Antara Peci dan Hati Nurani
oleh: Mitos B. Aryanto (aryanto@indo.net.id)


Peci atau kopiah, atau kupluk sebenarnya hanya merupakan bagian dari keseluruhan pakaian yang kita kenakan, tidak beda dengan blangkon, topi, atau sorban. Tapi rupanya peci ini punya keistimewaan atau arti tersendiri bagi sebagian orang, selain untuk melindungi kepala dan kerapian saat sholat.

Bagi sebagian kita, terutama yang telah berpredikat pejabat, menggunakan peci bila berdinas akan menambah nilai bagi penampilannya. Dari mulai menghadap atasan, entah itu dirjen, gubernur, atau presiden, hingga berkunjung ke pelosok negeri ini, peci selalu tidak pernah tertanggal dari tempat yang namanya kepala.

Oleh karena itu mereka sangat selektif dalam memilih merek dan modelnya, serta sangat memperhatikan perawatannya. Sehingga bukanlah hal yang tidak mungkin peci itu dijadikan alat bersikap, sarana tebar pesona, bahkan kelengkapan kampanye politik.

Dari semua itu tampak tersirat bahwa peci mempunyai kedudukan yang jauh lebih baik dari pada hati nurani. Banyak di antara ‘orang besar’ kita yang lebih mementingkan peci yang bersih dan mengkilap dari pada hati nurani yang bersih, yang tidak berisi sikap kebohongan, asal bapak senang, dan keutamaan kedudukan.


Kembali ke halaman utama

mitos, 17 Maret 1997