muntah-muntah karena melihat kekotoran "laskar jarah" dan "para penipu umat
Islam di sarang ular-Al Fatah"! Yang "pertama dan terbanyak" menjadi korban jarahan dan
bakaran adalah Gereja! Hal ini tidak terbantah, dan dapat dimaklumi, hanya dengan melihat
"seribuan Gereja-Gereja di Indonesia", yang dirusak dan dibakar! "laskar jarah" tidak
pernah membuat nisan, tetapi "Salome" (satu lobang rame-rame), yang digali dengan
traktor, lalu baik yang sudah mati, atau yang masih sekarat, "digancu dan dilempar ke
dalam Salome"! Jika "laskar jarah" pernah menggali nisan, maka yang digali adalah
"kuburan tua warga Kristen", untuk "dijarah"! Kalian benar bahwa "akar permasalahan belum
disentuh", sebab akar permasalahan itu adalah "Posko dan Tim Advokasi Lebaran Berdarah",
yang diresmikan MUI-Maluku pada tanggal 6 Januari 1999 di Al Fatah" dan "laskar haram
jadah"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-26
Karena RMS sudah terbukti berada di belakang semua aksi kekerasan itu, maka satu-satunya
solusi adalah memberantas kekuatan laten itu. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat
ditangkap dan diadili. "Dalang konflik Ambon dan Maluku itu sudah jelas. Sekarang tunggu
apalagi?" tegas Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Maluku, Abdul Karim
Rahayaan. sukirno

JOSHUA:
Inilah "Kei" yang ;paling dungu, busuk dan munafik, yang pernah saya kenal! Si Mulut
Kudis ini hanya bilang "sudah terbukti-sudah terbukti", padahal "Suaidi Marasabessy" saja
tidak becus membuktikannya, lalu menebar isu-isu dusta, sambil menjahit ratusan Bendera
RMS di Al Fatah dan Galunggung, untuk disusupkan ke daerah Kristen! Iblis berjubah ini
menunjuk FKM sebagai dalang kerusuhan Maluku, padahal FKM baru diresmikan pada bula
Desember 2000, sedangkan Putusan Pengadilan hanya akan berkisar pada "bersalah atau tidak
bersalah" terhadap PDSD-Maluku, dengan menaikkan Bendera RMS! FKM malah belum pernah
melayangkan nyawa seekor kambingpun!! Seisi dunia sudah tahu, bahwa "kekerasan sekarang
ini berkisar pada masalah terorisme internasional", dimana "laskar biadab" terlibat di
dalamnya! Jika warga Kristen Maluku adalah kader-kader RMS yang membenci NKRI, maka
Aparat TNI/Polri tak akan "lebih suka dijamu-makan pada warga Kristen" daripada di Al
Fatah, karena takut diracuni karena bersikap netral (kebia saan meracuni Aparat ini
kemudian hendak disangkutkan ke warga Kristen, melalui cerita dusta di RS-AU, Tawiri,
ingat?)!

Sebenarnya, "paling mudah" untuk mengenali dan membekuk para "perancang dan pelaksana
kerusuhan Maluku"! Orang orang menghubungkan Konflik Maluku dengan FKM/RM, adalah orang
yang dicari, yang sedang berusaha untuk melindungi kejahadannya dengan mengkambing-
hitamkan RMS! Mereka-mereka yang rajin menyuarakan "RMS-Kristen" itulah "penjahadnya"
yang asli, tetapi yang menggunakan "sorban dan jubah serta jenggot dua tiga helai", untuk
berlindung sambil menunggangi Islam!

Sekarang anda sudah melihat "tanda mata dari Kapolda Maluku yang akan enyah dari sini",
dan sudah memahami tujuan dari tindakan "kalpoda dungu", Edi Darnadi! Penegasan si Edi
Darnadi yang tumpang tindih dan ngawur, lalu disergap, diolah serta disebarkan oleh "duet
penghasut republika-laskar jarah", untuk menipu dan menghasut umat Islam, agar kebiadaban
si "larkar jahad" di Maluku, bisa dihalalkan, ditunjang dan dilanggengkan! Karena ingin
membiadab juga di Poso, maka "laskar biadab" lalu "mentransfer RMS ke Poso", melalui
"tesis idiot" si Ayip Syafrudin, bahwa warga Kristen Poso juga adalah bang sa Alif Ur
atau Alifuru"! Nanti Papua dan Manado juga sama, turunan Alifuru! Mereka ini adalah "ular
beludak yang berkulitkan jubah, bersisikkan sorban, dan berliur-bisakan dakwah", yang
harus dienyahkan dari bumi Pertiwi, sekali dan untuk selamanya, jika negara ini harus
maju!

Salam Sejahtera!
JL.

    Source: geocities.com/baguala67